Chapter 5

402 52 4
                                    

Kyungsoo menghampiri seseorang yang tergeletek dijalan itu, wajahnya sedikit memar. Anehnya pria berperawakan kecil ini bisa selamat dari kepungan beberapa pria besar yang sudah tergeletak tak berdaya disisi lainnya.
“Ck, merepotkan saja” Kyungsoo membopoh tubuh pria itu.
Baru saja beberapa langkah ia terhenti kembali “Aku tidak tau rumahnya. Hh . . apa boleh buat” ia kembali berjalan dengan susah payah.
“Kau berhutang banyak padaku Byun” dengusnya.
***
Joohyun sedang duduk menonton serial favoritnya ketika ia mendengar suara pintu terbuka. Ia segera beranjak dari sana menuju kedepan dengan menyilangkan kedua lengannya.
“Dari mana saja kau, YAK ANAK SIAPA YANG KAU HAJAR HUH?!” Bola mata Joohyun membulat sempurna, pasalnya sang adik pulang tidak sendiri. Bahkan dengan keadaan orang yang dibawanya pingsan dan sang adik sendiri babak belur.
“Jangan banyak bicara dan bantu aku!” Titah Kyungsoo. Joohyun segera membantu sang adik. Mereka membaringkan tubuh Baekhyun di sofa.
Kyungsoo meregangkan otot tubuhnya, “Tolong obati dia, aku ingin berganti baju dulu” Kyungsoo berjalan menuju kamarnya namuan sebelum mencapai gagang pintu ia mendengar suara sang kakak dengan nada yang serius.
“Kau berhutang penjelasan padaku” Ujarnya tegas tanpa mengalihkan pandangan mata tajamnya pada punggung sang adik.
“Hm, akan ku jelaskna nanti” Kyungsoo pun memasuki kamarnya.
Joohyun menghela nafas, pandangannya beralih pada seseorang yang sedang terbaring di sofa rumahnya. “Kau sangat beruntung dia menolongmu, sepertinya ia akan mempunyai banyak sahabat lagi” gumam Joohyun. “Cha, mari kita obati lukamu” Joohyun segera mengambil kotak P3K yang sudah biasa berada di rumahnya sejak kedatangan sang adik.
***
Baekhyun sedikit membuka matanya ketika merasakan perih di wajahnya, namuan yang ia lihat pertama kali adalah wajah seorang wanita. Dan ia kembali terlelap.
***
Kyungsoo keluar dari kamarnya dengan training hitam dan kaos hitam, “Kau sudah mengobatinya?” tanya Kyungsoo yang berjalan menghampiri dapur untuk mengambil segelas air.
“Um, dan sekarang giliranmu, kemari kau!” Joohyun menepuk tempat duduk disampingnya. Walau berdecak Kyungsoo dengan patuh menuruti sang kakak.
Joohyun mengolesi salep pada sudut bibir Kyungsoo yang berdarah “Kyung, dia temanmu bukan? Kenapa dia bisa seperti itu?” tanya Joohyun.
Kyungsoo sedikit meringis karena perih “Entahlah apa dia bisa disebut teman. Dia hanya satu sekolah dan satu kelas denganku. Untuk urusan lainnya aku tak tau” Kyungsoo menghela nafas “Aku hanya ingin menolongnya saja” ia melanjutkan sebelum Joohyun membuka suara. Sang kakak tersenyum samar, “Sudah selesai, beri dia selimut. Aku ingin tidur” Joohyun membereskan kotak P3K yang sudah dipakainya dan berjalan memasuki kamar.
Setelah mengambil selimut Kyungsoo segera menghampiri Baekhyun dan menyelimutinya. “Ku rasa besok akan terjadi kehebohan disini, bukankah begitu Byun?” ia bermonolog.
“Kyung” Kyungsoo menoleh pada kamar Joohyun, ketika sang kakak memanggilnya dengan menyembulkan kepalanya di balik pintu. “Pesananaku mana?” tanyanya.
Glek
‘Sial ku kira ia sudah lupa’ Batin Kyungsoo.
“Ah itu” Kyungsoo menggaruk belakang kepalanya sambil berjalan pelahan menuju pintu kamarnya.
“Itu apa?”
“Maaf aku meninggalkannya tadi”.
Brak
Kyungsoo segera menutup pintu kamarnya.
“Yak berandal kecil!”.
***
Matahari sudah berada ditempatnya ketika Baekhyun membuka kedua kelopak matanya. Ia melihat sekitar. Ini bukan kamarnya dan ini bukan rumahnya.
“Kau sudah bangun?” Baekhyun beralih pada asal suara. Di depan pintu sana seseorang yang berurusan dengannya kemarin.
“Kau yang membawaku kemari?” tanyanya dan dijawab anggukan oleh Kyungsoo.
Tanpa banyak bicara Baekhyun mencari tasnya dan beranjak dari sofa.
“Setidaknya ucapkan terima kasih pada adikku yang sudah menolongmu” ujar seseorang di belakang Baekhyun.
“Dia menolongku? Itu tidak mungkin” ujarnya remeh.
“YAK!”
“Sudahlah kak”lerai Kyungsoo.
Baekhyun menabrak bahu Kyungsoo dan keluar dari ruamh itu.
“Yak kenapa kau diam saja!” bentak Joohyun.
“Tidak apa-apa, aku hanya yah begitulah” jawabnya.
“Seharusnya kau biarkan saja dia mati kemarin” geram Joohyun.
“Aish mulutmu itu ckck” Kyungsoo menatap kakaknya. “Sudahlah aku pergi dulu” Kyungsoo memakai sepatunya.
“Jangan terlibat maslah lagi!” Ujar Joohyun.
“Aku tak menjamin hehe”.
***
Kyungsoo kembali memakai kacamatanya, ia sudah melupakan soal Baekhyun. Yang ia pikirkan saat ini loangboard milik Nari. Ia sudah berjanji menggantinya.
“Aku harus mencari kerja part time”.
“Kyungsoo-ya, Kyung tunggu aku!” Kyungsoo berbalik, ia melihat seseorang berperawakan tinggi berlari menghampirinya jika tak salah namanya Chanyeol.
“Kau Chanyeol kan?” tanya Kyungsoo.
“Wah kau langsung mengingatku” ujar Chanyeol berlebihan membuat Kyungsoo memutar kedua bola matanya yang dibalas cengiran lebar Chanyeol.
Mereka berjalan beriringan menuju halte. “Chanyeol, kau tau tempat kerja part time?” tanya Kyungsoo.
Chanyeol mengerutkan dahi “Kau ingin kerja part time? Untuk apa?”.
“Yah kau tau lah Nari, Longboard. Begitulah” Kyungsoo berkata tanpa menatap Chanyeol.
“Ah, aku paham” Chanyeol mengangguk – anggukan kepalanya. “Aku memang kurang tahu soal pekerjaan, kita bisa bertanya pada ahlinya nanti” Chanyeol menjawab dengan cengiran khasnya.
“Siapa?” tanya Kyungsoo.
“Sebentar lagi anaknya muncul”.
“Chanyeol-ah, Kyungsoo!!” panggil seseorang. Kyungsoo dan Chanyeol pun berbalik.
“Sudah ku bilang kan, dia akan muncul” ujar Chanyeol.
“Chan, kau benar-benar keturunan Chenayang ya?” tanya Kyungsoo membuat Chanyeol tergelak.
Sehun dan Jongin menghampiri mereka setelah berlari.
“Yo!” ujar mereka dan memberikan high five.
“Kyung wajahmu kenapa?” tanya Sehun menunjuk sudut bibir Kyungsoo.
“Ah, benar aku juga baru sadar wajahmu babak belur” Chanyeol akhirnya berhenti tertawa dan melihat Kyungsoo.
“Ah ini” Kyungsoo memegang sudut bibirnya. “Bukan apa-apa, Ya, Chanyeol kau bilang diantara mereka ada yang bisa membuatku mendapatkan kerja part time?”.
“Ah, benar” Chanyeol menepuk tangannya. “Jong, beritahu Kyungsoo tempat kerja part time. Kau kan ahlinya” Ujar Chanyeol.
“Kau ingin kerja part time?” tanya Jongin. Kyungsoo mengangguk.
“Baiklah, kau ingin kerja apa? Sebagai pelayan, kasir, menjadi kurir atau apa?” tanya Jongin.
“Mungkin pelayan” jawab Kyungsoo.
“Pilihan yang bagus, akan ku carikan nanti”.
Buagh buagh buagh
“Kalian mendengar sesuatu?” tanya Sehun.
“BOCAH KEPARAT”
“Ya, aku mendengarnya juga” jawab Jongin.
“Asalnya dari gang itu” tunjuk Chanyeol pada salah satu jalan antara pertokoan.
“Ayo lihat!” Sehun sudah lebih dulu berlari.
“Ya! Tunggu aku!” Jongin ikut menyusul.
“Aish, bocah-bocah itu” mau tidak mau Chanyeol ikut menyusul mereka.
Kyungsoo menghela nafas tanpa banyak bicara ia mengikuti mereka dengan berjalan santai.
***
Sehun sampai lebih dulu matanya seketika membelalak. Diikuti Jongin yang sampai disampingnya dengan terengah. Apa yang dilihat Sehun membuatnya penasaran. Reaksi Jongin tak jauh berbeda dengan Sehun.
“Ya, apa yang kalian . . Baekhyun!” Teriak Chanyeol ketika melihat apa yang terjadi di hadapannya.
Disana Baekhyun sudah babak belur. Salah satu tangan pria yang sepertinya mahasiswa sedang mencengkram kerah seragam Baekhyun. Bahkan satu tangannya sedang melayang diudara siap untuk meninju wajah Baekhyun jika saja tadi Chanyeol tidak berteriak. Kyungsoo yang baru saja tiba menghela nafas dalam.
‘Dia lagi’ gumam Kyungsoo.
“Wah wah, kau membawa temanmu ya bocah” ujar pria itu, ia melepaskan cengkramannya pada kerah seragam Baekhyun dan beralih pada Chanyeol dan temannya.
“Me mereka bukan temanku” ujar Baekhyun terbata karena sakit di ujung bibirnya.
“Cih, masih saja sok jagoan” Pria itu akan kembali melayangkan tinjunya namun . .
“Hentikan!” teriak Chanyeol.
“Mengganggu sekali, hajar meraka” pria tadi menyuruh temannya mengepung Chanyeol.
“AH CHAN KAU MALAH MEMBUAT MASALAH” ujar Sehun frustasi.
“Mau bagaimana lagi” Jongin melepas ranselnya dan menggulung lengan kemejanya bahakan dia sudah bersiap dengan postur bertarung.
“Sudah lama juga aku tidak melakukan peregangan” Chanyeol melempar ranselnya dan satu sunggingan bibir tercetak di wajahnya.
“Ah kalian benar-benar” Namun Sehun juga sudah bersiap di posisi bertarungnya.
Kyungsoo? Ia sedang bersandar pada salah satu dinding menyaksikan mereka.
“Sudah ku katakan jangan ikut campur” ujar Baekhyun.
“Maaf ini sudah terlanjur kawan” Ujar Cahnyeol yang sedang menghalau serangan lawannya.
Bagh bugh prang bugh bugh bugh
“AAISH mereka hebat juga” ujar salah satu dari kawnan pria yang menghajar Baekhyun. Mereka kembali menyerang.
Kyungsoo melihat jam tangannya “Ck” ia melihat kembali pertikaian itu.
“Oy, sebentar lagi gerbang akan tertutup” ujar Kyungsoo.
“AH, benarkah?” ujar Jongin yang masih dalam posisi bertarung.
“Cepat selesaikan” ujar Sehun.
“Ayo. Aku tak mau dihukum guru Ahn!” kali ini Chanyeol yang berujar.
“Kalian terlalu banyak bicara” salah satu pria kembali melayangkan pukulannya pada Chanyeol, namun karena Cahnyeol menunduk dan posisinya berada di depan Kyungsoo membuat pukulan itu mengenai Kyungsoo. Membuat kacamata yang ia gunakan terlempar dan retak.
Kyungsoo menghela nafasnya. Tatapan tajam ia arahkan pada sang pemukul. Chanyeol bergidik dengan tatapan itu.
“Ooow” Itu Sehun yang sejenak terdiam dengan kejadian tadi.
“Tamat riwayatmu” kali ini Jongin yang memberi komentar. Sedangkan Baekhyun hanya terbengong di tempatnya.
“Kenapa menatapku seperti itu bocah! Cari mati ya?! Huh!” ujar Pria yang memukul Kyungsoo.
“Kalian yang cari mati” Buagh tanpa aba-aba Kyungsoo melayangkan satu pukulan dan tepat mengenai hidung pria itu membuatnya tersungkur sekitar satu meter dari tempatnya berdiri.
“Uh” Sehun meringis.
“Kalian lama sekali”
Buagh buagh
Kyungsoo mulai memukul menendang menangkis memukul kembali.
Yang ada Chanyeol, Jongin, Baekhyun serta Sehun menjadi penonton. Bahkan Chanyeol serta Jongin sekarang seperti menjadi Cheerleader untuk Kyungsoo.
Sehun hanya bertepuk tangan heboh sedangkan Baekhyun dibuat melongo oleh tindakan Kyungsoo.
Gang sempit seprti ini bukan penghalang untuk Kyungsoo. Bahkan dinding sempit disiktarnya menjadi tempat ia berpijak untuk melayangkan tendangan berputar pada lawannya.
Tak sampai 15 menit semua lawannya sudah tumbang.
Kyungsoo berjalan melewati teman-temannya, ia memungut kacamatanya yang sudah retak.
“Sila, aku harus mengeluarkan uang lagi” umpat Kyungsoo.
“Ya, sampai kapan kalian disana, kurang dari 5 menit gerbang akan benar-benar ditutup” ujar Kyungsoo dengan santai berjalan meninggalkan mereka.
“Tunggu aku” Chanyeol mengejar Kyungsoo.
“Yak sebentar” Sehun dan Jongin mengikuti mereka setelah berhasil mengambil ranselnya.
“Yak! Baekhyun! Sampai kapan kau akan berdiam diri disitu ayo!” ajak Chanyeol.
“Ah, ya” Baekhyun menyusul mereka dengan sedikit terpincang.
***
“Sial gerbangnya terkunci” Jongin melihat sekeliling.
“Itu sudah pasti, bahakan sekarang jam pertama sedang berlangsung” gerutu Kyungsoo.
“Ya ya maafkan kami” ujar Chanyeol. Dibanding satan soo kembali muncul. Ah ngomong-ngomong itu julukan baru Kyungsoo dari Chanyeol.
“Ikut aku” tanpa banyak bicara mereka mengikuti Sehun ke samping sekolah.
Sampai di dinding belakang Sehun menunjuk dinding itu. “Kita bisa melewati ini” ujarnya yakin.
“Wah, kau tau tempat seperti ini?” tanya Jongin.
“Jangan banyak bertanya, ayo sebelum ketahuan” Kyungsoo sudah lebih dulu naik. Kecil-kecil ia gesit juga. Itulah yang ada dipikiran mereka.
Setelah dirasa aman dan berhasil masuk mereka denagn yakin berjalan beriringan.
“Ohoy! Mau kemana kalian?”
Kelimanya menelan ludah. Dengan serempak mereka berbalik.
“Annyeong Saem” sapa mereka dengan membungkuk.
“Nde nde Annyeong” sapa guru Ahn dengan ramah namun kemudian “Bersiap di posisi Push up!” serempak mereka meletakan tas dan bersiap.
“Sudah datang terlambat” puk
“Aah” itu Jongin yang baru saja terkena belaian tongkat dari guru Ahn di bagian bokongnya.
“Mencoba untuk menghindar” puk puk
“Appo” Suara bariton Chanyeol dan cempreng Sehun akhirnya terdengar.
“Datang dalam keadaan babak belur pula” puk puk
“AWW” Baekhyun dan Kyungsoo pun tak ketinggalan.
“Mau jadi apa kalian ini? Cepat berdiri dan bersihkan seluruh toilet yang ada di sekolah!” guru Ahn mengarahkan tongkatnya pada gedung sekolah.
“NDE!” serempak mereka berdiri dan mengambil tas kemudian berlari.
“Yang terakhir membersihkan harus mentraktir makan siang nanti!” Koar Jongin yang berlari lebih dulu.
“YA!” balas ke empat lainnya sambil menyusul Jongin.
“Ck ck dasar remaja” ujar guru Ahn sambil menggelengkan kepala namun tatapan matany atak lepas dari para muridnya jangan lupakan senyum yang terukir di wajahnya.
Tanpa mereka sadari hal kecil ini membuat mereka jadi semakin dekat. Entah ini takdir yang diatas atau apa.
TBC

Wahai para pembaca yang budiman, mohon untuk meninggalkan jejak.
Terima Kasih
Xoxo

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang