Epilogue

109 16 2
                                    

Hallo semuanya, I'm back. Kali ini gue akan menulis sebuah epilogue dari cerita ini.


Enjoy!

Hal yang paling gue sesali sekarang yaitu menyia - nyiakan orang yang jelas - jelas sangat berjuang untuk bisa menemui gue. Lantas apa? Hanya karena salah paham gue harus membencinya. Sekarang semuanya sudah jelas apa yang terjadi, namun percuma karena dia telah pergi selamanya.

Hidup berdua dengannya? Gue tetap bahagia, tapi ya percuma saja kalau hati yang sebenarnya hanya untuk dia seorang. Gue sekarang hanya mengingat ketika kami menguburkannya sama - sama. Tepat disamping ibunya, ayahnya sekarang entah dimana. Semenjak hari itu ayahnya tidak keliatan sama sekali.

"Rio jangan tinggalin gue!, lu jangan tidur didalam lubang ini. Pulanglah sama gue supaya bisa melanjutkan hubungan kita ini!" ucap gue sambil menangis.

"Tasya Calm down dia sudah tenang disana. Tidak ada lagi yang bisa kita harapkan dia untuk kembali. Percuma saja lu menyesalinya karena semuanya telah terjadi" ucap Adit sambil menenangkan Tasya.

"Apa yang gue lakukan Adit! Ini beneran fatal. Seharusnya gue percaya sama dia bukan melawan kepercayaan gue"

Haryo dan Mario sedang membantu yang lain untuk menguburkan jenazah. Mereka terlihat tak kuat menahan rasa sedihnya. Andai waktu bisa diulang pasti tidak akan kayak gini jadinya.

Waktu itu ya bisa dibilang kapal yang berlayar perlahan mulai rusak lalu tenggelam di lautan yang penuh dengan kepedihan. Gue hanya bisa menangis karena kepergian Rio.

Yasudahlah sekarang gue sudah punya suami. Gue tau dia yang terbaik, tapi bagaimanapun sekarang gue harus bisa menerimanya sebagai suami gue.

Inilah penyesalan yang gue alami selama hidup ini. Tatkala duduk sendirian ditepi senja menunggu dia datang kembali, namun percuma dia tidak datang.

Daun berguguran dihati ini. Hujan mengguyuri pemakaman waktu itu. Alam tidak menerima dia pergi secepat itu. Tatkala matahari mulai menyinari bumi, namun tidak dengan hati yang masih dilanda mendung.

Percaya sama orang yang baru dikenali. Menaruh cinta dihatinya yang hanya untuk membasuh lukanya saja. Ketika lukanya telah bersih dia pergi untuk mencari luka lagi.

Gue hanya bisa berharap Adit tidak kayak Ali. Meski sudah kenal lama belum tentu sifatnya tidak bisa seperti Ali.

Berharap bisa bertemu lagi diruang kosong seperti waktu itu. Ada yang ingat ruang kosong? Yap disanalah pertemuan mereka didalam mimpi.

Tok tok tok

"Masuk pintu gak terkunci kok"

"Tasya! Gue mau cerita sama lu" ucap Salsa sambil berlari kearah Tasya.

"Apaan sih kayak abis dikejar anjing aja lu, ada apa?"

"Tadi malam gue mimpiin dia" ucap Salsa sambil menundukkan kepalanya. Dia? Orang yang telah pergi datang kembali melalui bunga tidur. Mendengar Salsa mimpiin Rio itu cukup mengagetkan. Lantas mimpi yang gue tunggu selama ini harus berlabuh dulu dimimpi Salsa.

Gue hanya mendengar mimpi yang diceritakan oleh Salsa. Mimpi itu mengatakan "Bagaimana kabar dia? Apakah dia baik - baik saja dengan orang yang menjaganya sekarang?".

After Rain in London (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang