Chapter 7

6.4K 942 84
                                    

Bel pulang berdentang, semua siswa segera membereskan buku – buku serta alat tulisnya. Jaemin juga ingin segera pulang ke rumah dan tidur di ranjangnya yang empuk. Tangannya rasanya pegal akibat Min saem yang memberikan banyak catatan tentang pelajaran kewarganegaraan.

Jaemin meregangkan lengannya dan tak sengaja menyenggol Jeno yang sedang beranjak dari duduknya. Jaemin tidak pernah melihat Jeno secepat itu mebereskan barang – barangnya.

"Langsung pulang Jen?"

Jeno mengangguk lalu berjalan keluar kelas. Entah mengapa hari ini Jeno terasa aneh. Jeno terlihat seperti menghindari dirinya. Bahkan saat diperpustakaan tadi Jeno menghilang dan tidak kembali ke tempat duduknya.

"Ayo Jaem"

Mark menghampirinya sambil menggandeng tangannya keluar kelas. Biasanya mereka akan pulang paling akhir karena Mark tidak ingin Jaemin tertabrak oleh siswa – siswi yang kelewat gembira terhadap bel pulang. Namun kali ini Jaemin ingin segera pulang dan beristirahat.

Mark dan Jaemin berjalan memutar melewati gedung kelas sebelas untuk menuju lapangan parkir. Hal ini lebih aman karena jalan ini lebih lengang. Jaemin tak sengaja melihat Jeno yang sedang berjalan sambil merangkul seseorang. Entah mengapa Jaemin merasakan ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

Jaemin melepas genggaman tangannya pada Mark dan berjalan menuju Jeno dan seseorang yang kini digandenganya. Mark segera mengikuti Jaemin.

Jeno dan Haechan menghentikan langkahnya begitu Jaemin muncul dihadapan keduanya. Keduanya menatap Jaemin bingung. Bahkan Mark yang mengikuti di belakang Jaemin tidak kalah bingung.

"Siapa Jen?"

Jaemin menatap Haechan dengan pandangan yang sulit diartikan membuat Haechan menjadi salah tingkah. Sedangkan Jeno yang ditanya hanya diam. Ia merasa tidak harus menjawab pertanyaan Jaemin, tapi batinnya berkata harus.

"Adikku" Jeno menjawab singkat.

"Adiknya Jeno?" Jaemin bertanya lagi kepada Haechan, untuk sekedar memastikan.

"Iya, Aku adiknya Jeno hyung, Haechan" Haechan tersenyum manis kepada Jaemin. Ia tidak menyangka akan diajak berbicara oleh Jaemin. Apalagi di sekolah mereka Jaemin seperti putri kerajaan yang datang ke sekolah.Jeno juga pernah mengatakan jika Jaemin dan mereka seperti bumi dan langit yang jauh berbeda, namun Haechan senang.

"Hai Haechan. Aku Jaemin" diluar dugaan Jaemin membalas dengan lebih riang. Tidak seperti tadi saat menanyakan siapa Haechan.

"Halo Jaemin sunbae"

"Hyung, Haechan, Hyunggg"

Semua menatap Jaemin dengan kaget. Jaemin baru saja merengek pada Haechan agar memanggilnya hyung. Sementara Haechan hanya tersenyum kikuk.

"Ah, Jaemin hyung"Jaemin tersenyum lebar.

"Kok kamu enggak cerita kalau kamu punya adik sih Jen?"

"Kenapa harus? Ayo Chan, kita pulang"

Jeno menarik Haechan yang kemudian sedikit membungkukkan badannya pada Jaemin dan Mark.

"Kalau kita anter gimana?" Jaemin menyela.

"Nggak usah" Jeno menjawab cepat lalu menarik Haechan menjauh.

.

.

Besok sepertinya Jeno sudah bisa memperbaiki kacamatanya. Ia tidak nyaman ketika memakai lensa kontak seperti ini. Apalagi dua minggu lagi Haechan akan bertanding sehingga memerlukan lensa kontaknya.

Jeno duduk di bangkunya lalu membuka buku tentang sejarah Korea yang kemarin belum selesai ia baca. Karena hari ini jatuh tempo pengembaliannya ia harus segera menyelesaikannya. Ia harus fokus dan bisa menyerap pengetahuan baru.

Jaemin masuk ke dalam kelas dengan tidak bersemangat. Ia masih saja memikirkan teman sebangkunya yang seperti menghindarinya. Jaemin bingung apa ia membuat kesalahan pada Jeno atau bagaimana. Intinya, hari ini ia harus menanyakannya pada Jeno.

Jaemin menarik kursinya dengan suara berdecit keras, bermaksud mengalihkan perhatian Jeno dari bukunya.

"Bisa nggak sih, pelan sedikit"

"Kenapa Jen?" Jeno menatap Jaemin tak mengerti.

"Kenapa kamu menghindari aku Jen? Di perpustakaan kemarin kamu ninggalin aku gitu aja, pulangnya kamu juga nggak mau aku anter. aku salah apa sama kamu Jen?"

Jeno diam menatap Jaemin. Raut wajahnya terlihat sedih dan kesal. Begitu pula teman – teman sekelas mereka yang mendadak hening karena mendengar Jaemin. Demi Tuhan Jeno sangat malu, seolah – olah yang rakyat jelata ini dengan tidak sopannya menyakiti hati seorang putri.

"Harusnya kan kamu seneng pulang sama aku, apalagi naik mobil mewah. Jarang kan ada yang nawarin"

"Jaem.." Mark menyela, ia tahu Jeno akan meledak setelah ini. Jaemin memang tidak pernah belajar dari kesalahan.

Jeno tadinya akan memberi penjelasan, namun ia urungkan karena mendengar kalimat lanjutan Jaemin. Hatinya benar – benar memanas. Ditambah ketika melihat ekspresi Jaemin yang sangat terlihat kecewa dan kesal. Seharusnya kan Jeno yang seperti itu bukan dia.

"Jaem, minta maaf sama Jeno. Bukan kayak gitu caranya"

Jaemin menatap Mark tak mengerti. Lalu ia kembali menatap Jeno yang terlihat geram.

"Jaemin..."

"Nggak perlu minta maaf oke, Mark aku duduk sama Dino"

Jeno membereskan buku – buku yang sudah ia keluarkan untuk pelajaran hari ini. ia akan bertukar duduk dengan Mark. jaemin segera mencegah Jeno yang akan berpindah tempat.

"Jen, jangan pindah"

Jaemin memohon, menatap Jeno dengan tatapan memelasnya. Wajahnya bahkan terlihat lebih sedih. Mau tidak mau itu membuat Jeno luluh. Ia menghembuskan nafasnya lalu kembali duduk di bangkunya. Entahlah, ia tidak tega melihat Jaemin yang seperti akan menangis.

"Duduk di tempat kalian anak – anak"

Kim saem memecah drama kelas yang ada, membuat seluruh siswa – siswi bergegas duduk dan mengeluarkan buku pelajaran mereka.

"Oke kamu boleh anter aku pulang nanti"

Entah angin apa, Jeno tiba – tiba mengatakan hal tersebut kepada Jaemin. Membuat senyum manisnya kembali. Ia menatap Jeno dengan pandangan berbinar.

.

.

.

TBC
-----------------------------------------------------

Author's Note

Terimakasih untuk yang baca, komen dan vote, nggak nyangka sampe hampir 1.5K yang baca T---T

Jangan bosen - bosen ya, karena ini alurnya lambat banget hehe

Kira - kira kalo aku buat work NoMin MarkChan lagi ada yang minat nggak?

Tapi agak 18+ dibagian MarkChannya hehe

Awalnya mau kubuat MarkChan tokoh utama, tapi karakternya nggak pas ternyata

Kira - kira ni Renjun cocoknya sama siapa ya? Jangan jawab Chenle please wkwk yang dominan loh maksudnya aku wkwk

Jangan lupa voment yaaa~

When Love Comes [N O M I N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang