"Hidup ini drama, kalian tinggal memilih ingin jadi penonton atau pemain, ingin protagonis atau antagonis"
.
.
."Pagi"ucap Ragil melepas helm.
"Pagi juga, langsung aja yuk, ntar telat"sahut Aya segera menaiki motor, dibantu oleh Ragil.
"Cepet, ntar telat"ucap Aya melihat motor Ragil tak kunjung bergerak.
"Iya iya, "ucap Ragil tanpa menghidupkan mesin motornya, disaat yang bersamaan dirinya meraih tangan Aya yang bertengger dipundaknya dan menggiringnya melingkari pinggangnya.
"Ishh, kirain kenapa. "Aya mencubit perut Ragil dengan pipi yang bersemu.
"Kamunya gak peka"ucap Ragil seketika membuat Aya melotot.
"Kamu~~aaa"teriak Aya ketika Ragil menarik gas motornya saat Aya melepas pegangannya.
"Untung gak jatoh"ucap Aya merajuk.
"Kan lumayan kalo jatuh. "Ragil melirik Aya dari spion sambil tersenyum.
"Lumayan apanya, ngeledek bilang aja. "Aya bersedekap.
"Lumayan lah, pengendara lain bisa liat bidadari
Jatuh dari motor"ucap Ragil sambil terkekeh.
"Lucu ya, hahahhaa, krik krik"sinis Aya kesal.
"Udah, ah, jangan ngambek, ntar ada acara nggak? "Tanya Ragil mengalihkan pembicaraan.
"Ehmm, gak ada sih, cuma aku sibuk bantuin ayah dikafe, emang ada apa? "
"Ohh, gak sih, aku mau beli buku soal latihan persiapan buat UN, ntar minta temenin Lili aja deh, boleh kan? "Tanyanya sesaat setelah sampai disekolah.
"Ya boleh, emang kenapa? Lili sepupu kamu kan? Lagian aku gak bisa nemenin kamu"ucap Aya heran.
"Mana tau kamu cemburu"sahut Ragil tanpa dosa.
"Ohh, gitu ya, berani buat aku cemburu aku kebiri kamu"ledek Aya .
"Ganas"gumam Ragil .
"Masih saya pantau"seru Aya lagi tanpa melepas pandangan dari wajah Ragil.
"Iya iya, gak lagi kok"ucap Ragil menggandeng tangan Aya menyusuri jalanan koridor yang mulai ramai.
***
"Li? "Panggilnya dari ruang tengah.
"Iya kak, sebentar
Emang mau kemana sih? "Tanyanya sambil menuruni anak tangga.
"Ketoko buku, yuk cepet keburu hujan"ucapnya ketika melihat langit yang sudah mendung.
"Bawa mobil aja ya"pinta Lili ketika Ragil menaiki motor.
"Ohh, ok, sekalian gak kehujanan"ucap Ragil setelah berpikir cukup lama.
Selama perjalanan keduanya saling melempar candaan, Lili tertawa, bahagia, menikmati akhir akhir masa hidupnya.
Ketika turun dari mobil pun Ragil memperlakukan dirinya bak seorang putri, efek tidak punya adik, sehingga dengan kehadiran Lili, Ragil seperti memiliki tanggung jawab sendiri terhadapnya.
"Terimakasih"ucapnya lembut ketika Ragil membukakan pintu mobil untuknya kemudian memberikan tangannya untuk digandeng.
"Gue rasa, kalo kak Aya belum tahu kita berdua sepupuan mungkin dia bakalan cemburu ngeliat perlakuan kakak ke gue"ucap Lili disela sela tertawanya mendapat perlakuan manis dari Ragil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason (Hiatus)
Ficțiune adolescențiDua sejoli yang terikat kisah dimasa sma #722masasma #234fiksiremaja