Sebuah rangkaian aksara dari sebuah hati yang terluka. Mencoba melupakan namun sulit untuk merelakan. Perjalanan dari sebuah luka untuk mengenal bahagia.
"Kau mengajakku bahagia bersamamu namun mengapa akhirnya kau ukir hatiku dengan luka penuh lara."
Hari-hariku terasa penuh warna sebelumnya, bersamamu aku lupa bagaimana cara untuk berhenti tersenyum senang bahagia. Aku masih ingat, bagaimana caramu mengajak diriku untuk berkenalan di cafe itu, memang benar kata orang tak ada yang lebih nikmat dari mengingat semua ingatan tentang masa lalu, masa dimana aku merasa sempurna denganmu. Setiap hariku, selalu saja memikirkan dirimu, dan aku juga selalu berharap kau pun begitu, memikirkan aku. Kau jatuhkan hatiku padamu, dan aku tak gampang melupakan itu. Jika aku dapat mengendalikan waktu, aku ingin kita berdua bersatu, membeku di suatu kesatuan waktu.
"Apakah aku salah jika mencintaimu terlalu dalam?"
Hatiku memang berbeda dengan hati wanita pada umumnya, hatiku tak mudah dirayu dengan ribuan kata-kata manis yang dilontarkan para pria, namun kau berbeda, setiap kata yang kau ucapkan kepadaku membuat duniaku terasa lebih berwarna dari pada sebelumnya, aku tak tahu mengapa. Entah dari kapan, aku mencintaimu terlalu dalam, hingga saat kau menghilang, aku merindukanmu seperti orang yang telah ribuan tahun mendekam di penjara suram. Bagaimana aku bisa berhenti mencintaimu, jikalau mendengar namamu saja membuatku tersenyum tanpa alasan. Benar kata semua teman dekatku, aku mencintaimu terlalu dalam, sangat dalam, hingga aku lupa untuk kembali ke permukaan.
"Kau peluk aku sangat erat, agar pisaumu bisa sangat dalam menusuk hatiku"
Kau tahu bahwa akulah orang yang mencintaimu lebih dari apapun, dan kau juga berkata kau melakukan hal yang sama kepadaku. Tapi mengapa hanya aku yang merasa hubungan ini diperjuangkan oleh satu orang saja. Aku ini wanita, aku tak butuh banyak hal, aku hanya butuh perhatian, namun hal seperti itu saja kau abaikan. Aku tak berkaca pada hubungan orang lain, walaupun aku bisa, karna aku percaya, dunia mereka dan dunia kita berbeda, aku selalu beranggapan bahwa, aku dan kamu, adalah tokoh utama di dunia cinta kita, namun kau perlakukan aku seperti penumpang kapal gelap yang terombang-ambing di lautan, entah kemana tanpa tujuan. Bawa aku kembali ke titik nol saat kita memulai semuanya, disaat kita saling rangkul-merangkul satu sama lain, tolong bawa aku.
"Aku hanya merindukan hari dimana kita saling merindukan satu sama lain"
Aku terjebak di situasi yang tak pernah kuinginkan,yaitu situasi dimana aku menunggu kabar darimu, seharian, hingga aku tertidur dipertengahan malam. Aku ingin sekali kau ada disini dihadapanku, karna aku benar-benar rindu, seakan kita tak bertemu sewindu. Tidak banyak kata yang terngiang-ngiang dipikiranku selain, aku rindu kamu. Apakah kau rindukan aku? , adakah aku dipikiranmu?, mengapa rasanya susah sekali untuk sekadar menyapaku via telepon. Aku selalu percaya, bahwa rinduku ini tidak hanya berjalan satu arah. Aku selalu percaya, bahwa rinduku ini pasti dibalas olehmu. Aku selalu percaya, bahwa aku merindukan orang yang tepat, namun ternyata tidak.
"Aku juga lelah memaafkan dirimu yang selalu begitu, dan aku perlahan mulai tak mampu"
Kau datang kepadaku, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, membantah semua perkataan teman-temanku tentangmu. Kau berbicara dengan keras, aku bahkan takut untuk sekadar ,mendengar, namun mengapa aku selalu mengalah, walaupun aku tahu kau akan meminta maaf kepadaku lagi dan lagi. Kau selalu begitu, selalu berkata, "Percayalah padaku, aku padamu", namun asal kau tahu, kepercayaanku mulai berkurang kepadamu. Aku selalu bingung, sebenarnya aku ini milik siapa, apakah aku ini hanya bunga yang mekar tanpa diurus, atau aku hanya sekadar bunga pajangan? . Tolong hargai aku, bukannya kau dulu berkata, di dunia ini, hanya aku yang kau lihat, hanya aku yang kau suka, jadi tolong buktikan sekarang juga.
"Aku dan kau tidak sempurna, tapi bagiku hubungan ini lebih dari berharga"
Kadang aku berpikir, mengapa aku bertahan, mengapa aku bertahan setelah kau beri aku dengan semua luka yang mungkin mengerikan, ternyata "cinta" lah alasan dibalik itu semua. Cerita cinta aku dan kamu itu harusnya sangat menyenangkan jika tidak ditumpahi oleh semua kesalahanmu, bukannya aku selalu menyalahkanmu, tapi kenyataannya memang begitu. Aku bagai rumah yang selalu terbuka untukmu, tapi kau bahkan tidak pernah berniat untuk sekadar singgah. Aku membangun semua diriku, berpenampilan semenarik mungkin untukmu, hanya untukmu, tapi aku bagai ratu yang tidak mempunyai mahkota. Aku selalu berdoa, agar kita berdua sehat selalu, agar dapat bertemu hingga mata kita tidak mampu untuk melihat dan menciptakan temu, namun kau tak pernah hargai itu.
"Aku terkejut, setelah semuanya, kau hancurkan parah diriku"
Kita tersenyum berdua, saling sapa, mata kita terus-menerus berdansa mesra. Akhirnya rindu ini dapat juga bertemu, aku tak ingin waktu ini cepat terlalu. Rasanya tak bosan-bosan aku tersenyum bersamamu, kuingin cafe ini tak pernah tutup. Disaat senda-gurau, kau tatap aku, tatapan matamu sangat dalam, aku takut ini tak berakhir baik. Dan ternyata benar, kau hancurkan semua yang sudah kita bangun, kau hancurkan semua perasaan yang sudah lama aku jaga, kau hancurkan hatiku, benar-benar hancur. Aku tidak bisa berkata-kata, rasanya tak ada yang bisa bibirku ucapkan, kali ini aku benar-benar lari. Aku pulang, meninggalkanmu yang sudah menyakitiku. Dijalan, aku tak bisa menahan air mata, wajahmu menari dengan mengerikan disetiap nalarku, aku benci kamu, sungguh. Apakah patah hati semenyakitkan ini, aku menyesal jatuh cinta jika akhirnya seperti ini. Mulai hari ini, aku akan menghadapi hari-hari patah hati, dan juga aku akan menghadapi hari setelah kau pergi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagian 1. Putus adalah keputusanmu Selesai Terima kasih sudah membaca, jika terdapat kesalahan kata dan huruf harap tinggalkan komentar, sekali lagi Terima Kasih.
