Chapter 1

1.2K 62 0
                                    



Hiduplah dengan tenang

Jangan menangisi apa yang menyakitimu

Tangisilah dirimu yang lemah hanya karena itu

Percayalah, ujian adalah cinta

Percayalah, tangis adalah kekuatam

Dan percayalah akan ada tawa setelah air mata

Jadi, berhentilah menangis

-Kertas Dan Hujan-

-Aisyadzahra-

***

"Huaaaa!!"

Tangisku semakin menjadi ketika mataku kembali menatap selembar kertas ujian bahasa arab yang hanya mendapat B, dasar dosen kutub! Dia pikir dia malaikat apa seenaknya saja memberiku nilai, dia tidak tau apa jika aku sudah belajar mati-matian untuk ujian bahasa arab. Ahhh dosen menyebalkan!! Jika saja kita bertemu akan ku makan dia hidup-hidup.

"Hiksss, abah maafin Khadijah"

Aku sungguh menyesal menatap huruf yang seperti badut ini, nilaiku hanya di batas rata-rata sedangkan Abi begitu mengharap agar aku bisa mendapat nilai A, lagi-lagi ini semua karena dosen kutub yang arggh menyebalkan. Aku tidak suka dengannya, hanya karena dia tampan dan ya tampan menurutku, memang pada nyatanya dia begitu tampan tapi jangan sampai kalian melupakan sikapnya yang begitu dingin dan kejam.

"Dasar dosen tidak tau diri hikss.. aku kan sudah belajar tapi malah dia memberiku nilai badut seperti ini hiksss.. dasar dosen menyebalkan.''

Aku berguman tidak jelas dalam tangisku. Kesal yang aku rasakan saat ini, aku bahkan sampai tidak ingat siapa namanya karena dosen kutub itu dosen pengganti yang baru dua kali mengisi kuliah dan memberiku nilai badut, ya tuhan menyebalkan sekali. Aku tidak bisa berhenti menangis di perpustakaan kota , masa bodo mereka menatapku seperti daging segar dan merka harimau yang akan memangsaku saat ini juga, aku tidak perduli. Sekali lagi aku tidak perduli!

"Hiksss"

Aku tidak ingin mengulang untuk mendapat nilai A

"Huaaaaaa!!"

From Toa Masjid part 2

Khadijah! Buruan masuk kelas, dosennya dateng ih dasar lemot!

Flashback


Begitulah sederet kalimat yang membuat jantungku berdebar seperti orang tengah jatuh cinta, katanya sih orang jatuh cinta begitu rasanya tapi karena aku belum pernah merasakannya jadi aku hanya memilih kata yang lebih tepat saja berdasaran logika dan yang tengah melanda.

To Toa Masjid part II

Aku otw!

From Toa Masjid part 2

Mati aja lo!

Jadilah secara mau tidak mau, aku yang tengah menyantap makanan segera melahap rakus hingga tersedak dan langsung meninggalkan dua lembar uang di meja lalu melangkah pergi menuju ruang dimana aku biasa tidur dan menikmati nyanyian murni dari para dosen alias suara sember dosen yang tengah menjelaskan materi.


From Toa Masjid 'II

Mati aja lo!

Ah dasar menyebalkan, benar-benar menyebalkan. Setidaknya dia mengatakan pada dosen jika aku terlambat karena ban motorku bocor atau apa supaya aku tidak disini, didepan teman-temanku yang tengah menatapku dengan kekehan receh yang semakin membuatku naik pitam.

Memejam SekejapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang