"Aku mengejar cintamu bukan karena terpaksa tapi karena aku ingin"
Malam kota jakarta seperti biasa gelap dan dingin. Aya yang sedang duduk dimeja belajarnya segera mengalihkan pandangannya kearah langit malam yang kini terpampang jelas dengan lampu lampu dari gedung gedung tinggi yang ada disekitarnya.
"Ahhh, gak terasa udah malem juga, akhirnya selesai nih tugas. Sekarang baiknya ngapain ya"ucap Aya bermonolog pada dirinya sendiri.
Tak lupa mengemas buku yang akan dibawa kesekolah untuk esok hari, Aya tiba tiba terfikir bahwa dirinya belum membuat pastry untuk Ragil. Dengan langkah cepat dirinya masuk kedapur dan mengumpulkan bahan membuat pastry.
Mulai dari buah buahan, susu, gula, dan bahan bahan lainnya Aya keluarkan dari kulkas dan segera membuat adonannya. Tak lama setelah selesai membuat adonan dirinya hanya tinggal memasukkan adonan yang sudah dicetak kedalam oven.
Sembari menunggu masakannya matang Aya mengambil ponselnya dari kamar dan dan membawanya kedapur. Menarik kursi meja dan mendaratkan bokongnya disana Aya mengetik sesuatu di ponselnya dan menunggu balasan dari seberang.
"Kak? "
"Hmm? "
"Lagi apa? "
"Tidur"
"Tidur bisa bales chatt? "
"Hmm"
"Lucu ya"
"Hmm"
"Kak? "
"? "
"Keganggu ya? "
"Y"
"Ohh yodah deh, istirahat ya, gudnite"
"Too"
-readMenghela nafas panjang, Aya meletakkan ponselnya dan memeriksa pastry buatannya yang sudah menunjukkan tanda tanda matang dan memasukkannya kedalam kotak bekal kemudian disimpan didalam kulkas agar tidak rusak.
Baru saja dirinya ingin naik tangga menuju kekamarnya terdengar deruman mesin mobil dihalaman rumahnya disusul dengan seorang pria paruh baya yang menjinjing kantong plastik.
"Aya, kamu sudah makan? "Tanya pria tetswbut yang tidak lain adalah ayah dari Aya.
"Belum, sengaja nunggu ayah pulang dulu. Itu apa yah"ujar Aya menggeleng singkat, dan berjalan mendekati ayahnya. Ralat, bukan ayahnya melainkan kantong plastik yang dibawa oleh ayahnya.
"Ayah bawa bakso nih, tadi dititipin mang ujang. Kamu langsung kemeja makan aja ya nanti ayah nyusul. Ayah mau bersih bersih dulu"ujar sang ayah sambil menyerahkan kantong plastik tersebut kepada Aya.
"Mang ujang emang top markotop dah, tau aja kesenengan Aya. "Ujarnya sambil berlalu kedapur meninggalkan ayahnya yang masih diam didekat tangga.
"Ternyata dia lebih peduli sama baksonya mang ujang dari pada ucapan panjang lebarku"gumam sang ayah sambil menggelengkan kepala melihat tingkah laku sang anak, kemudian terkekeh singkat sebelum beranjak kekamar untuk beraih bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason (Hiatus)
Teen FictionDua sejoli yang terikat kisah dimasa sma #722masasma #234fiksiremaja