Piano

45 11 1
                                    

"Ketika ekspetasi yang tinggi tak sesuai dengan kenyataan hingga menghancurkan banyak ekspetasi itu sendiri"
.
.
.

"Aya, lo udah tau belom kalo besok kelas dua belas ipa 4 ada ujian seni musik dan semua murid harus nyumbangin satu lagu"ujar Della saat memperhatikan Aya yang sibuk memilah karya yang akan ditempel dimading.

Aya yang mendengar hal itu sontak menoleh dan menatap Della serius. Kalau hal itu memang benar dirinya harus ada disana dan melihat penampilan Ragil sekaligus memberi semangat padanya meski hal itu tidak diperlukan sama sekali oleh Ragil.

"Lo tau darimana? "Selidik Aya pada Della.

"Gue kan ikut menilai, lo kira buat apa gue jadi wakil eskul musik? Gue dikasih tau kak Wawan kemaren"ujar Della menghendikan bahu.

"Yaampun, lo lama lama makin cantik deh Del, besok gue ikut lo ya, please"ujar Aya memelas.

"Ada maunya aja lo bilang orang cantik"sarkas Fina salah satu sahabat Aya yang juga ikut eskul jurnalistik, yang langsung diamini oleh yang lain.

"Hehehe, lagian sekali sekali gue minta tolong sama lo "ujar Aya lagi sambil memasang puppy eyes nya.

"Mata lo kayak mata kucing tau gak, serem gue liatnya"sahut Della lagi yang dibalas cebikan bibir oleh Aya, namun dia tak membalas karena dia tahu Della sudah pasti membantu dirinya.

***
Keesokan harinya, setelah menempel mading Aya bergegas menemui Della diruang musik.

"Belom ada orang Del? "Tanyanya pada Della.

"Belom lah, ini aja masih siap siap peralatan nyanyinya. Ntar abis bel pulang baru dimulai ujiannya"ujar Della yang sibuk mengecek mikrofon serta alat musik lainnya.

"Lahh? Kalo gitu gue masih bisa ikut belajar dikelas dulu dong ya? "Tanya Aya.

"Gak usah lo nemenin sambil bantuin gue sini, itung itung tiket masuk konser yang bakalan lo tonton nanti. "Ujar Della.

"Ohh ok, tapi gue ngapain? "Tanya Aya lagi.

"Tuh ambil kursi dipojok, lo susun jangan terlalu dekat kepanggung jangan terlalu jauh juga buat para juri, terus buat anak anak lo ambilin kursi plastik di gudang"ujar Della mengarahkan, sambil tetap melanjutkan pekerjaannya.

Tak lama mereka bekerja, tiba tiba seorang laki laki masuk keruang musik dan menghampiri Della.

"Gimana udah selesai semua? "Tanyanya.

"Ohh hampir selesai kak, kakak gak latihan dulu? "Tanya Della berbasa basi, ya laki laki yang menanyainya adalah Wawan sekaligus ketua eskul musik, bahkan tanpa latihan pun Della yakin Wawan tetap akan menampilkan performa terbaik.

"Udah semalem dirumah, saat ini gue mau istirahatin tenggorokan dulu, biar gak serak"ujar Wawan.

"Lohh itu Aya kan?  Ngapain disini? "Tanya Wawan ketika melihat Aya sibuk mondar mandir mengangkat kursi.

"Ohh itu, dia nanti mau ikut nonton, jadi ya gue suruh aja itung itung tiket nonton, sekaligus nemenin gue sih kak."ujar Della cengengesan dengan tampang watadosnya.

"Parah ya lo, dia ikut cuma mau ngeliat Ragil kan? "Ujar Wawan.

"Kayaknya sih iya kak, noh liat, semangat bener karna siapa lagi kalo bukan kak Ragil? "Sahut Della.

"Yodah deh lo lanjutin lagi, gue mau balik kekelas"pamit Wawan.

Sepeninggal Wawan, mereka melanjutkan pekerjaannya membereskan ini dan itu mengecek ini dan itu hingga tak terasa bel pulang berbunyi.

"Udah Ay istirahat dulu, nih makan, kalo minumnya lo bawa sendirikan? Ntar tas lo dibawain sama anak anak"ujar Della.

"Ehh iya Del, makasih ya"sahut Aya yang hanya dibalas anggukan oleh Della.

Tak lama mereka duduk anak kelas dua belas ipa empat mulai banyak memasuki ruangan dan banyak diantaranya juga mulai berlatih, pada detik detik terakhir barulan Ragil, Wawan, dan Jovan beserta teman teman mereka yang lain memasuki ruangan bersama guru musik mereka.

"Semua tenang, ambil tempat duduk dan nikmati penampilan teman teman kalian"ujar sang guru dari panggung kemudian berjalan menuju kursi kebesaran para juri.

Aya? Aya berada tepat disamping Della dan membantu Della dengan memberi kertas penilaian para murid. Sedangkan Ragil bersama temannya yang lain mengambil tempat duduk dipojok kiri depan.

Dari tempat duduknya Aya dapat melihat nomor undi ditangan Ragil yang menunjukan nomor urut tiga puluh dua, itu artinya dirinya harus menunggu lama untuk melihat penampilan Ragil.

Tak lama kemudian tiba giliran jovan, dirinya dengan langkah cool berjalan menaiki undakan tangga menuju panggung. Mengecek microfon kemudian mulai memetik gitar dan bernyanyi.
Suaranya tidak sebagus Wawan namun sedikit lumayan untuk ukuran laki laki.

Beberapa saat kemudian Jovan telah menyelesaikan lagu sahabat-sheila on 7 yang dibawanya. Kemudian turun dari panggung dengan rasa bangga yang mendapat jitakan dari Wawan karena merasa dirinya terlalu sombong.

Masuk giliran wawan dirinya naik keatas panggung dengan langkah percaya diri, berdiri diatas panggung dan memamerkan senyum manis miliknya sambil memetik gitar dan mulai menyanyikan lagu anji-bidadari tak bersayap dengan sangat apik yang dibalas decakan kagum dari para juri termasuk Aya.

Kemudian naik lagi para peserta perempuan yang tidak begitu Aya kenal namun memiliki suara yang unik, dilanjut dengan peserta lain.

Setelah beberapa saat tiba giliran bagi Ragil naik keatas panggung, dan menekan tuts piano dengan sangat apik, jujur sejak tadi hanya dirinya yang memakai piano sedangkan yang lain hanya memakai gitar bahkan tidak menggunakan alat musik sama sekali.

Mendengar intro lagu you are the reason yang dimainkan oleh Ragil membuat ekspetasi Aya melambung tinggi kemudian dijatuhkan setelah mendengar suara Ragil yang berat dan tidak begitu cocok menyanyikan lagu tersebut.

Mulut Aya menganga sampai harus ditutup oleh Della yang mengundang gelak tawa Wawan dan Jovan. Akhirnya ketika melihat semua seperti biasa saja mendengar Ragil menyanyi dan hanya dirunya yang syok berat, Aya memutuskan untuk ikut hening menghayati, bukan, bukan suara Ragil melainkan pesan yang diantar oleh dentingan piano yang dimaninkan Ragil.

Bahkan para juri yang menilai pun melakukan hal serupa, ada beberapa diantara mereka menyayangkan suara Ragil yang lumayan buruk untuk kualitas permainan piano dirinya.

Setelah beberapa saat hanya memainkan melodi dirinya kembali bernyanyi dan dilanjut bermain piano lagi kemudian mengakhiri permainan musiknya.

Sesaat setelah Ragil berhenti bernyanyi acara pun dilanjut, banyak peserta yang penampilannya lumayan menarik dan ada juga yang sangat hancur hingga membuat para juri mengerenyitkan mata. Sedangkan Aya fokus kepada Ragil yang sedang becanda bersama teman temannya, hingga tak terasa acara telah selesai.

Della membereskan ruang musik dibantu oleh Wawan sedangkan Aya mengembalikan kursi dan meja yang dibantu oleh Jovan dan Ragil. Saat hanya tinggal satu meja yang belum diangkat Aya bingung jarus bagaimana mengangkatnya sedangkan yang lain masih sibuk, ditengah tengah kebingungannya  Jovan datang menampilkan senyum manisnya yang disambut senyuman juga oleh Aya.
.
.
.
.
.
"Vote dan komentnya jangan lupa"

Reason (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang