3. Masih Tak Percaya, Ternyata Kita Dekat

245 66 32
                                    

*Sebelum membaca baca bismillah dulu yaa^^, jangan lupa tinggalkan jejak setelah baca. vote dan komen yoo*

Don't be silent readers😘

****

Part 3

Setelah sudah sadar dalam pikirannya, Cahya memalingkan muka pada sahabatnya yang mungkin ikut terpesona melihat guru tersebut. Siapa yang tak akan kagum dengan tampang seperti itu?

"Lid Lid, aku kenal orang ini. dia itu orang yang ada di mimpi akuu Lid. ga salah lagii. wajahnya agak samar-samar sedikit tapi postur tubuhnya seperti mimpi yang datang ke aku ituu. percayalah Lid"

"Ehh? masaa Ca?beneran? tapi dia lebih tua darimu loh Ca. aku masih ga percaya. aku ga tau mau ngomong apa"

"Aku juga ga tau Lid. Benarkah dia yang selama ini hadir dalam mimpiku semalam? Atau dia yang merupakan orang lain, bukan sosok didepanku ini?"

"Duh Ca, yang jelas kamu harus pertahankan dia Ca. walaupun dia ga beda jauh amat umurnya"

"Terserah lah Lid" kata Cahya seperti pasrah dengan apa yang terjadi.

Setelah apa yang terjadi barusan, pelajaran pertama dimulai. Pelajaran yang membuat ia bosan yaitu matematika.
Cahya masih saja memikirkan apa yang terjadi sebelumnya. Ia masih tidak percaya. Pikirannya tampak kosong, bahkan soal matematika saja tak dapat membuat ia pusing lagi ketika mengajarkannya. Lidya sahabatnya yang tengah duduk disampingnya itu juga ikut dalam kebingungan itu.

"Hufft!. Baiklah aku akan menghadapi semua yang akan terjadi nanti"

"Bagus Ca! semangat, tetap berpikiran positif yaa. Aku selalu ngedukung kamu kok" ucap Lidya tengah memberikan semangat untuk sahabatnya itu.

****

*Boy* POV

Pagi itu sangat cerah untuk memulai hal baru. Kala itu burung-burung tampak seperti menyemangati hari pertamaku untuk mengajar di sekolah hari ini. Setelah wisuda dari pendidikan ku dan mengurus hal-hal lainnya aku memantapkan tujuannku untuk saat ini.
Aku tiba tepat di pintu gerbang tempat mengajarku pertama hari ini. Aku melihat sesuatu yang baru. Sesuatu yang tak sama dengan masa ku dulu. Semuanya tampak beda. Tampaknya aku pasti akan betah dengan suasana nya seperti itu, semoga saja.
Aku menoleh sekitar lingkungan itu. Dari pintu gerbang ada pos satpam yang selalu menjaga keaman sekolah, aku menyapanya dengan sopan dan ramah, dan mereka pun meresponnya dengan baik.
Aku pun mengalihkan pandangan ku tepat disebelah sana tak jauh dariku, terlihat dua orang siswa yang tampaknya mereka bersahabat dekat sekali, keduanya bahkan tertawa dengan sangat lepas. Satunya berambut ikal berwarna hitam, dan satunya rambutnya di urai lepas yang membuatnya tampak menawan dengan rambut berwarna kecoklatan itu. Rambutnya menari-nari diterpa angin sepoi-sepoi. Tawanya sungguh cantik, aku terpesona dengan senyumannya itu. gadis itu punya senyum mata yang cantik. pipinya yang gembul itu ingin sekali ia cubit.
Aku melihat logo yang terdapat pada seragam mereka. Oh ternyata mereka kelas 3 yang sebentar lagi akan lulus SMA. Aku penasaran dengan gadis yang ku lihat tadi yang membuatku terpesona melihat senyumannya yang cantik. Ingin sekali ku menanyakan namanya dan berkenalan dengannya. Tapi fikirku aku akan focus dulu dihari pertama ku ini. Aku pun cepat berlalu meninggalkan mereka, menghindar untuk tidak memandangnya lagi.
.
Setelah menghadap keruangan kepala sekolah aku di persilahkan untuk berkenalan dengan staff guru di sekolah itu, mereka sangat ramah terhadapku yang masih sangat pemula ini. Setelah dikenalkan dengan staff, tak lama kemudian bel tanda masuk pelajaran pertama dimulai. Aku merasa degdegan karena setelah ini aku akan diajak ibu karina salah satu wali kelas 3 untuk berkenalan dengan siswanya.
aku pun berjalan mengikuti langkah kakinya menuju ke kelas yang dimaksud. Aku sempat mendengar suara dari dalam kelas, nampaknya mereka sedang rusuh setelah melihatku. Akupun masuk mengikuti ibu krisna. Siswa-siswa nya Nampak lumayan banyak, tapi hanya satu yang membuat ku focus pada salah seorang yang tengah duduk tanpa memperdulikanku.
Ia adalah sosok siswi yang sempat kulihat tadi pagi. Sosok yang sempat membuatku terpesona untuk pertama kalinya, yang membuatku penasaran. ia tampak dewasa tak seperti temannya yang kebanyakan polos dan lugu. Ia berbeda. Mungkin ini hanya pendapatku.
Setelah itu aku pun memperkenalkan diriku ke mereka. Sesekali aku melihat kearahnya, ia memasang wajah yang serius. Seperti sedang melihat seseorang yang pernah ia lihat sebelumnya, tampak kebingungan. Aku penasaran apa yang terjadi dengannya hingga tampak bingung seperti itu.
Aku pun berlalu meninggalkan ibu karina yang akan mengajar mereka setelah aku berkenalan tadi. Dan aku memutuskan untuk mendekatinya dikemudian hari yang akan datang.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang