"Tae, selamat pagi!"
PLAK!
"WOY GAUSA MUKUL BISA GA."
"Santai, mas, santai," aku melempar death glare seraya memegangi kepalaku jengkel. Emangnye pala gue rebana?!
"Tae, nanti jam pelajaran kedua kita cabut ga, nih?"
"Au."
"Dih, najes dipukul doang baper!"
"Diem ga lu, yeti."
"Tae, tumben lo gapake jaket? Lagi dicuci ye abis dieeq-in Yeontan?"
"Ah, banyak nanya lo."
"Kim Taehyung, Park Bogum!" ah, suara menyebalkan yang langsung membuat mood kami berdua turun drastis. "Kumpulkan tugas biologi kemarin!"
"Wah, tugas yang mana yaa?" jawab Bogum asal dengan nada menyebalkan yang dibuat-buat.
"Makalah biologi sepuluh lembar! Ngomong-ngomong aku dengar-dengar kalian berdua dihukum sama Donghae songsaenim bikin dua puluh lembar, ya? Rontok-rontok, dah, tuh, tangan."
"Apa urusanmu? Sana, urusin saja dulu osismu sebelum mencampuri urusan kita," semprotku kepada Jeon Jungkook, sang ketua kelas sekaligus wakil ketua osis di sekolah sialan ini.
"Urusan kalian urusanku juga. Kajja, kumpulkan," ucapnya sembari mengulurkan telapak tangannya.
"LAH BOGUM SEJAK KAPAN KAU ORANG JADI RAJIN?!" teriakku seraya membelalakan mata ketika melihat Bogum mengumpulkan makalah biologi dua puluh lembar bolak-balik pake gambar.
"Kata eomma, aku harus lebih rajin. Sudah kelas sebelas soalnya, tidak boleh santai-santai lagi," jelas Bogum pasrah. "Padahal seharusnya suka-suka kita orang, kan! Aku juga tidak niat masuk universitas, untuk apa belajar rajin-rajin."
Aku menganggukan kepalaku semangat mengiyakan keluhan Bogum. Benar sekali, untuk apa orangtua ikut campur dalam kehidupan kita dan mengatur semau mereka? Anak belum tentu suka diperlakukan layaknya babu seperti itu!
"Aku sangat setuju denganmu, wahai eomma-nya Bogum. Kalian harus belajar lebih rajin lagi. Jangan nongkrong di warnet dan cabut saat pelajaran melulu. Ingat kalian sudah kelas sebelas, tahu! Tahun depan kalian akan menjadi panutan bagi para adik kelas. Memalukan sekali masih sering dihukum."
Kami berdua menatap sang ketua kelas itu malas dengan tatapan bisa-gausa-ngatur- idup-kite-ga-mba.
"Bogum saja sudah berubah, kau kapan, Tae?" aku mengalihkan pandanganku dari wajah menyebalkan seorang Jeon Jungkook. Cepatlah, enyahlah dari pandanganku sekarang juga.
"Ngomong-ngomong—"
"Ga."
"KIM TAEHYUNG GUE BLOM KELAR NGOMONG."
"Bodo unch."
"Maapin ae lah ye kuk, orang macam ni," ujar Bogum sebelum mendapat hadiah berupa jitakan dariku.
"Ngomong-ngomong nanti sepulang sekolah kalian ada waktu tidak?"
"Ga ga sori. Kita, kan, mau ngewarnet, ya, kan, Bogum?" balasku sembari merangkul Bogum.
"Ngewarnet atau malah disuruh berisihin loteng sama Donghae songsaenim dikarenakan kamu tidak mengumpulkan tugas biologinya?" semprot Jungkook dengan senyum meledek. Aku membuang muka.
"Memang ngapain sepulang sekolah?" aku mencubit paha seorang Park Bogum yang meladeni permintaan ketua kelas laknat itu. Bogum meringis kesakitan sembari melempar death glare-nya padaku.
"Ada wawancara untuk pemilihan panitia pensi. Kemarin yang ikut wawancara sangat sedikit, tidak seperti yang kami harapkan, jadi kami mengadakan gelombang kedua. Kalian harus ikut, ya!"
"Anjer sape lo nyuruh-nyuruh, dikata kite gabisa," sahutku sinis. "Lagipula pensi apaan, sih?"
Jungkook dan Bogum bertatapan, lalu tertawa keras. Aku hanya menatap mereka dengan tatapan bingung.
"BUSET DAH TAE LO DAH SEKOLAH DISINI DUA TAON DAN LO GATAO PENSI?"
"MALU-MALUIN IH LO TAE DEPAN WAKIL KETUA OSIS."
"Kalau kalian memang tahu cepat jelaskan!" pekikku kesal setelah melihat respon menyebalkan dari mereka.
"Pensi tuh pentas seni, Taehyung pinter. Disajikan dengan beberapa penampilan dari berbagai murid sekolah ini, maupun dari sekolah lain, dengan bintang tamu spesial berupa artis atau band. Biasanya diselenggarakan tiap akhir tahun. Pensi kali ini osis angkatan kita yang megang, tapi karena kita tidak terlalu banyak dan dirasa kurang bisa nge-handle acara sebesar itu dengan orang yang segini-segini saja, ya kita adain seleksi untuk yang mau jadi panitia pensi dan ikut berpatisipasi dalam acara ini. Hanya dibuka untuk anak kelas sebelas, soalnya anak kelas sepuluh masih awam soal organisasi, kalau kelas dua belas sudah tidak boleh ada kegiatan, harus fokus ujian," jelas Jungkook panjang lebar kali tinggi. "Memang tahun lalu kamu tidak menonton pensi, Tae?"
"Cih, untuk apa. Lebih baik aku menamatkan game di rumah," balasku tidak peduli.
"Kemarin yang berminat jadi panitia masih belum bisa dibilang banyak. Jadi aku mohon sama kalian berdua untuk ikut wawancara sepulang sekolah nanti, ya! Siapa tahu keterima jadi panitia, hehe. Ini, kan, pensi angkatan kalian juga, setidaknya ikut berpatisipasi, dong!" tutur Jungkook sembari memasang muka memohon. Hih, memangnya aku bisa terpancing dengan wajah bodohmu itu?
"Tidak, tidak, dan tidak. Lebih baik bermain game, ya, kan, Bogum?" sepertinya ia mulai risih dengan sikapku yang keras kepala ini.
Manusia menyebalkan ini tampak berpikir sebelum tiba-tiba berkata, "Bagaimana kalau kita buat perjanjian?"
Wah, masih belum menyerah, Yang Mulia? Sikap pantang menyerah orang ini sangat pantas untuk dicontoh.
"Kemarin malam eomma baru saja membelikan video game keluaran terbaru untuk ulang tahun adikku. Namanye apaan ye? SPBU? SPBU dah kalo ga salah."
"Njer PUBG kali maksud lo. Jauh banget mas, malah nyebut pom bensin," sindir Bogum diselingi tawa meledek dariku. Manusia ini mendengus kesal.
"Iye iye dah apalah itu namanye serah lo! Aku bakal meminjamkan video game itu kepada kalian jika kalian mau ikut wawancara sepulang sekolah nanti."
Hah, penawaran yang payah. "Jeon Jungkook, yang malang, maaf, ya, aku sudah punya! Lengkap noh dipajang di rumah empat versi! Empat-empatnya! Puas? Masih belum menyerah?" tuturku seraya tersenyum sinis.
"Pasti akan lebih memuaskan jika kau pernah memainkan versi yang kelima," kalimat yang baru saja dilontarkannya itu membuatku skakmat. Serius ni manusia punya versi keluaran terbarunya itu?! Versi yang kelima?! Gausa ditanya, ya gue maulah bambang.
"WOI PINJEMIN KE GUE TU PIDIO GAME, PINJEMIN GA LO."
"Wah, garang amat mas. Balik ke perjanjian tadi, kau harus ikut wawancara pemilihan panitia pensi dulu," air mukanya tampak puas dengan responku. Bodo amatlah, yang penting gue bisa mainin tu versi yang terbaru!
"IYE IYE GUE BAKAL LAKUIN APE AJE KE LO DEMI TU GAME DAH AELA."
-Wawancara? ; selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
Pensi [kth x kjn]
Fanfiction"Lagipula pensi apaan, sih?"- Kim Taehyung Siapa sangka anak bandel seperti Kim Taehyung terpilih menjadi panitia acara seribet pensi di sekolahnya? Apakah benar anak tengil yang sering cabut pelajaran dan nongkrong di warnet bisa membantu merancan...