- 1 -

4.9K 217 7
                                    

™™™

"Baiklah. Kita menikah" Raut wajah pria itu tidak bisa dikatakan baik. Gadis yang berada dihadapannya juga tidak bisa dikatakan senang mendengar kalimat itu. Setidaknya gadis itu bisa merasa sedikit tenang karena pria itu akan menikahinya dan bayi dalam kandungannya akan punya ayah kelak. Walau Saeron tidak tahu apa yang akan terjadi dengan rumah tangganya kedepannya karena ia tahu pria itu tidak mencintainya sedikitpun. Malam itu adalah sebuah kesalahan, tapi ia tidak ingin menyalahkan bayi dalam perutnya. Ini kesalahannya yang tidak menjaga dirinya sendiri dengan baik. Saat ini yang ia inginkan adalah menjaga dan membesarkan anaknya. Hanya itu.

Kandungannya sudah menginjak 4 bulan dan bulan depan akhirnya ia akan menggelar pernikahannya. Perutnya sudah mulai membesar tapi ia tidak peduli dengan cibiran dibelakangnya yang ia inginkan anaknya tubuh dengan sehat.

Saeron menatap nanar kearah 4 orang yang sedang bercengkrama diruang tamu. Semenjak gadis itu datang hari demi hari terasa semakin sulit untuknya. Ia tahu sejak awal kehadirannya tidak diinginkan oleh keluarga ini tapi ia tetap bertahan demi bayinya tapi sekarang Saeron merasa ingin menyerah. Tinggal dua minggu lagi pernikahannya akan digelar tapi Saeron terlalu sulit untuk bertahan. Ia sudah melakukan banyak hal agar pria itu berpaling padanya. Ia memasak dan menunggu pria itu pulang setiap malamnya, ia sudah berusaha untuk tetap bertahan tapi pria itu tetap tidak berpaling padanya.
Dan sekarang gadis itu datang. Gadis yang dicintai oleh Jeon Jungkook,, Lee Ji Eun.
Pria yang bahkan tidak pernah menatapnya sekarang tersenyum ramah pada gadis itu.
"Kenapa kau hanya berdiri ? Cepat ambilkan teh untuk kami" teriak Ny.Jeon
Saeron hanya bisa mengangguk dan bergegas menyajikan teh.
"Hi, aku Lee Ji Eun, aku dan Jungkook sudah berteman sejak kecil . Kau yang akan menikah dengan Jungkook kan ? Selamat" gadis itu tersenyum padanya dan menarik tangan Saeron untuk berjabat tangan. Dan ini semua membuat gadis itu semakin menyedihkan.
.

"Kau akan pergi ? Pernikahanmu tinggal seminggu lagi" Saeron menggeleng pelan. Tekadnya sudah bulat. Ia sudah tidak bisa bertahan dirumah itu, ia tidak bisa melihat pria itu dan kedua orang tuanya yang terus memperhatikan gadis bernama Lee Jieun. Ia tidak bisa melihat pria yang dicintainya bersama gadis lain. Dan mengabaikan dirinya terus menerus. Pria itu bahkan tidak pulang semalam, disaat Saeron sudah memintanya untuk pulang lebih cepat karena ia harus pergi ke dokter untuk mengecek kandungannya. Ia tidak akan marah bila Jungkook tidak mengantarnya. Yang membuatnya terluka adalah saat pria itu tidak pulang ke rumah walau Saeron sudah menelpon dan menunggunya hingga pagi di teras depan dan pria itu bersama dengan Lee Ji Eun.
Tidak banyak yang Saeron inginkan, ia hanya ingin anaknya tumbuh penuh dengan kasih sayang. Dan kali ini ia yakin, ia sendiri bisa memberikan kasih sayang yang cukup untuk anaknya.
"Aku akan baik-baik saja oppa. Terima kasih sudah menghawatirkanku" Saeron menatap Jimin, sepupu Jungkook. Hanya pria ini yang selalu menyemangatinya.
"Lalu bagaimana dengan bayimu ? Jangan seperti ini.. Kau pasti bisa melewati ini Saeron-ssi. Bertahanlah. Aku yakin Jungkook pasti akan berubah suatu saat nanti"
"Aku sudah cukup bertahan oppa, aku sudah lelah" mata gadis itu sudah berair.
"Bertahanlah demi anakmu.." Jimin menggapai kedua bahu gadis itu mencoba menguatkannya
"Maaf,, aku tidak bisa" Saeron melepaskan cekalan Jimin pada bahunya dan menarik kopernya untuk pergi.
Jimin masih berdiri di tempatnya. Menatap kepergian gadis itu. Gadis itu sudah rapuh, mungkin bila ia masih bertahan dirumah itu gadis itu akan benar-benar hancur. Ia sudah mencoba untuk menyadarkan sepupunya yang dibutakan oleh cinta.
Ia tahu, cepat atau lambat Jungkook akan menyesali semua ini. Menyesali kebodohannya selama ini.
Mungkin untuk saat ini, inilah jalan terbaik.

~5 tahun kemudian~
Saeron meletakan semua tas dan kopernya di kursi panjang dan dengan perlahan meletakan seorang pria kecil berumur 4 tahun yang sedang tertidur pulas, ia tidak tega untuk membangunkan anak kesayangannya itu tapi ia bahkan sudah kerepotan dengan membawa semua koper ini sendiri.
"Jungmoon-ah,, bangun sayang.. Kita sudah tiba di Seoul" Saeron mengelus pelan pipi tembam anaknya. Mengusik pelan tidur lelapnya agar anak itu tidak terkejut dan menangis.
"Kita sampai eomma ?"
"Iya,, jadi bisakah kau bangun dan membantu eomma membawa ranselmu sendiri ? Eomma masih harus membawa 3 koper lagi sayang"
"NE !" pria kecil itu bangun dengan semangatnya membuat Saeron terkekeh kecil melihatnya.
Setelah 20 menit perjalanan menggunakan taxi, mereka sampai disebuah rumah sewa mereka. Rumah itu terdiri dari 2 tingkat, Saeron menyewa yang dibawah karena ia takut jika Jungmoon naik dan turun tangga sendiri. Dan dari yang ia dengar dari pemilik rumah ada 2 pria yang tinggal diatas. Saeron mengajak Jungmoon untuk naik dan memberikan kue beras untuk tetangga mereka.
"Annyeonghaseyo. Aku penyewa baru dilantai bawah"
"Ahh! Ne. Ny.Kim sudah memberitahu kami berdua akan ada penyewa baru. Jung Hoseok-imnida dan dia Kim Taehyung"
"Kim Saeron-imnida, ini anakku Kim Jungmoon"
"Ne, terima kasih untuk kue berasnya. Panggil kami bila ada yang kau butuhkan"
"Ne"
.
Mulai minggu depan ia akan bekerja jadi mulai besok ia harus mencari sekolah untuk Jungmoon agar bisa menitipkan anaknya selama bekerja. Ia bekerja sebagai perancang busana majalah fashion di China dan dimutasi ke Korea karena perusahaan di Korea kekurangan staff.
"Eomma.. Aku lapar"
"Kalau begitu cepatlah mandi, eomma akan mengajakmu makan diluar. Eomma akan belikan semua yang kau inginkan"
"Yeii.. Aku akan mandi dengan cepat" Saeron tersenyum melihatnya. 5 tahun berlalu dengan cepat.

™™™

Jungkook melonggarkan dasinya, ia baru saja menyelesaikan rapatnya. Masalah perusahaan benar-benar membuat otaknya sakit. Pria itu beranjak dari kursinya dan pergi ke ruangan Jimin. Ia tahu sepupunya pasti masih di ruangannya walau jam sudah menunjukan pukul 7 malam.
"Hyung ayo pergi minum denganku"
.
Dan disinilah mereka berdua sekarang. Disebuah caffe menikmati gelas bir ke 5 mereka. Jimin sepertinya sudah mabuk sedangkan Jungkook.. Pria itu sedang menatap orang-orang yang berlalu lalang saat sosok seorang gadis sedang berjalan diseberang cafe menarik seorang anak kecil. Pria itu tertegun sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya.
'Aku pasti sudah mabuk' pikir Jungkook.

To be Continue

~~~

Hayyy !! Aku balik lagi dengan ff Saekook yang baru..
Jangan lupa vote,comment, and follow ❤

The Truth Untold ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang