Ep 1

81 5 0
                                    

12-03-08

Suatu hari aku(kim tae hyung) seorang bocah 7 tahun, mengendarai sepeda kecepatan tinggi setelah pulang sekolah, aku kurang beruntung karena tak memperhatikan sebuah mobil yg berbelok dan akhir nya aku membanting stang dan menabrak sebuah pohon.

Aku terjatuh dan kena marah pengendara motor, kaki ku berdarah karena itu aku tak memperhatikan omelan nya.

"Apa kau tak mendengar ku? Aish" paman itu mengangkat tangan nya, aku pikir ia akan memukul ku.

Tapi sebuah tangan kurus dan putih menahan nya, aku melihat seorang kakak yg mungkin lebih tua satu tahun dari ku menatap paman itu.

"Paman, kau mau di penjara karena memukul bocah yg terjatuh dari sepeda?"
Oceh nya, paman itu terlihat memperolok kakak ini.

"Oy gadis kecil, kau sedang apa?"

"Karena kami masih kecil bukan berarti paman boleh seenaknya ya!"
Kakak ini menghempaskan tangan paman itu.

Wajah si paman memerah, ia terlihat marah, dan ia melototi kami.

Sampai seorang petugas polisi datang menghampiri kami.

"Ada apa ini?" tanya nya, ia menarik si paman.

"Pak, adik ini jatuh dan paman ini malah mau memukul nya!"

Paman itu terlihat gugup

"Ey, apa maksud mu aku hanya bercanda!" si paman berusaha terlihat santai, namun aku tau jika ia pura2.

"Apa Semua orang dewasa bercanda dengan cara yg sama? Memukuli anak kecil untuk humor?" kata2 kakak ini membuat si paman kesal.

"Jangan berbuat hal seperti ini lagi pak! Anak2 butuh kasih sayang!"

"Aku mengerti!"

Paman pengendara sepeda motor memilih pergi dari sana.

"Kau tidak apa2 dik?"
Tanya petugas, dan aku mengangguk.

"Kaki mu berdarah, aku akan membawa mu ke klinik!"

Kakak itu memotong pembicaraan,

"Pak, biar aku saja!"

"Apa kau yakin?"

Kakak itu tersenyum sambil mengangguk.

"Kalau begitu baiklah!" petugas pun pergi dan kakak ini memasukan tangan nya ke saku rok nya, ia mengeluarkan sapu tangan dan ia menutupi luka ku dengan sapu tangan nya.

"Kau tidak apa2?"

Aku menepis tangan nya, dalam benak ku orang ini terlalu ikut campur dalam urusan ku, aku tak menyukai nya.

"Kau terburu2 kan? Jadi aku akan membalut luka mu dulu!"

Dalam pikir ku dia benar2 sok tahu.

Dia melipat saputangan nya hingga memanjang dan cukup panjang untuk diikatkan pada luka ku.

"Ayo!"
Ia mengulurkan tangan ketika aku mencoba berdiri, namun aku mengabaikan nya.

"Perlu ku antar pulang?" tanya nya merendahkan kepalanya agar bisa melihat wajah ku.

"Tidak usah!" jawab ku, berusaha dingin sehingga ia menyerah untuk memperdulikan ku.

Aku sudah melangkah maju, saat itu ia berkata.

"Suatu hari nanti kau akan membutuhkan ku!"

Aku harap itu tidak benar, aku cukup kuat untuk bertahan , tidak mungkin aku mengharapkan bantuan orang lain, saat mereka juga membutuhkan bantuan.

MonochromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang