CHAPTER 7

242 8 0
                                    

SELAMAT MEMBACA


ELEANOR MAXWELL POV

Drttt... Drttt...

Drttt... Drrttt...

Aku mengerang kesal karena sedari tadi ponselku terus saja bergetar di atas nakas. Siapa yang menelpon sepagi ini.

Aku tidak menghiraukannya dan tetap tertidur.

Drrttt... Drtt...

Drrttt... Drtt...

Dasar ponsel sialan, oh tidak lebih tepatnya untuk orang yang menelfon pagi buta begini. Aku membuka mata kesal kemudian mengambil ponselku yang sedari tadi terus bergetar. Aku mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Heh! apa kau tidak mengerti aku sedang tidur dan kau menelfonku pagi buta begini" ujarku kesal.

"Ini sudah jam delapan pagi Ele" suara seorang pria yang mampu membuatku membulatkan mata.

"Mengapa kau menelfonku dan oh shit aku sudah sangat terlambat" ujarku kemudian memutuskan sambungan telfon dan melempar ponselku secara asal di atas tempat tidur.

Astaga mengapa Julian tidak membangunkanku, aku sudah sangat terlambat. Aku keluar dari kamar dan berlari ke kamar mandi yang berada di dekat dapur.

Setelah mandi dan hendak mengambil handukku tapi aku lupa membawa handuk tadi, astaga bagaimana ini.

"JULIAN!! TOLONG AMBILKAN HANDUKKU DI KAMAR!" teriakku kencang agar Julian mendengarnya.

Selang beberapa menit tidak ada suara, kurasa Julian tidak mendengarnya, apa aku coba teriak sekali lagi.

"JULIAN!! TOL- tok tok-" teriakanku terhenti ketika ada yang mengetuk pintu kamar mandi, pasti Julian.

Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengeluarkan sebagian tanganku untuk mengambil handuk yang dibawah oleh Julian, selang kemudian Julian memberikan handuk itu padaku. Aku pun kembali menutup pintu dan memakai handuk tersebut.

Aku baru sadar handuk yang aku pakai ini sangatlah pendek dan hanya menutupi daerah dada sampai setengah pahaku, hey ini kan bukan handukku ini kan handuk milik Julian, mengapa dia memberikan handuknya padaku. Tapi biarlah, aku sangat buru-buru sekarang, aku tidak ada waktu untuk berdebat dengannya.

Aku keluar dari kamar mandi dengan terburu-buru hinggak aku tak melihat jika ada seseorang di depan pintu dan aku manabraknya. Aku menatap orang itu, seorang pria dingin yang memakai pakaian formal sedang berdiri dihadapanku sambil tersenyum kecil. Astaga mengapa Sean bisa ada disini dan oh astaga, aku hanya memakai handuk dan handuk ini pun sangat pendek. Apa tadi Sean yang memberikan handuk ini padaku.

"A-apa yang kau lakukan disini" ujarku terlihat gugup dan melipat kedua tanganku di depan dada supaya bisa menahan agar handukku tidak terjatuh.

"Julian pergi bersama Hailey" ujarnya.

"Aku tidak bertanya tentang Julian, tapi mengapa kau bisa berada disini, dirumahku, apa yang kau lakukan disini" ujarku bertubi-tubi.

Dia hanya tersenyum kecil kemudian maju mendekatiku. Apa yang ingin dia lakukan.

Aku hanya menatapnya bingung dan berjalan mundur namun Sean terus maju mendekatiku. Punggungku sudah menyentuh dinding tapi Sean tetap mendekatiku, astaga aku harus pergi dari sini.

Ketika hendak berlari, sebuah tangan menggenggam lenganku dan menarikku hingga pungguku kembali menyentuh dinding yang terasa sangat dingin bisa kurasakan dipunggungku yang polos.

Satu tangan Sean menggenggam kedua tanganku dengan sangat erat dan satu tangannya lagi dia gunakan untuk menyentuh dinding di belakangku.

"Apa yang ingin kau lakukan" ujarku dan menatapnya tajam.

SEAN RICHARDS POV

"Apa yang ingin kau lakukan" ujar Ele dan menatapku tajam.

Aku menatap matanya yang bewarna hijau dan dapat memikat para kaum adam termasuk diriku, ditambah lagi dengan tubuhnya yang sempurna yang hanya di balut dengan handuk yang sangat pendek dan sangat pas hingga tubuhnya terlihat sangat terbuka. Aku membayangakan dirinya yang berada diranjang bersamaku dan mendesahkan namaku ketika kami bercinta, sialan memikirkannya saja sudah membuatku menegang.







TERIMA KASIH UDAH MAU BACA CERITAKU

JANGAN LUPA VOMENT

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN

HE'S A JERK BUT I LOVE HIM (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang