Sesaat

123 23 6
                                    

Pernah bahagia.

Itu adalah salah satu rasa yang dirasakan Sungwoon saat jatuh cinta dengan mantan kekasihnya, Kang Daniel. Rasanya seperti terbang ke langit ke tujuh dan letupan rasa debar di dada yang tidak kunjung berhenti. Waktu bersamanya begitu indah dan menyenangkan.

Pertemuan pun terasa begitu cepat dan tanpa disadari cinta itu datang membalut mereka. Saat itu, Sungwoon hanya seorang yang mengejar mimpinya menjadi seorang dancer. Datang ke kota ini dan bergabung dengan studio dance setempat dengan modal kegigihannya. Pelatih menyukai semangat Sungwoon dan gerakan dance Sungwoon yang tajam tapi juga ada kelembutan yang disampaikan.

Tapi tidak mudah untuknya beradaptasi dengan sekitarnya yang serba baru, tempat tinggal tidaklah murah, membayar studio dance setiap bulan dan juga pengeluaran setiap harinya. Untuk mimpinya menjadi seorang dancer profesional, Sungwoon harus membiayai dirinya sendiri tanpa bantuan secara finansial dari orang tuanya. Hal itu tidak mematahkan semangatnya karena ini adalah mimpinya, berat tapi harus dijalani. Pagi hingga siang bekerja di mana pun yang mau menerima Sungwoon, pelayan restaurant, pekerja sambilan di mini market, ataupun pencuci piring di hotel berbintang. Malamnya, Sungwoon kembali ke studio untuk melakukan rutinitas dance.

Semua berjalan tidak ada masalah untuk Sungwoon tapi hanya satu yang menjadi masalahnya, kamar sewaannya tidak layak pakai. Sudah 2 minggu Sungwoon bertahan tapi tetap saja tidak tahan. Kamarnya berada di basement dan pipa saluran airnya bocor ke dalam kamarnya, meski sudah diprotes pun pemilik kamar tidak mengindahkannya. Sungwoon sudah mencari dan melihat kamar yang disewakan melalui agen tapi semuanya terlalu mahal untuk Sungwoon sewa, terutama untuk deposito awalnya. Sampai akhirnya pelatihnya mengatakan bahwa ada satu anak di studio ini sedang mencari teman seapartemen.

Pelatih studio memperkenalkannya kepada Daniel, salah seorang dancer senior di studio ini, yang sedang mencari teman seapartemen karena temannya harus pergi ke Seoul untuk bekerja. Satu tempat kamar di apartemennya kosong dan segera membutuhkan pengisi yang baru karena Daniel tidak mampu jika harus membayar sewanya sendirian. Sungwoon langsung mengiyakan untuk mensurvei apartemen dan berkenalan langsung dengan Daniel.

Perjumpaan pertama dimulai saat Sungwoon berkunjung ke apartemen Daniel dan Sungwoon merasa nyaman dengan apartemen yang tidak terlalu besar tapi nyaman itu. Daniel pun menyambutnya dan segera membantunya untuk pindah. Bersama dalam satu apartemen dan akhirnya jadwal mereka pun bersama saat di studio. Saling bercanda dan tidak lupa bertengkar. Sungwoon yang terlalu ketat dengan peraturan atau Daniel yang terlalu bebas sesuka hati. Namun semua itu hanya membuat mereka semakin dekat dan mengerti satu sama lain. Daniel yang kekanak-kanakan dan Sungwoon yang dewasa, bertolak belakang tapi saling mengisi.

Malam itu adalah malam seperti biasanya. Mereka di ruang tamu apartemen mereka, duduk di sofa sambil menonton TV, dan mengobrol santai soal hidup mereka. Daniel dengan kucing-kucing kesayangannya, Sungwoon dengan ladang di kampung halamannya, atau rencana yang mereka akan lakukan di weekend ini.

"Bagaimana kalau kita mencoba cafe baru di Honghae yang aku ceritakan kemaren?" Sungwoon yang duduk di sofa bertanya sambil melihat Daniel yang duduk di lantai. Daniel menoleh ke arah Sungwoon dan tersenyum.

"Boleh saja." Daniel menyetujuinya sambil meminum bir kalengnya.

"Hei, kenapa kamu terlihat tidak senang?" Sungwoon menaruh kaleng birnya ke meja dan duduk di samping Daniel.

"Tidak kok, tidak apa-apa." Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kamu menyembunyikan sesuatu dariku, ya." Sungwoon tidak terima dengan pernyataan Daniel dan mendekatkan kepalanya ke arah Daniel. Ia mencium hal yang tidak beres dari Daniel.

Kamu & DiaWhere stories live. Discover now