Part 15

3.4K 149 1
                                    

"Enak banget nih mie ayam." gumam Valdi seraya melahap nya kembali.

Reno lantas mengangguk setuju. "Bener banget. Lo pesen dimana sih, Di?"

"Tempat biasa kok, cuma ya hari ini make aplikasi online. Males banget keluar, panes pula." jawab Aldi.

Mereka berdua lantas mengangguk.

"Besok-besok, kalo mesen yang banyak dong." ucap Reno.

"Elah, kayak lo bisa aja ngabisin semua nya." jawab Aldi seraya meminum air putih.

Reno lantas terkekeh. "Ya gue emang gitu, asalkan makanan nya enak, pasti gue pengen nambah terus-terusan."

"Perut atau karet tuh?" tanya Valdi.

Reno terlihat sedang memikirkan jawaban nya. Ia lalu terkekeh. "Mungkin kedua nya. Keren kan?"

***

Valdi dan juga Reno tengah memetik buah mangga yang berada di samping apartemen Aldi.

"Eh, jangan banyak-banyak lah. Nanti keburu ketahuan yang punya." ujar Aldi seraya memungut dua buah mangga selanjutnya.

Reno lantas berteriak dari atas sana. "Tenang aja kali. Kalo ketahuan, kita bayar deh. Suer."

"Sok banget lo ya. Cepetan napa sih." ujar Aldi.

Valdi lantas melemparkan tiga mangga lagi. "Noh cepetan ambil, gue mau turun sekarang."

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba pemilik pohon mangga tersebut datang menghampiri mereka bertiga.

"Hei, ngapain kalian disana? Mau nyuri mangga, ya?" teriak sang pemilik.

Aldi dan Valdi seketika menoleh secara bersamaan. Mereka lalu tersenyum kikuk.

"Oh, nak Aldi toh. Yauda ambil aja sepuasnya. Kalo perlu sama pohon nya juga boleh kok." ujar sang pemilik.

"Tapi bu, ini kan mahal banget. Apalagi sekarang nyari mangga susah banget." jawab Valdi dengan menunjukkan ekspresi memelas nya.

Ibu bernama Lusi tersebut lantas menggeleng. "Udahlah, buat cowok-cowok ganteng kayak kalian apa sih yang enggak? Ambil deh sepuasnya. Ibu mau ke dalem dulu. Bye ganteng."

Bu Lusi lalu berjalan memasuki rumahnya kembali. Melihat sang pemilik pohon mangga yang sudah tak terlihat, membuat Valdi melepaskan seluruh tawa nya.

"Gitu amat ya, ibu-ibu juga tergila-gila banget sama lo. Enggak nyangka gue." ujar Valdi disela tawanya.

Reno lantas turun dari atas pohon. "Bener tuh. Lo bilang pemiliknya galak banget, lah tadi itu apaan coba?"

Aldi menggeleng. "Iya, ibu tadi sih ramah banget sama gue. Tapi bapaknya, wah jangan main-main deh. Kumis nya tebel banget, terus nih ya, kalo galak bakalan bangunin beruang yang lagi tidur di kutub utara."

"Seriusan lo?" tanya Valdi tak percaya.

Aldi mengangguk. "Ngapain bohong coba? Yaudah sih, yuk balik. Gue takutnya ada si bapak."

Mereka lalu berjalan menuju apartemen Aldi. Ya, mereka akan membuat rujak buah mangga.

"Lo yang urusin bumbu nya. Gue tinggal makan aja nih." ujar Aldi.

"Elah, enggak bisa gitu dong. Harusnya gue aja yang tinggal makan. Kalian yang ngurusin semua nya. Sampe ke minuman nya kalo bisa." ujar Reno.

"Enggak, mending gue aja yang tinggal makan. Gampang kan?" ujar Valdi.

"Yauda sih gue buang aja ni mangga." ujar Aldi seraya mengambil mangga tersebut.

Reno dan Valdi lantas menahan Aldi membawa seluruh mangga tersebut.

Hey Aldi [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang