2. MOS Alias Masa Orientasi Siswa

14 4 0
                                    

Anya....

Akhirnya aku benar-benar bisa sampai rumah. Setelah perjuangan mengembalikan payung. Selain itu aku cukup bersyukur mama belum pulang ketika aku sampai di rumah. Karena aku takut dia khawatir aku tidak di rumah selama dia pergi dan berpikir yang macam-macam. Apalagi ini sudah menjelang malam.

Aku rasa aku harus bersiap istirahat juga. Apalagi besok hari pertama aku masuk sekolah. Biar pun tak ada acara eksentrik seperti mendandani diri layaknya badut. Aku cukup bersyukur besok hanya diwajibkan mengenakan seragam SMP dan papan nama.

Semoga saja MOS masa SMAku menyenangkan. Karena aku sangat berharap tidak terjadi hal-hal aneh selama masa awal SMAku. Sungguh...

Tetapi yah, ketika kita sampai pada realita pagi hari aku sudah bersiap akan berangkat. Aku harus menghadapi kenyataan jam wekerku mati. Sehingga aku bangun kesiangan. Jadilah aku dandan buru-buru dan ala kadarnya, dengan satu ucapan syukur untung sudah persiapan dari semalam. Sehingga aku tidak harus mengalami kesulitan berarti selain mengejar ketertinggalan bus pagi ini.

Aku benar-benar harus dibuat pusing dengan keadaan jalanan yang macet. Ditambah sialnya diriku yang lupa membawa papan nama semoga guru wali kelas yang akan aku temui nanti berbaik hati. Ya, semoga harapku dalam dag dig dug rasa cemas. Waktu aku sudah berada tepat didepan pintu kelas.

Aku pelan-pelan mengetuk pintu sampai dipersilahkan masuk. Aku baru bisa melangkah pelan tanpa menatap mata wali kelasku ini.

"Maaf pak, saya terlambat." kataku lirih, begitu aku melihat siluetnya yang seorang laki-laki

"Iya, kenapa terlambat ya?" tanyanya

"Em... Bangun kurang pagi pak..." jawabku mencoba memberi jawaban yang tidak klise.

"Bangun kesiangan maksud kamu?" tanya guru itu lagi.

"Bukan pak, tapi bangun kurang pagi. Kan ini memang masih pagi pak." jawabku

"Jadi, maksud kamu karena ini masih pagi kita tidak memyebut ini bangun kesiangan. Tapi bangun kurang pagi begitu?"

"Iya pak." jawabku mantab

Sembari diiringi suara riuh tawa satu kelas, juga keterkagetanku tentang wali kelasku yang ternyata. Apakah ini sinetron atau apalah tapi orang yang aku temui kemarin, yang aku pinjam payungnya adalah wali kelasku. Ampun deh, nasib sial apa yang akan menunggu sekarang. Melihat mukanya berusaha mengendalikan situasi.

"Jadi.." katanya mulai angkat suara. "Karena kamu terlambat kamu harus dihukum. Tetapi sebagai bentuk kelonggaran kamu berhak memilih hukumanmu. Mau nyanyi, puisi, atau cerita pengalaman terserah." katanya

Lalu aku mulai berpikir cepat dan langsung menjawab.

"Saya mau pantun." jawabku mantab disertai suara riuh satu kelas.

"Oke, silahkan." kata wali kelasku penuh kemenangan.

"Buah nangka buah duren..."kataku menjeda, "nggak nyangka aku keren. Makasih..." ucapku sembari lari menuju bangku paling belakang segera.

Meninggalkan riuh suara seisi kelas dan juga wali kelasku yang jadi pujangga kehilangan kata-kata. Aku merasa turut prihatin akan nasibnya setelah ini. Sungguh, aku tidak tahu harus bagaimana. Tetapi aku cukup merasa lega karena dia langsung memgendalikan situasi dengan melanjutkan perkenalan.

Setelah aku tahu namanya Andre, aku jadi sedikit lega setidaknya sekarang aku tahu nama penolongku kemarin. Yah, setidaknya ini agak lebih baik dibanding anak-anak cewek yang duduk di barisan dekat bangkuku mulai berbisik-bisik menatap ke arahku. Seolah aku adalah mahluk aneh yang patut dihindari.

Berbeda dengan anak cowok disebelahku yang masih berusaha meredakan tawa akibat ulahku tadi. Anak cowok disebelahku justru lebih berusaha ramah, bahkan mengajakku berkenalan.

"Eh, hai! Namamu siapa?" tanyanya

"Namaku Anya. Senang berkenalan denganmu." kataku

"Aku Brian." jawabnya singkat.

Lalu sejak itulah, aku memiliki Brian sebagai sahabat baikku. Mengisi masa SMA dengan cerita penuh tawa, canda, bahkan menyelipkan air mata yang tak pernah aku sangka. Meski mungkin, pada bagian air mata kita masih harus mengikuti ceritaku lebih jauh lagi. Menjelajah pada titik terendah pada bagian lain cerita ini....

Hai, gimana part 3? Bagus, jelek? Bantu vote dan komen ya....

Kejutan !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang