part-5~aku bodoh~

398 38 5
                                    

rumah bernuansa elegan itu sungguh terasa sangat sepi hanya ada suara denting jam dan langkah kaki ART yang tak lelah membersihkan sana sini, membuat orang yang berada didalamnya akan sangat merasakan ketenangan luar dan batinnya.

namun tak dengan pria blue hair ini, ia tak tenang dengan segala pemikiran dan masalah yang menurutnya tak pernah habis.

"kenapa masalah gue gini sih"lirih pria yang sedang duduk disofa family room-nya

flashback on

devin,alif juga bastian berjalan menuju kelas XI ipa3 yang sudah nampak sepi karna semua murid sudah pulang kecuali vanya dan ruth.

ruth berada diambang pintu kelas sedang menunggu vanya,namun vanya masih sibuk mengemas buku buku untuk dimasukkan kedalam ranselnya.

"van...cepetan lama amat" kesal ruth

"iya iya...." balas vanya.

saat ruth melihat kedatangan devin cs yg berada disamping pintu devin menaruh jari telunjuknya pada dua bibirnya bermaksud untuk menyuruh ruth diam. ruth mengangguk pelan dan berjalan kesamping alif, ia tau jika devin dan vanya perlu bicara.

devin berbalik kearah teman temannya menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan kasar. segera devin berjalan kedalam pintu itu.

"van"

ucapan itu bergema diruangan yang sangat sunyi ini. vanya yang mendengarnya hanya menatap jengah dan mengalihkan pandangannya kesisi lain, seperti menolak untuk memperhatikannya.

melihat respon vanya yang kurang baik devin mengisyaratkan sesuatu pada temannya dan memajukan kakinya dua langkah dari tempat ia berdiri.

dregg...

suara pintu tertutup berhasil membuat vanya mengalihkan pandangannya dan menatap devin semakin kesal. segera ia menggendong tasnya dan berdiri tepat didepan devin.

"maksud lo apa buka pintunya nggak" ucap vanya kasar yang hampir membuat devin tak dapat berkutik.

dengan pelan devin meraih kedua tangan vanya mencoba menyalurkan rasa bersalah yang ia rasakan selama ini. namun segera ditolak oleh vanya dengan cara menghempaskan genggaman itu.

"van aku cuma mau jelasin semuanya" ucap devin sambil menatap dua bola mata vanya dengan lekat, namun setelah vanya menyadari tatapan itu ia membuang pandangannya ke arah pintu.

"kenapa sih lo ganggu gue terus! nggak cukup lo nyakitin gue?, kenapa si lo nggak bisa biarin hidup gue tenang tanpa lo? kenapa lo selalu ganggu gue?... kenapa dev? lo nggak mau hidup gue bahagia? iya?"

semua kata kata itu kini tak dapat tertahan lagi, ia keluarkan semuanya dengan penuh kekesalan, bahkan air mata bening yang berharga mulai turun dari ujung pelipis mata abu abunya. vanya mulai memberanikan diri menatap pria didepannya namun semakin ia menatap semakin deras air mata yang berjatuhan membuat ia menutup matanya dengan kedua tanganya, seperti masih belum puas dengan semua ungkapannya kini ia meneruskan curahan hatinya dengan sesenggukan dan masih dengan mata yang ditutup tangan.
"belum cukup lo nyakitin gue? buat gue cemburu? buat gue seolah jadi pengganggu hubungan lo sama marsha? belum cukup? ia?"

seperti tak tahan dengan hidup vanya mulai lemas akibat tangisan yang tak henti hentinya, tak kuat menopang tubuhnya vanya hampir jatuh kelantai dan segera disambut oleh devin sambil memeluknya erat, masih dengan kesadaran vanya meneruskan tangisnya yang benar benar tak dapat dibendung lagi.

"maafin aku van! maafin aku... aku tau aku salah! maafin aku! aku bodoh van aku bodoh! pliss maafin aku! aku minta maaf van" entah kenapa mata devin mulai memanas dan mengeluarkan air mata yang tak pernah ia keluarkan selama beberapa tahun ini.

dengan sekuat tenaga ia terus menahan dan memeluk vanya tanpa penolakan dan balasan, vanya hanya diam sambil berusaha mengumpulkan seluruh tenaga untuk melawan devin lagi.

namun entah mengapa saat ia melihat devin menangis hatinya mulai luluh, ia benar benar tak pernah sekali pun melihat devin menangis! vanya mengalihkan tangannya yang menghalanginya untuk menatap devin.

dan kini devin juga sudah kehabisan tenaga hingga ia terduduk lemas dilantai diiringi dengan vanya yang terduduk dipangkuannya. tak henti hentinya ia mengucapkan kata kata "maaf" pada vanya.

tanpa melepaskan pelukan vanya devin terus menangis,tak peduli seberapa khawatir teman teman mereka yang menunggu diluar. dan atas perlakuan ini tangan vanya terulur untuk membalas pelukan devin.

apa kamu maafin aku' batin devin.

sontak devin merenggangkan pelukannya menatap wajah vanya tak percaya.

saat dirasa vanya pelukannya merenggang segera ia tarik devin lagi meneruskan dram nya menangis pecah di bahu devin "aku kangen vin aku kangen" ucap vanya secara tiba tiba.

setelah 5 menit puas dengan segala air mata yang memenuhi kedua bahu mereka. akhirnya mereka berdiri setelah tenaga mereka kembali pulih.

"jadi kamu maafin aku?" tanya devin tersenyum.

"iya kalau.... kamu mau menjauhi marsha" ucap vanya menyunggingkan senyuman khasnya.

"aku nggak janji tapi aku akan berusaha demi kamu"

senyuman tulus pun akhirnya terukir lagi diwajah yang selama ini hanya sendu sangatlah sendu. hingga tatapan mereka terbuyarkan oleh suara teriakan dari luar.

"woy ngapain lo lama lama didalem, mesum ya lo bedua" ucap bastian dengan polosnya.

"njirr... tu kobas! ya udah kita keluar ya"

"WOYY BAS LIF BUKA PINTUNYA"

pintu pun terbuka menunjukkan dua couple tersenyum bahagia setelah selesai dengan masalah yang melanda mereka.

"lama amat si! gue gerah nunggu disini sama..." ucap ruth melirik bastian.

"utayank... uthe gerah ya?" lebay bastian pada ruth yang mendapat tatapan jijik dari ruth dan yang lain.

flashback off








ini cerita sumpah gaje nya kebangetan! tapi jangan lupa vote, coment dan follow yah.... nggak ada permohonan lebih cuma minta coment 5 deh sama vote 15 ceritanya akan di next tp kalo nggak nyampe segitu ya tunggu nyampe hehe...

ily💞💞

Dulu Dan SekarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang