6. Perusak

152 24 7
                                    

Don't be silent readers^^

Part 6

Hari ini adalah Hari Sabtu.  Pagi ini tampaknya sangat cerah, Ia bangun pagi-pagi sekali. Tak biasanya Ia bangun sepagi ini. Seperti biasa rutinitas setiap pagi ia lakukan. Setelah selasai mandi, memakai seragam sekolah, berdandan dans segala rupa ia segera turun kebawah menyambut Ayah Ibu dan Adik Bungsunya.
Ketika mereka sedang asyiknya menyantap makanan terdengar suara bell pintu. Dan itu adalah Lidya sahabatnya Cahya.

"Mama bukain pintu dulu ya" kata Ibu segera bangkit dari tempat duduknya melihat siapa yang ada di depan rumah.

"Assalamualaikum tante Tyas" lidya menyapa ibu Cahya dengan ramah.

"Eh nak Lidya tumben kamu datang pagi-pagi begini. Mau berangkat bareng Cahya?"

“Hehe iya tante. Cahya nya dimana?

"Cahya lagi sarapan tuh di dalam, bentar tante panggil dia dulu ya"

Ibu Cahya mempersilahkan Lidya untuk duduk dulu di depan. Sementara itu ia pergi kembali memanggil anaknya yang sedang sarapan.

"Caca  ada Lidya tuh di depan. Mau jemput kamu"

"Eh iya ma? Tumben banget dia pagi-pagi begini. Aku pamit pergi sekolah dulu ya Ma, Pa"

"Iya sayang" ucap Ayah dan Ibu bersamaan.

Cahya dan Lidya berangkat ke sekolah bersamaan. Tidak biasa nya Lidya menjemputnya seperti ini, kecuali jika ada maksud tertentu. Mereka menuju ke halte yang biasanya dilakukan orang-orang untuk menunggu Bus.

"Tumbenan banget kamu jemput aku. Kalo seperti ini aku jadi curiga sama kamu."

"Haha kamu tahu aja." Kata Lidya menyengirkan bibirnya.

Setelah beberapa menit mereka tiba juga di sekolah. Sedang asyiknya bercakapa-cakap seseorang tampaknya menyahut mereka dari belakang. Ia adalah temannya Lidya yang tinggal se-kompleks. Namanya Boby Anggara. Mereka bertiga satu sekolah, hanya saja Boby kelas B. Sementara Cahya dan Lidya kelas A.
Gadis mungil itu hanya diam berdiri disebelahnya Lidya. Ia tak memandang laki-laki itu. Boby dan Cahya pernah pacaran selama kelas 1.
Saat itu pertama kalinya cahya mendaftar formulir di Smk Baktisetya. Boby menghampirinya, Berkenalan dengannya, sampai akhirnya mereka dekat. Boby mempunyai tampang yang bisa dikatakan lumayan tampan (sebenarnya tampan), tahi lalat yang mungil menempel di pipinya membuatnya terlihat manis. Sehingga itu bisa membuat gadis itu terpana dengannya. Lidya juga bermain peran di antara mereka, Lidya membantu mereka berdua dekat. Rumah mereka sekompleks hanya berbeda beberapa rumah. Sampai pada akhirnya setelah kejadian itu, hubungan mereka kandas yang membuat Cahya berhenti untuk pacaran dengannya. Ia tak ingin lagi berakhir seperti itu. Kejadian kemarin adalah mimpi buruk baginya, hal yang paling di ingatnya.

“Hey Lidya!!" seru Boby yang menuju kearah mereka berdiri.

Mereka berdua berhenti sebentar menoleh kearah suara yang menyahut dari belakang.

“Ngapain kamu kesini?!" ketus cahya.

"Ca jangan marah begitu dong, aku kan hanya ingin menyapa kalian berdua" jawab Boby dengan suara pelan.

“Ada apa Bob? Ada yang ingin dibicarakan?" Tanya Lidya berusaha menanggapi temannya itu.

"Ga ada apa-apa kok Lid. ada yang mau aku bicarain ke kamu. Tapi ntar aja ah"

"Yaudah. Kami duluan yaa"

"Iya. Sampai ketemu nanti Ca" ucapnya memandangi gadis itu dengan tatapan aneh.

Cahya tak membalas pembicaraan Boby. Ia memutar bola matanya dengan cepat kearah Lidya, mengisyaratkan untuk menjauh dari tempat itu. Ia menarik lengan Lidya dengan cepat.

****

"Ca kamu masih marah sama dia?"

"Ga kok Lid. Aku Cuma kesal aja liat muka dia yang sok kegantengan itu" kata Cahya memalingkan muka dengan kesal.

"Ca jangan bilang kamu masih suka ya sama dia?"

"Apaan sih Lid. Bikin tambah bete aja" jawab Cahya agak kesal.

“maafin deh”

Lidya mengalah untuk hal-hal seperti itu, berusaha untuk tidak mencari permasalahan lagi.
setelah tiba dikelas Cahya duduk tepat di sampingnya Lidya, ia mengambil smartphonenya. Mengecek satu persatu notifikasi yang masuk. Dan salah satu notif langsung membuat tersenyum. Menghilangkan kejengkelan nya mengenai Boby. Itu adalah whatsapp dari Pak Boy.

Dari : Pak Boy
"Assalamualaikum. Cahya udah datang ke sekolah?"

Cahya Adiputra
"Waalaikumsalam. Iya pak. Barusan tadi"

Boy Syahputra
"Oh gitu. tadi  saya gak sengaja lihat kalian di depan. Ada teman laki-laki juga"

Cahya Adiputra
"Dia Cuma teman nya Lidya kok Pak, anak kelas sebelah. Tapi ada apa?"

Boy Syahputra
"Tidak. Saya hanya penasaran saja. Barangkali dia pacar kamu"

Cahya Adiputra
"Eh gak kok"

Boy Syahputra
"Yasudah lanjutin saja dulu, bentar lagi kelasnya mau mulai. Saya mau mengajar di kelas kamu pagi ini"

Hampir setiap hari Pria itu menghubunginya. Sudah seminggu mereka saling berkomunikasi. Setiap pergi ke kantin mereka selalu berpapasan. Tak selalu menyapa. Karena ia tahu pasti teman-temannya akan bergosip banyak. Apalagi Pak boy yang merupakan guru popular dikalangan siswi perempuan. Mereka pasti akan menghajarnya habis-habisan.

****

“Apa?!" teriaknya yang Membuat teman sekelas merasa heran.

"Ada apa Ca sampe teriak-teriak begitu?"

"Aduh Lid, bentar lagi Pak Boy mau masuk ke kelas kita. Harus gimana ya aku?" ucapnya sedikit berbisik agar yang lain tidak mendengar.

"iyalah Ca. emang kamu gak baca jadwal pelajaran hari ini?"

"Enggak Lid" ucap gadis itu sambil menggelengkan kepala nya dengan polos.

Cahya tidak tahu harus bagaimana nantinya. Ia gugup. Pagi ini pak boy akan masuk kekelas untuk mengajar pertama kali. Entah apa yang harus ia lakukan, tetap duduk diam di tempat duduknya ataukah harus bertingkah kecentilan seperti cabe-cabean. Entahlah itu yang ia pikirkan saat ini.

Di sisi lain, ada Sanah yang duduk di sebelah nya. Ia menatap Cahya sedari tadi, memperhatikan setiap gerak-geriknya. Seperti ada yang disembunyikan. Sanah adalah orang yang membuat hubungan Cahya dan Boby rusak sejak kala mereka berpacaran. Cahya baru mengetahui hal itu setelah ia mengetahui orang-orang sedang membicarakan Sanah. Sewaktu di kantin kemarin, Cahya tak selalu merespon apa yang dibicarakan Sanah. Karena ia merasa kesal saja dengan apa yang dilakukannya. Siapa yang tak kesal dan marah ketika menjalan hubungan dengan seseorang, saat itu juga ada orang ketiga yang merusak tali yang sudah dijalin bersama itu.

To be continue

****

Gimana? bisa nangkep alur nya?
nantikan part selanjutnya yaa~~
maaf akhir-akhir ini lumayan sibuk jadi gak bisa update 2 part sekaligus.
jangan lupa vote dan komen yahh😉🤗😙

Salam.
AUTHOR MANIS.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang