SABTU MALAM JALAN SUDIRMAN

16 1 2
                                    

Cuma lamat lamat yang bisa kuingat dari penampilannya.
Rambut bondol, gelang power balance berjajar di tangan yang katanya bisa bikin dia ilmu meringankan tubuh, juga kebiasaannya memakai baju longgar untuk membungkus sisi feminim di tubuhnya.

"Aku bisa kemana memang selain meringkuk di kota kecil ini?
hahhaa boleh deh ko, sabtu malam, jam 8, di kedai kopi tikungan jalan sudirman,
oh iya bawa uang lebih ya.. masa kopi doang tar kembung lah, traktir nasi bungkusnya sekalian, okey, see you there!"

Kubalas ajakan moko di kolom statusku.

1 menit, 2 menit, sampai berpuluh puluh menit kemudian, barulah kembali 1 notifikasi masuk

"86 Jendral!"
balas si Moko

Layar ponsel kukunci, begitu pula realita, lelah melanda, waktunya berkunjung ke dunia mimpi.
"selamat malam dunia... "



Sabtu, 19.30 WIB

"Moko Ryu mengirimi anda sebuah pesan"

"Hei kamu dimana? aku udah di kedai yang kamu bilang nih"

Astaga! aku lupa kalo ada janji hari ini!

"Otw ko, bentar yak tunggu disitu, gausah gerak 1 centi aja!"
Pesan kubalas,
lalu Sepeda fixie tuaku kugenjot sejadi jadinya, diiringi lagu the offspring - hit that yang kuputar keras keras lewat headset.

Pukul 8 tepat, aku baru sampai.
Dengan napas terengah, kuhempaskan sepeda dengan teramat pelan. takut lecet coy.
Lalu sejurus kemudian beranjak masuk kedalam kedai.
Semua meja kelihatan penuh, hari ini ramai sekali.
Aku lupa kalo ini malam minggu, seingatku... cuma sabtu malam.  

 Banyak pasangan muda mudi, tua tui, bercanda mesra disana sini.
Kepulan asap kopi, dengan balutan You Make My World So colorful nya Daniel sahuleka dari speaker kedai ,semakin membuatku ingin beranjak dari sini jika saja aku tidak punya janji.

Mataku liar menatap kanan kiri.
Tapi, tidak juga kutemukan sebentuk manusia berambut bondol dan berstelan baju longgar dimanapun.  

MOKOWhere stories live. Discover now