24. Semakin dekat.

51 16 1
                                    

Hujan kembali reda disenja yang penuh dengan kepedihan. Rio dan Salsa masih berteduh didepan salah satu toko disana. Rio menggigil sambil menyebutkan dimana Tasya. Salsa yang melihatnya gak mau berkata sedikitpun. Dia takut akan membuat Rio terganggu dalam heningnya. Rio hanya menunduk dengan tangan yang menggepal menandakan hatinya sedang emosi. Tak lama lagi Salsa akan melihat kehancuran sebenarnya dari hubungan mereka. Hatinya masih belum siap untuk merasakan kebencian dari keduanya. Pertemanannya bisa putus hanya karena salah paham waktu itu.

"Raut wajah lu kok kayak panik gitu? Emang ada apaan?" Tanya Rio heran melihat wajah Salsa.

"Eh... Gak ada mungkin karena hujan wajah gue jadi panik gitu. Biasalah wajah cantik takut sama hujan yang membasahinya" ujar Salsa sambil tertawa dengan keras.

"Lama - lama gue tampol juga muka lu Sal"

*WhatsApp Adit

Kalian dimana?
Kami dah tau dimana
Keberadaan Tasya.
Share Location kalian
Biar kami jemput.

Okeey, gue Share Location
Ke lu Adit, Nanti kita bahas.

***

Senja sudah berganti dengan malam, pembahasan mereka sangat serius. Tasya terdiam mendengar ucapan dari Nadia itu. William hanya mengalihkan pandangannya, lebih baik diam dari pada harus mendengar kata - kata yang akan keluar dari Tasya. Nadia yang melihat mata William paham kenapa dia melakukan itu. Air mata Tasya mulai berjatuhan, hatinya kesal kenapa ketika sudah bertemu yang baru dia malah datang untuk menemuinya.

"Kalian jangan bercanda deh, kalian pasti ngarang - ngarang cerita kan? Rio ke London mau menemui gue? Hahaha mustahil. Dia aja selingkuh dibelakang gue, trus dia datang kesini? Palingan dia bawa pacarnya mau pamer selingkuhannya dia" ujar Tasya sambil tertawa karena sakit hati.

Tasya menghempaskan sendok dan garpunya kepiring. Selera makannya menjadi hilang karena mendengar kalau Rio sekarang ada di London untuk menemuinya. Nadia mengerti apa yang dirasakan Tasya sekarang. William hanya menggeleng - geleng kepala melihat sikap Tasya. Ada yang terlintas dipikirannya William, kemana orang yang ditinggalinnya tadi sore di kampus?. Tidak mungkin dia gak menyusul kami ke tempat pacarnya.

"Mana Ali? Tumben dia gak kesini. Biasanya dia kan sama lu Nad, dia tau kan kalau kalian kesini?" Tanya Tasya sambil menatap mata Nadia.

"Tadi gue bertengkar sama dia, gara - gara dia tau Rio kesini dia jadi emosi karena takut kalian akan bertemu dan mengulangi hubungan kalian dengan yang lebih baik" ucap William sambil meletakkan piringnya ditempat cucian.

"Astaga pacar gue malah cemburu berat hadeh. Trus kalian tinggalin aja dia sendirian tadi dikampus?"

"Eh Sya gue keluar bentar dulu ya mau mandi hujan guenya byeee" ucap Nadia sambil lari dari pertanyaan itu.

"Eh Nadia kok dia lari gue nanya itu?, hmm William! Lu apain Ali tadi hah!" Ucap Tasya sambil mendekati William secara perlahan.

"Eh gue bisa jelasin kok, woi Nadia bantuin gue jelasin masalah Ali ke korengan panci ini"

"William! Gak gue ampuni!"

Tiba - tiba Nadia melihat Ali dengan salah satu cewek yang belum dikenalinya lagi ketawa didepan rumahnya. Kalau dikasih tau ke Tasya pasti jadi ribet masalahnya, lebih baik bilang ke William supaya bisa diselidiki mau ngapain cewek itu di rumah Ali. Lalu Nadia masuk kedalam lagi dengan raut wajah tersenyum. Tasya yang melihatnya hanya menganggap palingan dia habis liat sesuatu yang lucu diluar.

Mereka berdua izin pamit ke Tasya untuk pulang. Sampai diluar Nadia menceritakan apa yang terjadi ketika dia diluar. Mendengar itu William langsung membuat rencana dengan menggunaka James sebagai mata - mata buat besok didepan rumah Ali.

Tasya maafin gue ya, kayaknya lu gak pantas untuk gue miliki. Walau bentar, namun sekarang gue bertemu orang yang cantik dari pada lu. Yap gue emang jagain lu ketika sakit, tapi sekarang gue akan pergi sama dia secara diam tanpa lu ketahui.

***

Sekarang mereka berlima menginap disalah satu hotel di London. Mereka mendiskusikan tentang apa yang dilihat oleh mereka bertiga ketika sore tadi. Adit menjelaskan kalau Tasya sekarang tinggal di Apartement yang lumayan jauh dari hotel ini. Rio heran kenapa Mereka bisa menemukan lokasi tempat tinggal Tasya. Itu mudah saja jawab Mario sambil merapikan rambut panjangnya itu.

Ketika mencari tempat penginapan tanpa sengaja mereka lewat kampus Tasya. Haryo waktu itu langsung berteriak untuk memberhentikan laju taxi itu. Matanya tertuju pada orang yang ditemui mereka ketika baru sampai di Bandara waktu itu. Melihat itu Haryo langsung menyuruh taxi itu mengikuti arah laju mobil William itu. Adit heran kenapa sahabatnya yang satu ini tumbenan cerdas dan jeli matanya ketika situasi seperti ini. Ketika melihat dari kejauhan nampak Tasya membukakkan pintu untuk William dan satu orang cewek yang tak dikenalnya.

"Makasih sahabat gue yang paling pintar diseluruh dunia ini. Berkat mata dan kecerdasan lu Tasya bisa ketemu" ucap Rio dengan senang melihat Haryo.

"Ketika gue lakukan hal yang hebat baru lu muji, biasanya lu ngetawain gue obeng bunga tulip" ucap Haryo dengan nada kesal.

"Hahaha iya sorry gak bakal kayak gitu lagi deh, nah karena lu berhasil menemukan dimana tinggal Tasya sebagai perayaannya lu traktir kami besok ya. Gimana yang lain setuju gak?"

"Setuju!" ucap mereka serentak sambil tertawa terbahak - bahak.

"Jangan senang dulu Rio, kita masih belum tau apa yang akan terjadi besok. Kita harus siap besok untuk menemuinya, bisa jadi akan terjadi hal yang gak terbayangkan oleh lu"

Mendengar itu Rio hanya mengangguk saja, namun telinga Salsa terasa panas mendengarnya. Kata - kata itu seakan - akan Adit ingin memberitahu Rio cuma hanya bisa melalui peringatan yang seharusnya dia ketahui dari kami. Mengetahuinya langsung lebih baik supaya jelas masalah yang dihadapinya. Salsa memasang senyuman palsu lalu pergi ke kamar yang sudah ditentukan. Adit merasa menyesal mengucapkan itu ke Rio, namun ini demi kebaikan dia juga supaya kesenangannya yang tinggi menjadi runtuh seketika.

Keesokan harinya pertemuan mereka.


***

Hallo guys, gak kerasa aja cerita ini tamat ditangan gue. Hmm ntahlah gue gak tau bagaimana tanggapan kalian tentang cerita ini, semoga aja bisa membuat kalian tertarik. Maaf kalau ada salah dalam penggunaan katanya, jangan lupa Vommentnya guys.

After Rain in London (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang