CHAPTER 13

359 14 8
                                    

SELAMAT MEMBACA


ELEANOR MAXWELL POV

Aku melajukan motorku dengan kecepatan diatas rata-rata. Aku mulai menyalip motorku dengan motor lawanku yang juga mengikuti balapan. Aku harus menang dalam balapan ini agar aku bisa mendapatkan uangnnya dan membayar hutangku pada Sean, aku tidak ingin dia muncul dihadapanku lagi.

Aku menyalip beberapa motor dan garis finish sudah dekat, aku menaikkan kecepatan motorku dan astaga ada yang mendahuluiku, tidak aku tidak boleh kalah, aku menambah kecepatan motorku dan aku bisa mendahuluinya, dengan perasaan yang sangat semangat aku menatap garis finish dan ya aku berhasil memenangkan balapan ini. Akhirnya.

Aku memarkirkan motorku dipinggir dan membuka helmku, kulihat Nick dan Brad menghampiriku dengan setengah berlari sambil tersenyum lebar.

"Kau hebat Ele" ujar Brad memujiku.

"Terima kasih Brad" balasku sambil tersenyum.

"Hmm Ele dia berjalan kearahmu" ujar Nick.

"Siapa?" ujarku bingung.

"Yang mengadakan balapan ini" Balas Nick.

Aku pun menolehkan kepalaku kesamping dan menatap seorang pria yang masih memakai helmnya dan berjalan kearahku. Dia membuka helmnya dan menatapku dingin, ada apa dengannya?.

"Selamat kau memenangkan balapan ini, aku David dan ini hadia yang kau dapatkan" ujar David masih dengan tatapan dinginnya dan menyerahkan sebuah cek yang berisikan nominal uang yang dijanjikan siapa pun yang memenangkan balapan ini.

"Terima kasih David, aku Ele" ujarku ramah dan tersenyum simpul padanya.

Dia hanya menatapku datar dan berjalan meninggalkanku, Nick dan juga Brad.

"Ada apa dengannya?, Dia sangat datar seperti tembok" ujarku bingung.

Akhir-akhir ini memang aku sering menemukan pria yang semacam itu, datar, dingin, dan tidak pernah tersenyum. Apa sebagian besar penduduk pria dikota ini seperti dia, kalau iya pasti para wanita akan sengsara menikahi pria yang seperti itu. Aku harap tidak mendapatkan pria semacam itu.

"Kau kenapa Ele? mengapa kau melamun?" ujar Nick.

Aku menatapnya sebentar dan mengangkat bahuku singkat.

"Aku heran, mengapa aku selalu bertemu dengan pria seperti dia" ujarku.

"Pria seperti dia?" ujar Brad.

"Iya, hmmm ya sudahlah itu sangat tidak penting untuk dibicarakan, ayo pulang" ujarku.

"Kau mau pulang kemana?" ujar Nick.

"Aku mau pulang kemarkas saja, mungkin besok baru aku akan kembali kerumah" ujarku.

"Ok kalau begitu aku dan Brad mau kemobil, kau hati-hati dijalan" ujar Nick.

Aku mengangguk singkat dan kembali memakai helmku, Nick dan Brad berjalan meninggalkanku lalu aku kembali melajukan motorku dengan kecepatan rata-rata.

Ditengah perjalanan pulang kemarkas, ada sesuatu yang terlempar didepan motorku dan dengan cepat aku mengerem motorku dan menatap kantung plastik bewarna hitam yang terlempar tadi. Apa itu?

Karena penasaran, aku turun dari motorku tanpa membuka helm, aku berjalan kearah kantung plastik itu dan membungkuk sedikit agar bisa melihat isi dari kantung itu. Ketika membuka kantung itu ternyata hanya beberapa kertas yang telah sobek dan juga ada beberapa plastik, ternyata penduduk yang tinggal disekitar sini tidak bisa menjaga kebersihannya justru dia membuang sampah sembarangan seperti ini.

Aku mengambil kantung itu dan berbalik hendak menaiki kembali motorku tapi ada sebuah mobil dari kejauhan yang melaju sangat kencang, awalnya aku tidak memeperdulikannya dan kembali naik kemotorku tapi selang beberapa detik, kurasakan tubuhku terpental jauh bersama motorku yang juga terseret sangat jauh dariku, tubuhku membentur pohon besar dan aku sangat beruntung karena aku masih memakai helmku, aku merasakan tubuhku sangat remuk terutama bagian punggungku yang terbentur langsung dengan pohon.

Aku hendak berdiri kembali untuk mengambil motorku tapi ada dua orang pria yang menghampiriku dan membawa sesuatu seperti besi dan kayu panjang, apa yang ingin mereka lakukan?, aku juga tak bisa melihat wajahnya karena helm yang aku gunakan kacanya bewarna hitam ditambah orang itu juga memakai sesuatu untuk menutupi wajahnya.

"Kumohon tolong aku, tubuhku sangat sakit" ujarku tertahan dan bersandar pada pohon dibelakangku karena aku tidak bisa apa-apa sekarang, tubuhku rasanya sangat mati rasa.

Aku kembali berusaha untuk berdiri tapi kedua orang itu malah memukulku dengan kayu dan besi itu dengan sangat keras, aku dengan susah payah menghindari pukulan kedua pria itu tapi mereka malah makin menggebu-gebu dan terus memukulku.

Ada apa ini?  aku tidak bisa apa-apa sekarang, tubuhku sangat sakit akibat benturan tadi dan kepalaku rasanya sangat pusing. Kedua pria itu terus memukul tubuku dengan bertubi-tubi, apa yang mereka inginkan dariku?. Mengapa mereka menyiksaku seperti ini dan tidak menolongku?. Tuhan kumohon tolong aku, aku sudah tidak sanggup.

Selang beberapa detik aku tidak merasakan apa-apa lagi, semuanya jadi gelap, pukulan kedua pria itu sudah tidak terasa, mungkin aku sudah tiada.


SEAN RICHARDS POV

Aku terbangun dengan malas karena suara dering ponselku berbunyi dan itu sangat mengganggu, aku mengambil ponselku yang berada diatas nakas dan mengangkat telfonnya tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Sean kumohon kerumahku sekarang, aku butuh bantuanmu" ujar seseorang disebrang sana.

"Siapa kau?" balasku.

"Aku Julian, kumohon datang kerumahku" ujarnya terdengar sangat khawatir.

"Julian kau kenapa?" ujarku bingung.

"Nanti aku akan menjelaskannya yang penting sekarang kau harus kerumahku, ini sangat penting" ujarnya.

"Baiklah tunggu aku" balasku kemudian memutuskan sambungan telfonku dengan Julian.

Aku mengambil baju dan celanaku yang berserahkan dilantai kemudian memakainya dengan cepat, setelahnya, aku mengambil sebuah cek dari saku celanaku yang berisi nominal uang yang tidak aku tau berapa jumlahnya lalu menyimpannya diatas nakas, itu adalah bayaran untuk wanita yang tadi melayaniku.

Aku mengambil ponselku dan menyimpannya disaku celanaku kemudian berjalan tergesa keluar dari club malam ini. Aku berjalan kearah mobilku yang terparkir tidak jauh lalu menghampirinya. Aku masuk dan buru-buru aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedikit diatas rata-rata. Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak dan dipikiranku sekarang hanyalan Ele seorang, apa terjadi sesuatu padanya?, kuharap tidak terjadi apa-apa dengannya. Tapi mengapa aku jadi khawatir begini, ada apa denganku?, aku tak pernah sekhawatir ini pada seseorang. Kuharap tidak terjadi apa-apa.








JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA

MAKASIH UDAH MAU BACA CERITAKU :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HE'S A JERK BUT I LOVE HIM (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang