™™™
Jam masih menunjukan pukul setengah enam pagi saat seseorang mengetuk pintu rumah Saeron dengan sedikit kasar. Gadis yang sudah bangun dari tadi itu mengerutkan dahinya binggung. Sangat jarang ada seseorang bertamu di pagi buta seperti ini. Yang ia yakini bukan Jungkook ataupun tetangganya.
Gadis itu tidak langsung membukanya, ia mengintip sedikit dari jendela mencari tahu siapa yang bertamu. Ia mematung ditempatnya saat mengenali sosok wanita paruh baya yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan wajah angkuh dan pakaian serba modis. Itu Ny.Jeon ,, ibu dari Jungkook. Tangan gadis itu sudah bergetar bahkan untuk sekedar membuka pintu. Seorang bodyguard yang dibawa oleh wanita itu mengetuk lagi, kali ini lebih keras. Membuat Saeron menguatkan batinnya untuk membuka pintu itu sebelum ketukan pria itu membangunkan Jungmoon yang masih tertidur pulas dikamarnya.
Ia tidak mau Jungmoon terbangun dan mendengar percakapannya dengan Ny.Jeon karena gadis itu tahu kedatangan wanita itu kerumahnya bukan untuk sesuatu yang baik.
Ny.Jeon menurunkan kacamata modisnya dengan angkuh, tatapannya seketika bisa membuat Saeron kembali bergetar ketakutan. Saeron berdiri di ambang pintu, tidak mempersilahkan wanita itu untuk masuk.
Pria berjas hitam itu menyodorkan sebuah koper hitam yang Saeron yakini berisi uang.
"Bawa anakmu dan menjauhlah dari putraku" satu kalimat Ny.Jeon sukses membuat mata Saeron mengumpulkan air bening di kantung matanya.
"Kau tidak pantas untuk putraku, menjauhlah sebelum aku melakukan hal buruk padamu dan anakmu" Saeron mengeratkan kepalan tangannya mendengar kalimat itu.
"Bagaimanapun.. anakku adalah darah daging Jungkook. Dan itu berarti adalah cucu-mu. Bagaimana bisa.. Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu !" suara Saeron meninggi bersamaan dengan air mata gadis itu yang tumpah.
"Pergi !" Jungmoon muncul secara tiba-tiba dan mendorong wanita paruh baya itu dengan segala kekuatan yang ia punya walau itu tidak ber-efek banyak pada wanita tua itu. Ia tidak suka saat seseorang membuat ibunya menangis.
"Pergi !" Saeron menghentikan Jungmoon yang berniat mendorong wanita tua itu untuk pergi sekali lagi. Gadis itu memeluk Jungmoon erat. Matanya menatap tajam kearah wanita tua itu.
"Tinggalkan tempat ini sekarang juga"
.
Saeron menarik dompetnya dan menggandeng Jungmoon keluar setelah setengah jam menangis di kamar mandi sendirian. Ia pasti sudah membuat putranya khawatir. Pria kecilnya itu bahkan tidak beranjak dari depan toilet sampai ia keluar.
"Jungmoon-ah, hari ini ayo jalan-jalan dengan eomma" ajak gadis itu. Mencoba untuk sebisa mungkin tersenyum didepan putranya walau mata sembab itu tidak bisa membohongi Jungmoon tentang kesedihannya.
"Tidak sekolah ?"
"Untuk kali ini tidak sayang.. Bukankah kita sudah lama tidak menghabiskan waktu berdua ?"
"Eum"
"Bagaimana bila kita pergi makan yang banyak ?"
"Ne"
"Kau ingin makan apa sayang ? Eomma akan belikan yang kau mau" mereka berbicara sembari berjalan dengan santai ke halte bus. Hari ini Saeron ingin mengajak Jungmoon pergi sedikit lebih jauh. Ia ingin meninggalkan semuanya untuk sesaat. Gadis itu bahkan mematikan ponselnya. Untuk saat ini ia tidak ingin bertemu dengan Jungkook.™™™
Jungkook datang sekitar pukul setengah delapan pagi dan memasukan pin rumah Saeron dengan santai. Senyumnya pudar saat ia mendapati rumah itu kosong. Tidak ada Saeron ataupun Jungmoon. Tangannya beralih mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Saeron, dan ketakutan mulai menyelimuti hatinya sedikit demi sedikit saat ponsel Saeron tidak bisa dihubungi. Ia seperti merasakan ketakutan yang pernah ia alami dulu. Saat Saeron meninggalkannya dan ia tidak bisa menemukan jejak gadis itu.
Jungkook berlari keluar dan menaiki anak tangga ke lantai atas, menggedor pintu rumah Hoseok dan Taehyung sembari terus mencoba menghubungi Saeron.
"Kalian melihat Saeron ?"
"Tidak.. Ada apa ? Dia tidak dirumah ?"
"Tidak,, tolong hubungi aku bila kalian melihatnya" Jungkook mulai panik. Pria itu turun dan masuk ke mobilnya. Dan mulai mengintari sekitar rumah , sekolah Jungmoon dan tempat kerja gadis itu sembari terus menghubungi gadis itu.
Pria itu mengabaikan panggilan telepon dari Jimin bahkan melewatkan makan siang dan tidak ke kantor sama sekali.
Jungkook hampir gila, ia sudah mengecek ratusan kali rumah Saeron berharap gadis itu dan Jungmoon sudah pulang tapi nihil.. Mereka tidak kembali hingga sore hari..
.
Pakaian pria itu sudah tidak rapi lagi seperti biasa, ia sudah berlari kesana kemari dan beberapa kali menancap gas mobilnya dan juga mengerem mobilnya mendadak saat mencari Saeron dan Jungmoon yang sampai saat ini belum ia temukan. Taehyung dan Hoseok juga belum menemukan mereka berdua.Jungkook bertambah gila lagi saat hujan mulai mengguyur kota Seoul menjelang malam. Ia yakin Saeron tidak membawa Jungmoon pergi jauh karena pakaian dan barang-barang mereka masih utuh dirumah. Pria itu meneliti setiap jalan dengan serius. Menatap satu persatu orang yang berlalu-lalang dengan payung mereka. Petir sesekali menyambar ditengah derasnya hujan. Pria itu meyakinkan dirinya sendiri bahwa kedua orang yang dicintainya itu akan baik-baik saja. Sembari mencari alasan dibalik semua masalah ini. Mungkinkah eomma-nya sudah tahu tentang Saeron ?
Dalam hati pria itu bersumpah akan menemukan keluarga kecilnya kembali. Ia tidak ingin kehilangan kedua orang itu untuk ke sekian kalinya.To be continue
~~~
Mood nulis sebenernya lagi gak bagus, karena banyak rumor tentang Jungkook dan Iu jadi feel saekook berkurang. Berharap aja menjelang akhir tahun ini dapet moment baru mereka berdua. Fight !Lagu yang cocok untuk chapter kali ini 'I need U'
Dan untuk next chapter sebaiknya kalian putar lagu Epiphany dan Love is Not Over.
Jangan Lupa like,comment and follow!
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✅
FanfictionPenyesalan selalu datang terakhir. Sama halnya dengan yang dialami Jeon Jungkook. Mengabaikan Saeron dan buah hati kecilnya adalah kesalahan besar. Dan disaat gadis itu pergi meninggalkannya, ia baru sadar itu adalah sebuah kesalahan besar.