3. Aku berusaha bangkit, namun terjatuh lagi

76 4 2
                                    

"Cahaya darimu tidak terlihat lagi, jadi mulai sekarang aku akan bersinar, tanpamu"


Apa yang telah terjadi biarlah terjadi, aku akan kembali berdiri, karna diriku itu berarti. Aku akan mencoba lebih dewasa, terima kasih kemarin hadir didalam hidupku, dirimu akan menjadi pelajaran bagiku. Aku akan mengingatmu, namun aku akan tetap mencoba melupakanmu, kenanganmu biarlah menjadi sedikit cerita di kisah asmaraku, walaupun sudah berlalu, tetap sangat berarti bagiku, sangat berarti. Aku akan berusaha berlari, walau kakiku terasa sakit, aku tetap akan berteriak, walau pita suaraku terasa perih, bukan untukmu, tapi untuk diriku. Aku tanamkan semua perihmu di hatiku, agar kelak aku menjadi wanita yang kuat. Jelas aku akan jadi matahari, bercahaya sendiri, tanpa bantuan orang lain.

"Aku sedikit rindu dengan notifikasi darimu di handphoneku"

Aku mulai sedikit terbiasa, kesibukan dunia ini perlahan menggantikanmu, aku kerap beberapa kali lupa pernah dicintai olehmu, mungkin lebih tepatnya disakiti olehmu. Hanya saja aku masih sering mengecek handphone mengira ada satu notifikasi singkat darimu yang biasa berisi pesan menanyakan apakah aku sudah makan atau belum, lagi-lagi aku membahas masa lalu. Teringatku bahwa dulu, kau datang ditengah derasnya hujan membawa ricebox hanya karna aku menunda makan, kuyakin, jika bukan karena cinta, kau tidak akan melakukannya. Membicarakan dirimu memang tidak ada habisnya, dan selalu menyenangkan walaupun hatiku terasa sedikit menyakitkan, kau tahu mengapa?, karna otak manusia terbiasa mengingat bukan melupa.

"Apakah kita bisa kembali bersama?, Aku tidak apa-apa jikalau harus merasakan derita, aku ingin kita berdua, itu saja."

Pukul 02:00 pagi, jelas sekali terjebak insomnia menjadi hobiku kali ini, entah kapan kamarku jadi terasa sangat sepi. Dulu ketika kita bersama, kita sering bercakap-cakap, walau terlaksana via telpon suara, kita sangat menikmatinya ditengah gelap malam. Aku merindukannya. Chat history aku dan kamu belum kuhapus, hatiku belum mampu merasakan kehilangan sosokmu, tak berani kuhapus, dan juga tak berani kubaca, aku takut, ketika aku baca, semua kenangan dan bayang-bayangmu muncul lagi menari-nari di kepalaku, dan membuatku menangis mengenang sesuatu yang takkan kembali lagi dihatiku. Sudah 3 hari kita tidak bertukar pesan, rasanya seperti sudah lama handphone ini tidak berdering. Aku memikirkanmu, lagi dan lagi. Apakah kau belum tidur?, jika belum, apa yang sedang kau lakukan? apakah kau sedang memikirkan aku?, kuharap begitu. Karna kuyakin dulu kita adalah manusia yang saling rindu dan dirindukan . Sejenak aku terdiam, air mataku perlahan mengalir dari mata menuju pipiku. Aku ingin kau kembali. Aku ingin kau berada disisiku lagi. Aku tahu ini salah. Aku tahu kau belum tentu mau. Aku tak peduli. Aku hanya ingin kita bersama. Ada bagian dari hatiku yang hilang, kau bawa pergi tanpa permisi. Dan dimalam itu, aku menangis hingga pagi.


"Apa kau sekarang bahagia?, jangan tanyakan keadaanku,
Aku sedang terluka"

Bukannya aku tak mau, aku hanya tak mampu, melupakanmu, ayolah jangan bercanda, setelah kau lukiskan kenangan dihatiku, kau suruh aku melupa, ah gila. Kamis ini tidak terasa manis, hujan sudah membawakan semua kenangan tentangmu dengan sadis. Aku rasa, kau bagian dari takdirku, aku terkejut, ketika membuka sosial media, kau mengunggah foto. Senyummu sangat lebar sekali. Jangankan aku, wanita lain pasti akan meleleh seperti es krim ketika melihatmu seperti ini. Aku tertegun. Kau memberi caption dengan angka dan bulan yang pasti bukan tanggal jadian kita. Apakah kau sudah mempunyai pacar baru?. Apakah semudah itu melupakanku?. Nafasku terasa berat, berat sekali. Rasa cemas tak karuanku mengiringi setiap nafasku yang seperti menyayat paru-paruku sendiri. Aku benar-benar takut. Kau bahagia dengan yang baru, sementara aku tak berubah, karna kaulah definisi bahagiaku.

 Kau bahagia dengan yang baru, sementara aku tak berubah, karna kaulah definisi bahagiaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mataku terbuka, tapi dunia masih saja gelap"

Gelap, sesak, itulah yang aku rasakan sekarang, kubiarkan lampu kamarku mati, tak ingin lagi kumelihat apapun di duni ini. Gelap, hampa, itulah yang aku rasakan ketika melihat postinganmu di sosial media kemarin. Gelap, Kelam, Gulita, tidak ada hal lain lagi yang bisa mendeskripsikan perasaan di jiwaku sekarang ini, jelas tak ada. Gelap, senyap, lenyap, semua harapanku serta semua keinginanku untuk menjalani hidup di dunia ini. Aku lelah. Aku lelah karna mencoba 'tuk lupa. Aku lelah, benar-benar lelah. Pagi tiba, rasanya baru sebentar malam datang menjamah. Suara kendaraan, ributnya stasiun kereta pagi ini, tapi semuanya terasa, redup, perlahan hilang, hingga gelap.

"Aku berharap, esok aku tidak bangun lagi"

Apa yang terjadi jika tumbuhan tidak mendapat air, mereka akan layu, dan kemudian mati. Apa yang terjadi jika serigala tidak dapat memangsa apapun, mereka akan kelaparan, dan kemudian mati. Hidup selalu beketergantungan. Satu hal dan hal lainnya. Aku tanpa dirimu  aku hidup, namun terasa mati. Aku mawar, dan kau kaktus, kita memeluk satu sama lain, namun kita terluka karna yang lainnya. Aku mawar, dengan duri yang telah hilang karna cinta, memeluk sebuah kaktus yang memandang ke arah yang berbeda. Aku memeluk dengan cinta, kemudian terluka. Tidak apa-apa. Akan kutahan. Tapi rasanya aku tidak bisa ini terlalu sakit. Aku akan kalah. Aku akan mulai istirahat. Semoga selamanya.

Bagian 3. Aku berusaha bangkit, namun terjatuh lagi.
Selesai
Terima kasih sudah membaca, jika terdapat kesalahan kata dan huruf harap tinggalkan komentar, sekali lagi
Terima Kasih.

10 Hari Setelah Kau Pergi Girl Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang