Main Cast :
Jeon Jungkook
Kim Saeron
Jungmoon
Park Jimin
Lee Jieun™™™
Jungkook mengerem cepat mobilnya saat menemukan dua sosok yang ia cari sejak tadi pagi. Mengabaikan bunyi klakson dari mobil lain, pria itu meminggirkan mobilnya begitu saja. Ia sudah tidak peduli dengan hujan deras yang mengguyur Seoul hingga membuat dirinya basah. Yang jelas matanya sekarang hanya menatap kearah dua orang yang sedang duduk berpelukan di halte bis menghindari hujan.
Saeron terkejut saat seseorang menggapai bahunya dengan sedikit hentakan.
"Jungkook-ah"
"Appa !" Jungmoon segera memeluknya. Tidak peduli dengan tubuh Jungkook yang sudah basah. Pria kecil itu sudah merindukan sosok Jungkook, ia juga lega akhirnya ayahnya datang karena sejak pagi walau ibunya mengajaknya jalan-jalan tapi tetap saja beliau sesekali melamun. Dan Jungkook membalas pelukan putranya dengan kuat
"Ayo pulang" Melepaskan pelukan Jungmoon, Jungkook membawa Jungmoon dalam gendongannya dan tangan kanan pria itu mengenggam tangan Saeron.
.
Jungmoon sudah tertidur dalam perjalanan pulang dan Jungkook yang membawanya ke kamar. Pria itu lalu mendudukan dirinya disebelah Saeron yang hanya diam sejak tadi. Tangan kiri Jungkook kembali menggenggam tangan Saeron. Dan menarik pelan kepala gadis itu untuk bersandar dipundaknya. Ia mengecup pelan puncak kepala Saeron.
"Apa terjadi sesuatu ?" tanya Jungkook, tapi gadis itu tidak menjawab dan hanya diam.
"Apa eomma datang mencarimu ?" hanya itu kemungkinan terburuk yang bisa Jungkook pikirkan. Dan tebakan pria itu benar. Saeron tidak menjawab lagi. Gadis itu hanya tersenyum hambar dan meneliti wajah Jungkook dengan dagu yang menumpu pada pundak pria itu. Ia mencintai pria ini tapi semua terlalu sulit untuknya. Dari dulu hingga sekarang yang ia inginkan hanya satu. Yaitu Jungmoon dibesarkan dengan penuh cinta. Ia tidak ingin seorangpun membenci kehadiran Jungmoon terutama dari kedua orangtua Jungkook. Bukankah wanita itu sudah keterlaluan ? Bagaimana bisa ia mengancam akan melakukan sesuatu pada Jungmoon yang jelas ia tahu bahwa itu adalah cucu-nya sendiri?
"Apa yang eomma katakan ?"
"Sae.. Kau akan tetap seperti ini ?" tanya Jungkook sembari menatap gadis itu intens. Dan Saeron tetap kukuh pada keheningannya.
"Baiklah. Aku akan bertanya langsung pada eomma" pria itu berdiri dari sofa dan hampir sampai menggapai gagang pintu saat gadis itu menahannya. Memeluk pinggang pria itu dari belakang. Jungkook menghela napas berat untuk sesaat. Ia baru saja merasakan keluarga kecilnya kembali untuh kemarin, dan dengan bangganya memamerkan pada orang-orang di taman bermain bahwa ia punya istri yang cantik dan putra yang tampan. Dan sekarang masalah baru sudah kembali muncul. Apakah tuhan tidak bisa memberikannya waktu bahagia yang lebih banyak ?
"Beristirahatlah. Kita bicarakan lain kali" kata Jungkook akhirnya. Pria itu mengecup dahi Saeron sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu.™™™
Jungkook memakirkan mobilnya di kediaman keluarga Jeon.
"Jungkook-ah. Eomma baru akan menelponmu, Jieun baru saja tiba sore ini" sambut Ny.Jeon ketika putra satu-satunya itu pulang. Tidak menyadari bahwa wajah pria bernama lengkap Jeon Jungkook itu sedang tidak baik.
"Annyeong Jungkook-ah" sapa gadis bernama Lee Jieun itu. Sekilas mata Jungkook memancarkan kebencian kuat saat menangkap sosok gadis itu di rumah itu.
"Eomma pergi menemui Saeron ?!" Tanya Jungkook sarkastik. Mengabaikan semua sambutan padanya. Dan mengabaikan Lee Jieun.
"Duduk dan makanlah, jangan membicarakan sesuatu yang tidak penting" balas Ny.Jeon tidak kalah dingin.
"Eomma! Dia istriku !"
"Jangan bercanda ! Kalian bahkan tidak menikah. Sadarlah Jungkook, wanita itu tidak pantas untukmu" Ny.Jeon membentak.
Jungkook menghela napas kasar sebelum kembali menatap ibunya dengan intens.
"Menikah atau tidak, dia tetap istriku. Dia wanita yang melahirkan anakku. Eomma-lah yang harusnya sadar!"
"Jangan pernah mengusik Saeron dan putraku lagi kalau eomma tidak mau aku membenci eomma dan appa selamanya" ucap pria itu serius dan akhirnya pergi meninggalkan kediaman keluarga Jeon.
.
Saeron mempercepat langkahnya ketika jam sudah menunjukan pukul 12 tepat. Jungkook menelponnya dan mengatakan tidak bisa menjemput Jungmoon karena pria itu sedang rapat. Ia juga sedikit terlambat karena seniornya memintanya mengirim beberapa file terlebih dahulu.
Sekolah Jungmoon tinggal beberapa meter lagi. Saeron menghentikan langkahnya dan menunggu hingga lampu jalan berubah hijau. Dan semua terjadi begitu cepat. Matanya menangkap sosok Jungmoon diseberang sana sedang berlari dan tanpa melihat lagi menyeberang jalan begitu saja. Saeron berteriak kencang saat sebuah mobil hitam menabrak putra kecilnya. Saat melangkah sebuah motor tidak sengaja menabraknya. Gadis itu tidak peduli lagi dengan rasa sakit pada dirinya. Ia menggapai tubuh Jungmoon dan orang-orang mulai menelpon memanggil ambulans.
"Jungmoon-ah ! Jungmoon-ah !"
Jantung Saeron terasa berhenti berdetak saat matanya menangkap sosok pria tua yang baru turun dari mobil yang menabrak Jungmoon.
.
.
.
Jungkook sedang benar-benar fokus dengan rapat yang sedang berlangsung walau ini sudah waktunya jam makan siang ketika ponsel dalam saku jas-nya bergetar. Saeron. Pria itu akhirnya tetap mengangkatnya walau ia sedang rapat.
"Yomseo"
"Jungkook-ah! Jungmoon.. Jungmoon.." gadis itu terisak cukup kuat dan tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Perasaan takut mulai menghinggapi pria itu.
"Ada apa ? Tenangkan dirimu.. Saeron-ah" disampingnya Jimin membulatkan matanya. Saeron? Apa ia tidak salah mendengar ?
"Jungmoon kecelakaan.."
"Mwo ?! Dimana kalian ?"
"Seoul Hospital"
"Aku akan kesana. Tenangkan dirimu.. Semua akan baik-baik saja"To Be Continue
Pertama mau ngucapin Happy New Year untuk para readers. Makasih udah ngikutin ff-ku selama 2018 ini. Tetap ikutin perkembangan ff-ku di tahun 2019 yaa..❤
Wish all of my readers have a good health and be happy on 2019.Lagu yang cocok buat next part adalah 'The Truth Untold'
Jangan lupa like,comment and follow!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✅
FanfictionPenyesalan selalu datang terakhir. Sama halnya dengan yang dialami Jeon Jungkook. Mengabaikan Saeron dan buah hati kecilnya adalah kesalahan besar. Dan disaat gadis itu pergi meninggalkannya, ia baru sadar itu adalah sebuah kesalahan besar.