"ya udah, tante ke kamar dulu ya" kata mama devin yang dibalas anggukan oleh vanya dan devin.
Devin pov
setelah mamaku pergi kulihat kini gadisku sedang tertunduk lesu. ia mulai menutup dan membuka matanya, lalu keluarlah cairan bening dari kedua pelipis matanya, sesak dada ini rasanya melihat gadisku yang selalu ceria namun nangis tiba tiba tanpa kutahu penyebabnya apa?
"hei van kamu kenapa?" tanyaku penuh hati hati sambil memegang tangannya
ia mulai mendongak menatapku dan kutatap manik manik mata berwarna coklat itu, lagi lagi air matanya mengalir tanpa kutahu kenapa.
"van?"tanyaku lagi
akhirnya vanya mulai berbicara namun sedikit terbata bata dan samar."a-aku-ma-mau-mau-nanya"tanya vanya yang berhasil membuat keningku mengerut.
"tanya aja van" kataku masih dengan bingung
"apa mama kamu nggak suka sama aku"
deg..
tiba tiba jantung ini seperti berhenti berdetak,muncullah beberapa pertanyaan dibenakku namun tak ku tanyakan."kamu kok nanya-nya gitu"ucap ku sedikit gugup dan hati hati
"tolong jujur sama aku"kata vanya sambil membalas genggamanku
"kamu ngomong apa sih cejo"
"udah vin, aku cuma minta kamu jujur"
"huh... ya udah tapi nggk disini" ucapku dan membuat vanya mengerutkan keningnya.
"dimana?"
"bentar"ucapku lalu kupanggil mamaku untuk meminta izin mengantar vanya pulang.
**
tak lama sampailah aku dan vanya ditaman larasati yang nampak begitu tenang hari ini, mungkin karna cuaca hari ini lebih panas dari yang kemarin, jadi para pengunjung malas untuk berjalan jalan ditaman."sini" ucapku sambil menepuk nepuk bangku taman yang berada disamping pohon yang sejuk nan rindang.gadisku itu pun duduk disampingku namun tak menatapku sama sekali.ia hanya memandang kedepan dan mungkin sedang bergelut dengan pemikirannya.
"van"ucapku, yang berhasil membuyarkan lamunannya, namun kini ia malah menunduk.aku pun bertanya pada pemikiran ku sendiri. apa ia mendengar sesuatu saat aku dan mama berbicara?, apa ia marah? sebenarnya gadisku kenapa?.
"vanya sayang..."ucapku namun terhenti karna wajah vanya mulai memerah, bukan karna salah tingkah namun marah.
"vin, stop panggil aku sayang,stop buat aku makin sayang sama kamu,dan stop perlakuin aku seolah semua orang menginginkan aku bersama kamu"
teriakan itu benar benar membuat aku sakit hati yang kedua kalinya"sekarang aku mohon sama kamu tolong!! jujur sama aku" ucapnya dengan penuh penekanan "apa mama kamu benar benar nggak suka sama aku"lanjutnya lagi.
dengan cepat aku menggeleng dan membuat vanya kesal karna aku tidak jujur.
tapi bagaimana lagi,mamaku bukan tidak suka dengan vanya namun... hanya tak mengizinkan aku untuk berpacaran dengan wanita lain...."kenapa sih vin kamu nggak bisa jujur sama aku"
setelah vanya mengucapkan kalimat itu, ia hanya pergi tanpa sepatah kata lain pun. aku mencoba mengejarnya untuk menjelaskan lebih detail namun nihil tak bisaku kejar bahkan sekarang aku kehilangan jejaknya.
saat aku sampai disebuah kafe ku edarkah pandanganku untuk mencari vanya. yang kutemukan bukan vanya namun....
"hah dia..." kataku lalu menutup mataku dan mulai mengucek uceknya. kubuka lagi mataku kuedarkan pandanganku lagi. namun dia hilang dari kursi yang berada diluar ruangan kafe itu. aku pun mencoba menepi pikiranku. ku anggap saja bahwa aku salah mungkin aku hanya sedang merindukannya. lalu ku berlanjut mencari vanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dulu Dan Sekarang
Разноеku pikir hatiku tetap disini sekarang bersama dengan pilihan hatiku namun ternyata salah.... tuhan berkehendak lain masa laluku datang kembali menuntut keinginannya yaitu cinta dariku. cinta itu dapat bantuan dari orang tua ku yang seolah memaksaku...