20. Mencari jejaknya.

45 16 1
                                    

Ini tidak akan mudah, mencarinya di London ditengah hujan ini membuat otak gue mikir apakah bisa menemukannya? Sms dari Mario mungkin itu petunjuk untuk menemukannya. Sekarang mencari taxi ditengah hujan ini susah, mana lagi nih bandara rame kali.

"Udah jangan pikirin dia dulu, sekarang kita pikirin gimana cara menyusul mereka berdua ditengah hujan gini" ucap Salsa sambil memandang kiri kanan untuk mencari taxi.

"Emang itu yang gue pikirin onta terbang" Rio menjitak keningnya Salsa.

"Aduuhh.... Sakit tau!"

Lebih sakit hatinya Rio sih dibanding ini mah, mereka bertemu semakin dekat pasti pertengkaran itu terjadi. Tidak mungkin Tasya tidak membahas sms yang gue kirim waktu itu. Hari itu akan terjadi, hanya tinggal menunggu waktu untuk gue disalahkan dalam masalah ini. Gue gak akan melarikan diri, tanggung jawabnya ada dalam diri gue. Menyelamatkan hubungan mereka adalah tugas gue.

Salsa memikirkan masalah yang dia perbuat tanpa sepengetahuan Rio. Mau jujur, namun ketakukan itu masih saja menyelimuti hatinya. Lebih baik jujur dari pada diakhir timbul penyesalan yang tidak diinginkan. Lidahnya kaku untuk mengucapkannya walau sudah berada diujung lidah. Hujan tak mampu menghapus masalah itu, hanya kejujuran dan keberanian yang dapat menghapuskannya, namun 2 hal tersebut tidak datang kepadanya. Sekarang berharap langit akan membantunya walau itu tidak akan membuat masalah itu selesai.

"Et dah lu ngapain belok ke arah Bandara William?" tanya James dengan heran melihat abangnya itu.

"Ada yang mau gue beli sih dekat sana, tapi bagusnya apa ya?"

"Lu pengen gue tampol? Malah mikir mau beli apaan, yawdah gue ngikut aja dah ntar kita duduk aja nanti tempat nunggu taxi itu" ucap James sambil memandang ke arah luar.

William hanya mengangguk ucapan James itu. Entah apa yang membuatnya ke Bandara membeli sesuatu yang tidak tau apa. Sampai disana mereka hanya membeli kopi, mungkin karena hujan lebih enak dinikmati sama kopi. William dan James gak sengaja berdiri dekat Rio dan lainnya.

"Tasya dimana ya hujan gini pasti gak ketemu tuh anak" ucap Rio sambil mencari info tentang London.

William dan James sontak kaget, nama itu tak asing bagi telinga mereka. Orang yang pingsan waktu itu ketika mereka bertanding di kampus. Mereka berpikir kalau orang itu ingin melakukan tindakan kriminal kepada Tasya.

"Halo? Gue liat dari tadi kalian seperti mencari sesuatu" ucap William sambil tersenyum kepada Rio.

"Kami sedang mencari taxi, eh gue mau nanya nih. Lu kenal gak sama cewek yang difoto ini?" tanya Rio sambil melihatkan foto Tasya.

"Cewek itu sih belum pernah nampak, kalau kalian butuh tumpangan kami bisa ngasih"

Gue yakin mereka pasti ada niat jahat ke tuh anak. Gue harus pantau mereka nanti kalau gak bisa hancur nama kampus hanya karena dia. Sebaiknya gue antarin aja sampai tempat penginapannya biar mudah gue pantaunya.

"Boleh juga soalnya dari tadi taxi gak ada nampak, maaf kalau merepotkan ya, boleh tau siapa namanya?" ucap Rio dengan senang hati.

"Nama gue William dan disana itu saudara kembar gue namanya James, gak keberatan nanti kami carikan tempat yang pas untuk kalian tinggal".

"Boleh juga tuh, gue Rio salam kenal ya William".

"Hadeh lu napa main terima aja sih, kita belum kenal dia lebih dalam lu nya astaga pengen gue tampol lu tau gak!" ucap Salsa sambil berbisik dengan kesal ke Rio.

"Udah ikutin aja alurnya dari pada nunggu yang gak jelas pilih mana?" tanya Rio sambil melihat ke arah William.

"Yaelah yawdah gw ikut kemauan lu aja dah dari pada ribet kitanya"

Mereka mengikuti William dan James ke tempat parkir mobil sambil lari - lari. Rio menunjukkan alamat yang ingin mereka tuju, awalnya William kaget karena jalan itu adalah kampusnya sendiri. Kecurigaan William tadi menjadi hilang, yang ada sekarang malah kebingungan apa urusannya dengan kampusnya?. Kalau mau mendaftar itu mustahil karena ajaran baru sudah dimulai, James paham rawut wajah William yang heran dengan alamat yang diberi Rio itu.

"Boleh tau lu ada urusan apa ya disana? Kalau gak kasih tau sih gpp juga Rio" tanya William sambil mengendarai mobilnya.

"Kami ada meet up sama teman lama kami yang kebetulan lagi di London. Kalau gak salah itu dekat University Collage London kan?" ucap Salsa sambil memainkan ponselnya.

"Hmm gitu ya, iya benar itu kampus kami berdua" ucap James sambil tersenyum kearah Salsa.

"Teman kalian dimana tunggunya? Biar mudah juga gue ngantarin kaliannya" tanya William sambil mengendarai mobil.

"Tuh didepan yang berdua pakai jaket hitam sama biru itu" ucap Haryo sambil melihat ke jendela luar.

William pun berhenti dipinggir jalan untuk mengantarkan mereka bertiga. Pertemuan mereka diawali dengan petunjuk yang didapat oleh Adit dan Mario. Mereka mendengar dari obrolan 2 mahasiswa yang kebetulan lewat, mereka membahas tentang mahasiswi baru yang namanya Tasya koma di rumah sakit.

"Koma? Jangan - jangan pertemuan gue waktu itu dengan Tasya itu benar?" tanya Rio sambil melihat kearah Salsa.

"Kayaknya benar kata Adit, itu pertemuan kalian ada benarnya, tapi kita gak bisa langsung menganggap itu benar dulu. Sekarang kita cari bukti - bukti, nanti kita tanya mahasiswa yang lewat sini supaya kita tau dimana Tasya" ucap Haryo sambil melihat mahasiswa dari kampus.

"Nah, tumben lu pintar? Biasanya lu agak bego dikit Yo" ucap Mario sambil tertawa melihat Haryo"

"Hahaha benar juga lu, hujan - hujan gini enak juga ketawa ya" ucap Salsa sambil tertawa sama Mario.

"Dih banyak omong kalian, eh itu kayaknya ada mahasiswi yang baru keluar, kita susulin yuk" ucap Haryo sambil berlari kearah mahasiswa itu.

Mereka berlima langsung menyusuli mahasiswi itu.

"Permisi, maaf ganggu sebelumnya, kenal gak sama Tasya? Mahasiswi di kampus ini?" Tanya Rio kepada mahasiswi itu.

"Kurang kenal sih bang, tapi dia emang kuliah disini. Waktu itu dengar kabar dia masuk rumah sakit beberapa waktu lalu, sampai sekarang belum dapat kabar sih" ucap mahasiswi itu sambil heran melihat Rio.

"Tau gak dimana dia dirawat?"

"Tasya dirawat di St Mary's Hospital bang"

"Makasih ya udah kasih tau dimana dirawatnya, boleh tau siapa namanya?"

"Nama gue Nazzla bang salam kenal" ucap Nazzla sambil tersenyum ke Rio.

"Salam kenal juga, nama gue Rio"

"Yawdah kita cari tempat penginapan abis tu kita langsung susul Tasya kesana" ucap Adit dengan tatap serius.

***

Semakin rumit jalan yang mereka tempuh untuk mencari Tasya. Jangan lupa Vommentnya ya.

After Rain in London (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang