Part 5 - Fault

92 22 8
                                    

"Yakin ga lolos? Sudah dipajang, tuh, hasil seleksinya di papan pengumuman, lebih baik dilihat dulu," sahutnya sambil memamerkan senyum menyebalkannya.

Aku langsung berlari keluar kelas, menuju papan pengumuman untuk melihat pengumuman tidak penting itu. Yekali gue diterima padahal kemaren pas wawancara keknya gue jawabnye asal-asalan ampe muka Jungkuk pucet ngedenger jawaban ngaco gue dari beberapa pertanyaan yang dilontarkannye mengenai pensi?!

Ah, ramai sekali! Bagaimana aku bisa melihat namaku di tengah kerumunan anak-anak ini.

"Mina, apa namamu terpampang disana?"

"Tidak. Padahal aku ingin sekali berpatisipasi di pensi kali ini!"

"Mina, Tzuyu! Apakah kalian melihat namaku disana? Aku tidak bisa melihatnya, ramai sekali," tanyaku kepada dua yeoja yang tengah berbincang ini.

"Chukkae, Tae, aku melihat namamu! Wah, aku tidak menyangka anak bandel seperti kamu lolos seleksi jadi panitia pensi, sedangkan aku tidak! Kalah telak dah gue."

What the?

***

"Kim Taehyung! Mau kabur kemana?"

Aku menoleh ke arah waketos itu dengan wajah memelas.

"Kamu lolos seleksi, kan? Jangan pulang dulu, ada rapat untuk para panitia pensi," lanjutnya sembari menarik lenganku.

"Bogum, tolongin hamba!" rengekku pada Bogum yang tampak berjalan semakin menjauh.

"Yaude elah, iku rapat ae dulu! Gue tungguin, kok, di warnet!" balasnya dari kejauhan. Aku hanya bisa menghela napas pasrah.

Aku melepas cengkaraman Jungkook, "Heh, kok, curang! Bogum, Mingyu, dan Wonwoo tidak terpilih! Mengapa aku sendiri yang terpilih, padahal sepertinya jawaban kita saat wawancara tidak jauh gesreknya?!" protesku jengkel.

Manusia laknat itu mengangkat bahunya, "Mana kutahu, bukan aku yang menyeleksinya. Kemarin aku ada urusan yang mengharuskan aku pulang lebih cepat, sehingga aku tidak bisa ikut menyeleksi para murid seusai wawancara," ia menarikku ke dalam ruang osis menyebalkan itu.

"Sori telat! Ada yang mau kabur, nih, soalnya!" ujar Jungkook kepada para pengurus osis sembari menarikku masuk ke dalam ruangan yang sudah ramai dengan murid-murid kelas sebelas yang lolos seleksi.

"Widi, masi gapercaya gue ni manusia kok bisa kepilih jadi panitia di antara para anak-anak disiplin lainnya!" ejek Vernon.

"Mencolok banget, ada satu anak bandel di antara anak-anak disiplin yang lolos seleksi!" tambah Lisa.

"EHLOH, KOK LU MASUK-MASUK KESINI? APA URUSAN LO KELUAR GA!" aku menatap tajam ke arah seorang ketos yang sepertinya baru menyadari keberadaanku disini.

"Siapa juga yang mau masuk ke ruangan menyebalkan ini? Bingung hayati siapa yang lolosin gue pas seleksi," balasku jengkel.

"Jennie, Yeri, Jihoon, kemarin, kan, kalian bertiga yang menyeleksi para murid usai wawancara?" ujar Jungkook dengan wajah bingung.

"Tapi aku tidak ingat telah meloloskan anak tengil itu sebagai panitia! Aku juga punya otak! Bisa ancur, dah, pensi tahun ini! Gimana, dong!" ejek yeoja menyebalkan itu. Rasanya aku ingin memukulnya sekarang juga.

"Kalau aku hanya mencatat nama murid yang lolos yang disebutkan Jennie! Aku benar-benar mencatatnya dengan teliti, suer dah!" tambah Yeri dengan raut wajah yakin. "Jihoon, kemarin, kan, aku kasih catatannya ke kamu untuk diketik! Apa kau salah memasukan nama?"

"Tentu saja tidak! Aku mengetiknya dengan teliti juga kemarin! Sebentar, biar aku lihat daftar yang lolos di kertas yang aku print kemarin," Jihoon tampak mengeluarkan secarik kertas dari map-nya lalu meneliti tiap nama lekat-lekat.

"Mi.. mianhae," ia menatap sang ketos dengan wajah ketakutan. "Aku salah menyalin catatan yang diberikan Yeri ke laptop.. harusnya disini terpampang nama Kim Jaehyun.. bukan Kim Taehyung.. namanya mirip, sih, hehe.."

Hening.

-Fault; selesai-

Pensi [kth x kjn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang