Part 1 - First meet

298 52 65
                                    

 "Tae, yang itu ditaruh disini saja!"

"Yehh bantuin ngangkat dong! Jangan nyuruh doang," keluhku sembari menatap sinis kepada lawan bicaraku.

"Hehe. Yaudah sini dah."

Aku dan anak ini mengangkat kardus berisi barang-barang rongsokan dan meletakannya ke atas rak.

"Aduh, melelahkan sekali! Pinggangku rasanya encok," tuturku jengkel sembari memegangi pinggangku yang malang.

"Sudah selesai, kan? Ayo, pulang," aku mengangguk.

"Eh eh! Mau kabur kalian?" ujar Donghae songsaenim yang tiba-tiba muncul di ambang pintu gudang.

Kami berdua bertatapan malas sebelum membalas perkataan songsaenim laknat ini.

"Kabur apaan, songsaenim? Enak saja! Ya, kita mau pulang lah! Sudah selesai, nih!"

"Tau! Ribet amat, sih, disuruh bersihin gudang segala!"

"Aigo, itu kan salah kalian sendiri! Siapa suruh datang terlambat di saat jam pelajaran saya?" balas Donghae songsaenim jengkel.

"Suka suka kite lah paansi."

"Au bocah ngapa ye."

"ASTAGA KALIAN INI! KIM TAEHYUNG, PARK BOGUM, KHUSUS UNTUK KALIAN BUAT MAKALAH BIOLOGI DUA PULUH LEMBAR BOLAK BALIK PAKE GAMBAR!"

"YAH TAPI—"

"Tidak ada tapi-tapian! Dikumpul besok saat pelajaran saya!" songsaenim sialan itu tampak berlalu. "Saya tidak akan ragu menambah hukuman dua kali lipat jika kalian tidak mengumpulkannya!"

"Aela lo sih Tae," Bogum menyenggol lenganku kasar

"Lah elo kan juga bambang," aku membalasnya kesal.

"Eh, ayo kita ke warnet sekarang! Wonwoo dan Mingyu sudah menunggu."

***

"Sesuai perjanjian awal, yang kalah patungan 100 won buat yang menang!"

Mereka pun merelakan uang mereka untuk diberikan kepadaku diiringi dengan wajah pasrah para lelaki malang ini. Aku tertawa puas sembari menerima uang dari mereka.

"Yah Tae, duit gue buat ongkos pulang," keluh Mingyu sembari memasang muka memelas.

"Salah sendiri kalah saat turnamen mobel lejen tadi!" cerocosku. Akhirnya ia memberikan 100 won berharganya ke tanganku. "Nah, gitu, dong!"

"Ah ga mut gue," sinis Mingyu.

"Sama, neh," sahut Bogum.

"Sudah, ah, yuk pulang, tinggalin Taehyung," tambah Wonwoo.

"YAK!" pekikku kesal sambil berlari ke arah mereka.

Kami berpisah di perempatan jalan Seoul yang sudah mulai sepi ini. Siapa lagi yang masih keluyuran di jam 11 malam ini selain anak-anak bandel seperti kita?

Langkahku diiringi oleh sinar bulan dan ocehan para jangkrik. Tiba-tiba sepatuku terasa basah. Wah, becek. Sepertinya hujan menerpa ibukota Korea Selatan ini cukup lama ketika kami berada di warnet tadi.

Ah, kubangan itu besar sekali! Sepertinya seru jika aku lompati.

SPLASH! Air dalam kubangan itu terlempar kemana-mana saat aku melompat ke dalamnya.

"YAK! Apa-apaan, sih, kayak anak kecil saja!"

Aku menoleh ke asal suara. Seorang yeoja yang tiba-tiba mengamuk kepadaku. Ah, ia memekai seragam yang sama denganku. Apa yang sedang murid Deongguk High School ini lakukan tengah malam begini?

"Apa urusanmu?" balasku sinis.

"Gara-gara kelakuan konyolmu bajuku jadi basah, pabbo!" teriaknya kesal.

Aku memutar bola mataku malas. Merepotkan saja.

"Nih, pakai jaketku agar tidak kedinginan," aku melempar jaket biru tuaku ke arahnya sembari berlalu. Aku tidak ingin berurusan lebih lama dengan yeoja rempong ini.

"What?! Aku malah diberikan jaket bau? Hih, menjijikan!"

Bodo, umpatku sembari berlalu tanpa menoleh kepada yeoja tidak tahu terimakasih itu.

-First Meet; selesai-

Pensi [kth x kjn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang