Chapter 10

331 44 0
                                    

Setelah kejadian di lab tadi semua menjadi terdiam akan pikiran masing-masing. Berbagian pertanyaan muncul di benak mereka, namun point utama yang muncul pertama kali di pikiran adalah 'Apa yang terjadi pada Kyungsoo sebelum pindah kesini?'.

Fokus mereka teralihkan, bukan mendengar guru yang sedang menerangkan atau mencatat pelajaran malah bergulat pada persepsi masing-masing.

Bel tanda pelajaran usai telah berbunyi membuat ke empatnya tersentak. Setelah guru keluar dari kelas, Kyungsoo akhirnya membuka suara.

"Jangan terlalu dipikirkan, kalian tau? Wajah kalian ketika berpikir itu tidak sama sekali haha. Ini bukan urusan kalian jadi tak perlu ikut campur. Aku tak ingin melibatkan lebih banyak orang lagi" ujarnya.

"Tapi Kyung ..."

"Sudahlah, aku juga harus kerja hari ini. Baek ayo!"

"Ah ya, hey tunggu aku!" Baekhyun segera membereskan peralatan dengan terburu-buru dan pergi menyusul Kyungsoo.

****

"Ibu, apa ayah ada di ruangannya?" Tanya Chanyeol yang baru saja pulang.

"Oh, Chanyeol. Kau baru pulang?" Tanya sang ibu yang sedang memasak. Chanyeol hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apa ayah ada di dalam?" Chanyeol kembali mengajukan pertanyaan dengan menunjuk salah satu pintu.

"Iya dia ada di dalam, ada apa kau mencari ayah? Tumben sekali" sang ibu menyipitkan matanya curiga.

"Bukan apa-apa, aku menemui ayah dulu ya .  ." Ia berlalu setelah mengambil makanan dan mengunyahnya.

"Anak ini, cuci tangan dulu sana!"

-

Tok tok tok

"Masuklah" suara di dalam ruangan sana menginterupsi.

Chanyeol membuka pintu itu secara perlahan. "Ayah, apa aku mengganggu?" Tanyanya.

"Oh Chanyeol. Tidak. Ada apa nak?" Sang ayah menaruh kacamata bacanya dan menyuruh Chanyeol duduk. Pria tinggi itu bisa melihat seberapa banyak tumpukan berkas di meja ayahnya.

"Eum, ayah dulu bertugas di Ilsan kan?" Tanya Chanyeol sedikit ragu.

"Benar. Lalu?"

"Apa ayah mengetahui sebuah kasus yang melibatkan seorang anak SMA yg terbunuh dan Kris?" Chanyeol memandang dalam sang ayah, ia bisa melihat sang ayah sedikit terkejut akan pertanyaan yang ia ajukan.

"Darimana kau tau kasus ini? Apa kau berhubungan dengan Kris?" Tanya ayahnya.

"Tidak tidak. Aku mempunyai teman baru di kelas. Namanya Do Kyungsoo. Dia . . Eum dia . ." Chanyeol sedikit ragu mengatakan apa yang bersarang di pikirannya.

"Tunggu, rasanya ayah familiar dengan nama itu" tuan Park berpikir sejenak. "Sepertinya ayah mengingatnya. Apa temanmu itu bermata lebar dan berwajah tampan?" Tanya sang ayah.

"Iya, walau lebih tampan diriku" ujar Chanyeol.

Tuan Park mendengus, anaknya ini memang super percaya diri. "Ah, jadi dia pindah ke sekolahmu. Bagaimana keadaannya?"

"Apa maksud ayah?"

"Dia salah satu saksi yang tepat berada di tempat kejadian, dan menyaksikan secara langsung sahabatnya tertembak. Sangat sulit menggali informasi kala itu. Keadaannya cukup terkejut hingga dia lebih banyak melamun. Apa sekarang ia baik-baik saja?"

Chanyeol sangat terkejut mendengar cerita Kyungsoo dari sang ayah. Seberat itukah hal yang Kyungsoo pendam. Pantas saja anak itu ingin selalu menjauh dan tak melibatkan siapapun. Sekarang ia mengerti mengapa Kyungsoo berbicara seperti itu tadi. Ia tak akan membiarkan teman barunya itu terpuruk lagi.

"Ku rasa ia lebih baik sekarang. Eum ayah aku ingin berbicara mengenai Kyungsoo dan Kris".

"Huh apa maksudmu?"

"Jadi . . "

****

Jongin dan Sehun sedang berada di cafe internet namun keduanya bukan bermain game malah melamun.

"Jong, ku rasa Kyungsoo menyembunyikan sesuatu dari kita" ujar Sehun setelah beberapa waktu.

"Aku rasa juga begitu, kau tidak liat tatapannya tadi ketika bicara siapa nama pria tadi . .?"

"Kris"

"Nah itu! Tatapan matanya sangat mengerikan" Jongin merinding sendiri.

"Kau berlebihan, aku rasa harus mencari tau soal dia"

"Kau benar, dia sudah menjadi teman kita. Tak akan ku biarkan ia menanggung beban sendiri" ujar Jongin mantap.

"Cih, jika berkelahi juga sepertinya kau yang akan kabur duluan" ejek Sehun.

"Ey, itu dirimu" balas Jongin.

"Itu kau"

"Kau"

"Bisakah kalian tenang?! Aku sedang bermain!" Bentak seseorang.

Keduanya menoleh "NARI!!"

Keduanya menelan silvia, apa nari mendengar apa yang mereka bahas tadi? Bisa gawat ini.

"Sejak kapan kau ada disana?" Tanya Sehun.

"Ketika kalian berdua melamun" ujarnya cuek.

"Apa?!!" Kompak keduanya.

"Tenang saja, aku akan merahasiakan hal tadi" Nari membuat gestur tutup mulut. "Lagi pula aku sudah tau sedikit tentang Kyungsoo".

"Apa apa? Beritahu kami?!" Sehun dan Jongin mendekatinya.

"Akan ku beritahu asal kalian yang membayar tagihan ku!" Nari mengeluarkan senyumnya.

"Cih, dasar pemerasan sama seperti sepupunya. Baiklah baiklah. Jadi ceritakan!" Ujar Jongin.

"Sebenarnya Kyungsoo . ."

****

"Jangan menatapku seperti itu!" Bentak Kyungsoo.

"Ceritakan tentang dirimu maka aku akan berhenti menatapmu!" Gerutu Baekhyun.

"Sudah ku katakan. Tak ada yang perlu aku ceritakan bukan" Kyungsoo menghela nafasnya.

"Kau bohong" Baekhyun menyipitkan matanya yang sudah sipit itu. "Aku tau kau menyembunyikan sesuatu!"

"Aku tidak menyembunyikan apapun!"

"Apa aku perlu bertanya pada Joohyun dulu baru kau bicara?!"

"Panggil dia kakak! Dia lebih tua darimu bodoh!" Kyungsoo memukul belakang kepala Baekhyun.

"Yak!" Bentak Baekhyun dengan mengelus bagian kepala yang dipukul tadi. "Ayolah Kyung, aku bisa menjaga diri jika sesuatu terjadi. Kau lihat sendiri bukan ketika kita berkelahi waktu itu. Aku keren bukan?" Baekhyun masih mengikuti gerak gerik Kyungsoo.

Kyungsoo menghentikan langkahnya dan berbalik mendadak membuat Baekhyun terkejut "Mana ada orang keren yang babak belur dipukuli preman" desis Kyungsoo meremehkan.

"Eum itu . . Aku hanya sedang sial saja. Iya sedang sial" jawab Baekhyun.

"Heh" Kyungsoo kembali mendengus dan melanjutkan pekerjaannya.

"Kyung!"

Kyungsoo dan Baekhyun menoleh. Mata Kyungsoo melebar. "Kenapa kalian disini?!"

Sedangkan Baekhyun dibuat melongo. 'Siapa mereka?' ujarnya dalam hati.

To be continue . .

Sedikit dulu ya buat chapter ini. Hehehe aku janji akan lebih panjang di chapter depan bye . . (Kabur)


New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang