CHAPTER 2

359 20 1
                                    

SELAMAT MEMBACA


ELEANOR MAXWELL POV

"Menjadi budakmu?, tidak aku tidak mau" ujarku menggeleng cepat.

Menjadi budak dia?. Tidak itu tidak akan terjadi, aku masih punya harga diri, aku masih bisa membayarnya walaupun mencicilnya sedikit-sedikit.

"Lalu, apa kau bisa membayar uangku itu nona" ujar Sean menatapku dengan tersenyum miring.

Sialan, mengapa dia begitu tampan, aku akui dia memang tampan tapi aku tidak akan menjadi budaknya, aku tidak ingin menjatuhkan harga diriku dengan pria yang belum aku kenal baik.

Aku menatapnya dari atas sampai bawah lalu kembali menatap matanya yang bewarna biru. Dia seperti bukan orang biasa, dia terlihat seperti orang yang sangat berkuasa, aku bisa merasakan aura kekuasaan dalam dirinya, dan tadi kedua penjahat itu menunduk di hadapannya. Sebenarnya siapa dia?.

"Sudah puas menatapku nona" ujar Sean.

Aku tersadar dari lamunanku tentang pria dingin di hadapanku ini. Aku melihat dia menyeringai kecil, sialan aku tertangkap basah sedang menatapnya.

Aku merasa gugup untuk beberapa saat lalu kembali bersikap biasa saja.

"Jadi bagaimana, apa kau menerima tawaranku untuk menjadi budak" ujarnya dingin.

Apa pria ini tidak bisa tersenyum normal, atau dia sedang sakit gigi, kurasa seyum lebar saja dia tidak bisa, dasar pria dingin sok berkuasa. Walaupun dia memakasaku untuk menjadi budaknya, aku tidak akan mau.

"Aku tetap tidak mau, siapa kau? Berani menyuruhku" ujarku menatapnya tajam.

Sean mengangkat sebelah alisnya menatapku tidak percaya, ada apa?, apa ada yang salah?, aku mengatakan hal yang benar bukan, siapa dia berani menyuruhku.

"Lalu kau akan membayarnya dengan apa?" ujarnya dingin, lagi.

"Aku bisa, tapi aku harus mencicilnya" ujarku pelan.

"Kau akan mencicilnya?, itu bukan uang yang sedikit nona, kurasa sampai tahun depan pun kau takkan bisa melunasinya" ujarnya dan mengangkat sebelah alisnya dan menatapku meneyeringai jahat.

Dasar, dengan seperti itu saja dia sudah sangat tampan, perempuan yang memilikinya pasti sangat beruntung, tapi dia sangat sombong, aku tidak tertarik dengan pria seperti dia, dia seperti pria brengsek yang sesukanya melakukan sesuatu dengan uang. Aku tidak akan mau menerima tawarannya itu, aku bisa membayarnya, aku masih bisa berusaha.

"Aku bisa membayarnya, aku akan berusaha untuk bisa membayarnya tapi tidak dengan cara menjadi budakmu" ujarku tetap pada pendirianku.

"Kau benar-benar keras kepala. Ok tapi aku akan memberikanmu waktu selama sebulan untuk melunasinya, jika kau tidak melunasinya dalam sebulan ini, kau akan menjadi budakku" ujarnya menyeringai kecil.

"Apa!, sebulan itu terlalu cepat, bagaimana jika dua bulan" ujarku mencoba menawar.

"Jika kau menawar aku akan mengurangi waktunya" ujarnya datar.

"Ok satu bulan setengah" ujarku menawar lagi.

"Tiga minggu" ujarnya.

"Hah!, ok satu bulan seperempat bagaimana" ujarku menawar lagi.

"Dua minggu" ujarnya.

"Ok satu bulan" ujarku kesal dan mengalihkan tatapanku dari Sean.

"Good girl, ok mana ponselmu aku akan menyimpan nomormu" ujarnya.

Aku kembali menatapnya lalu menyerahkan ponselku padanya, dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya lalu mengetik nomorku disana. Setelah selasai dia mengembalikan ponselku dan menatapku datar, dasar pria tembok.

"Aku akan menghubungimu jika kau tidak datang untuk membayarnya, ini kartu namaku, disitu ada nomor ponselku dan nama perusahaanku, kau bisa datang kesana jika kau ingin membayarnya" ujarnya setelah menyerahkan kartu namanya padaku.

Aku memasukkan kartu namanya di saku celanaku dan menatapnya datar, apa cuma dia saja yang bisa seperti tembok, aku juga bisa.

"Ingat aku akan mengawasimu dengan mata-mataku" ujarnya kemudian berjalan memasuki mobilnya.

Mobilnya melaju di hadapanku tanpa merasa kasihan, apa dia tidak ingin menawarkan bantuan untukku ikut bersamanya, dasar, sudah sombong, sok berkuasa, egois lagi.

"Untung saja kau tampan, jika tidak aku sudah memukulmu tadi" ujarku kesal kemudian berjalan cepat untuk bisa sampai dirumah karena aku juga tak memakai alas kaki.







JANGAN LUPA VOMENT

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN

HE'S A JERK BUT I LOVE HIM (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang