1. Perpisahan

257 37 18
                                    

Ting tong ting tong...

Ini alarm atau bel pintu rumah? Mungkin Tasya terobsesi sama bel pintu rumahnya yang sering dia mainkan ketika baru pulang.

"Ini apaan sih berisik kali ganggu orang lagi mimpi indah sama Rio aja" Kesal Tasya sambil menutupi telinganya yang gak tahan sama suara alarmnya.

"Tasya...! Bangun nanti kamu telat ke Sekolahnya...!" teriak Mama Tasya sambil menyapu.

"Rio.... Rio.... jangan pergi Rio...." Tasya menggigau sama orang yang yang dia kagumi sejak SMP.

Mama Tasya langsung ke kamar Tasya dan langsung menyiram air dingin ke Tasya. Ini Mama Tasya kalau anaknya kalau bangunnya susah dah ngeri apalagi kalau galaknya ketika dijalanan sambil bawa Motor hahaha. Langsung saja baca reaksi Tasya.

"Astaga Mama ngapain siram Tasya ma? Jadi basah kasur akunya Ma..." ucap Tasya sambil kesal.

"Masih untung Mama bangunin kamu kalau tidak nanti malah telat liat hasil kelulusannya!" ucap Mama tasya yang suaranya dah kayak Singa yang ngamuk.

"Eh iyaa Ma... Aku mandi lagi Ma makasih dah bangunin Aku ya Ma" ucap Tasya sambil jalan menuju ke kamar mandi.

Tin... Tin... Tin...

"Pagi Ma.. Tasya mana ma?" ucap Rio menatap Mama Tasya dengan senyumannya.

"Ada lagi siap - siap dianya Rio, masuk dulu yuk Rio kita sarapan bareng"

"Hehe oke deh Ma...." Rio dengan senang hati menerima ajakan dari Mama Tasya.

Dalam perjalanan menuju Sekolah Tasya tidak tenang karena takut Rio akan sedih karena mengetahui Tasya akan kuliah di London.

"Sya? Kok wajah lu kayak pucat gitu kayak orang abis dituduh korupsi aja." Heran Rio ketika lihat Tasya pucat.

"Dih emangnya gue orang yang suka numpang duduk doank tapi gaji tetap masuk?" Kesal Tasya mendengar perkataan Rio.

"Bisa jadi aja kan Sya" Rio ketawa sampai - sampai motornya hampir jatuh.

"Rio ada yang mau gue omongin sama lu nanti" sambil menahan air mata Tasya yang hampir keluar.

"Iyaa Sya nanti di Taman kita omongin ya" tatap senyum Rio ke Tasya yang terlihat sedih.

°°°

"Woi jangan lari lu balikin dompet gue woi Anjing!" Haryo mengejar seekor Anjing yang mencuri dompetnya dari saku belakang celananya.

Wajar ajalah dompetnya dicuri Anjing dompetnya aja gambar tulang. Salah dia juga sih, beberapa waktu lalu dompet Haryo dicuri sama Kucing karena dompetnya ada gambar Ikan.

"Haryo.... Jangan kejar lagi Anjingnya nanti balik sendiri dompet lu tu" ucap Rio sambil ketawa melihat Haryo.

"Lah trus dompet gue gimana Rio? Uang gw foto mantan gue ada disana Rio" Haryo menahan sakit hati karena Anjing itu.

"Biar gue bantuin nanti, sekarang intinya kita liat kelulusan dulu sama gw dan Tasya ya Haryo" ajak Rio supaya tidak sedih lagi.

"Iya deh Rio gue ngikut aja, eh iya Sya lu jadi pergi ke...." Belum selesai Haryo ngomong Tasya langsung menutup mulut Haryo dengan tisu yang Tasya pegang sejak dari tadi.

"Lu jangan bilangin ke Rio soal gue mau kuliah di London itu Haryo atau tamat riwayat lu yo" bisik Tasya ke telinga Haryo.

Haryo hanya bisa mengangguk apa yang dibisikan oleh Tasya. Rio heran dan menatap sinis kepada Haryo dan Tasya karena Rio curiga ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka.

"Alangkah lebih baiknya kita jujur terhadap pasangan kita. Mungkin kita tidak mampu mengatakannya setidaknya beranikan dirimu untuk menjaga perasaannya".

- Bluerain -

"Eh iya kita liat kelulusan yuk, dimading dah ramai kali yang liat hasil kelulusan". Ajak Tasya supaya Rio tidak memikirkan yang dia curigai.

Rio hanya memberikan senyuman palsu kepada Tasya karena sepertinya Rio kecewa berat karena Tasya tidak memberitahukan sesuatu yang harus Rio ketahui.


***

"Selamat ya Tasya, wah kamu hebat Tasya bisa dapat segitu, waah gimana caranya tu Sya? Hebat sekali seorang Tasya mampu mendapatkan yang terbaik" banyak yang kagum kepada Tasya karena suatu hal yang belum diketahui oleh Tasya

"Rio lu gak papa kan?" cemas Tasya melihat wajah Rio kesal yang tak seperti biasanya.

Rio hanya memberikan senyuman palsu dan membisu ketika Tasya menanyakan bagaimama perasaan Rio sekarang.

"Gue bisa jelasin nanti di Taman Rio" ucap Tasya yang merasa bersalah terhadap Rio.

Rio hanya menganggukan kepala dengan apa yang dikatakan Tasya, membuatnya semakin merasa takut dengan apa yang terjadi pada hubungan mereka.

"Pagi dah jadi nyamuk aja lu Yo" ucap Salsa melihat Haryo berada dibelakang mereka kayak Agent pribadi mereka aja.

"Biarin Sa gini - gini gue dibayar sebagai penjaga mereka iya kan Rio?" ucap Haryo terkekeh.

"Iya nanti gue bayar pakai kenangan lu dimasa lalu yang tidak pernah kembali lagi" ucap Rio sambil mengambil ponsel yang ada disaku Rio.

"Mampus makan tuh kenangan masa lalu Yo mending lu sama gu....." ucap Salsa sambil panik karena hampir keceplosan karena perkataannya.

Salsa ini sahabat - sahabat mereka namun Salsa menemukan hati yang dia cari selama ini yaitu Haryo, cuma Salsa tidak sanggup mengatakannya karena lebih baik menunggu Haryo peka.

"Lu ngomong apaan sih Sa? Gaje banget dah lu nya" heran Haryo liat wajah Salsa memerah merona.

"Gaa....k ada.... Kok... Yo... Eh ayo cepat liat kelulusannya dah gak sabar" ucap Salsa yang mengalihkan pembicaraannya.

MADING

PEMBERITAHUAN HASIL KELULUSAN

1. Tasya Amanda
2. Haryo Saputra
3. Rio febiansky
4. Salsa Amira
....

"Wah selamat untuk kita berempat nih dapat nilai terbaik" ucap Haryo dengan senang yang melebihi orang yang juara lomba makan kerupuk aja.

***

"Jadi ke Tamannya yang?" Tanya Rio ke Tasya dengan suara dingin.

"Jadi Rio biar gue jelaskan semuanya nanti" jawab Tasya dengan nada yang lemah karena merasakan takut yang mendalam.

After Rain in London (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang