Prolog

164 64 92
                                    

"Kakak tuh gatau gimana rasanya suka sama orang yang sama selama nyaris 4 tahun kan? Kakak gak akan pernah tau itu, gimana rasanya ketakutan kakak semakin menjadi, takut gak bisa bedain mana cinta dan mana obsesi!!!"

Laura menghirup nafasnya panjang, tangannya entah sejak kapan sudah mengepal.

"Kakak gatau kan gimana rasanya menjadikan aku seperti hal bodoh karena suka sama orang terlalu lama??? Dan aku terlalu pengecut untuk membuka hati dan jatuh hati lagi!!! Dan aku sama sekali ga siap untuk tenggelam dalam luka yang sama untuk kedua kalinya!!!

Tepatnya, aku takut hanya menjadi bayang-bayangnya saja,

Harusnya kakak tau kalau setiap perempuan pasti selalu ingin jadi yang pertama, bukan yang kedua apalagi yang ketiga. Terlebih yang menjadi saingannya adalah bayangan dari mantan terindah kakak!!!"

"Tap------"

Belum sempat Yudhistira melanjutkan ucapannya, Laura sudah berbicara lagi. Meluapkan seluruh emosi dalam dirinya yang selama ini hanya bisa ia tahan.

"Denger ya kak, seberapa jauh kakak berubah buat aku, aku gak peduli. Aku bukan bayang-bayang dia, aku ya aku, dan faktanya adalah perubahan yang selama ini kakak lakuin itu buat dia, mantan terindah kakak. Not me!!!

Asal kakak tau, semakin aku melihat kakak sedekat ini, aku semakin takut!! Aku takut kalau pada akhirnya aku mulai terbiasa dengan kakak lalu jatuh hati dengan kakak, dan harus bersaing dengan mantan terindah kakak. Dan aku gak siap untuk jatuh hati dengan seorang Yudisthira Mahesa yang terlalu jauh untuk ku gapai. Perasaan aku buat kakak itu udah mati sejak aku tau kalau tatapan hangat kakak itu bukan buat aku tapi buat kak Fanya, dan itu saat kita masih sama-sama satu SMA!!!

Kalau aku tau kakak ada di kampus ini, dari awal harusnya aku tidak pernah menginjakkan kaki aku disini!!!"

Yudis berusaha menahan emosinya, ia marah karena gadis di hadapannya ini tidak mau mendengar penjelasannya sedikit pun, ia kesal karena sejak awal gadis bernama Laura menatapnya penuh amarah, dan ia sangat kecewa karena baru mengetahui semuanya disaat gadis itu mulai membencinya.

"Aku benci kakak!!! Tepatnya, aku benci diri aku sendiri karena sudah masuk dalam perangkap kakak dan jatuh hati sama kakak tanpa bisa aku cegah!!!" Laura berteriak kesal, menumpahkan seluruh emosinya, rasa suka, kecewa, marah, melebur menjadi satu.

Maaf... Maaf.. maaf in kakak yang terlambat menyadari semuanya Ra..

Kali ini, Yudis melangkahkan kakinya untuk selangkah lebih dekat dengan Laura. Menggapai tangan gadis itu dan membawanya tepat ke dada bidangnya.

"Jantung ini hanya berdetak dua kali lebih cepat oleh kamu, bukan karena marah, tapi karena jantung ini sudah memilihmu untuk menjadi teman hidupnya."

Seakan mengetahui apa yang tengah terjadi diantara dua anak manusia yang ada di bumi, langit mendukung kisah mereka dengan membiarkan tetesan air turun membasahi bumi. Miris.

"Seperti sebelumnya, kita berdiri di bawah hujan lagi. Bedanya kini aku telah menyadari perasaanku dan kamu tengah membenciku." Ucap Yudis, masih dengan tangannya yang menggenggam tangan kecil Laura. Perlahan mendekati gadis itu, mengikis jarak diantara keduanya dan memeluk tubuh kecil Laura.

"Maafin kakak Ra... Kakak sudah ingkar janji."

Jangan Ra, inget!!! Kamu cuman bayang-bayang kak Fanya.

Kamu cuman masa lalunya, beda level sama kak Fanya.

Jangan lemah Ra, jangan kalah sama hati kamu yang terus menginginkan dia.

Meski debaran jantung itu dia bilang karena kamu, itu semua gak lebih karena apa yang kini ada di dalam diri kamu.





*

*

*

*

*
Holla, ini cerita pertamaku yang ku publish disini.. xixi

Semoga suka yaaww

Kritik dan saran dari kalian akan sangat membantu untuk mengembangkan tulisanku,

Kalau kalian berjodoh dengan tulisanku, jangan lupa beri taburan bintang yaa^^

To Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang