5. Percakapan Pertama

188 48 22
                                    

*Baca bismillah dulu*
Don't be silent readers~♡♡

Part 5

Jam menunjukan pukul 19.00 WITA. Setelah Sholat Isya Cahya membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur sembari melihat notifikasi handphone yang mungkin menggunung, dari siang tidak sempat ia baca. Rupanya Lidya sedari tadi mengirim pesan whatsapp ke dia dan sampai sekarang belum dibalasnya.
Ia lupa kalo tadi akan cerita ke Lidya apa saja yang ia bicarakan dengan Guru nya itu.  Ia membuka pesan Lidya yang belum ia baca. Tak lama setelah membaca pesan dari Lidya, sebuah pesan whatsapp masuk tanpa mempersilahkannya dulu ia membalas whatsapp Lidya.

Dari  : +6289890xxx
"Assalamualaikum"

Ia kebingungan, entah siapa yang sedang mengirim whatsapp ke dia. setelah melihat profilnya, ia tersontak kaget setelah melihat nama tersebut.

"Boy Syahputra Pratama". ia mengeja nama itu dengan baik dengan pikiran tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Ia pun membalas pesan itu.

Boy Syahputra
"Cahya kenal saya?"

Cahya Adiputra
"Iya saya kenal. Ini Pak Boy kan?"

Boy Syahputra
"Iya Ca. maaf jika menganggu kamu malam-malam."

Cahya Adiputra
“Gak apa-apa kok pak. Tapi kalo boleh Cahya tahu, bapak nemu dimana nomornya saya?"

Boy Syahputra
"Eh iya, saya ga sempat bilang ke kamu tadi. Saya dapatnya dari teman kamu Lidya. Tadi selepas kamu balik ke kelas saya berpapasan dengannya. Tujuannya sih untuk minta maaf kalo udah membuat kamu gak nyaman sewaktu di kantin tadi. Eh tau nya kamu datang ke ruang guru buat minta maaf duluan.  Toh jadi sia-sia saya minta nomornya kamu ke dia."

"Modus banget nih guru ternyata ya?" ucapnya yang tak disangka ujung bibirnya terangkat hamper mau tersenyum.

Cahya Adiputra
"Oh gitu, kenapa gak bicara aja langsung ke saya pak?"

Boy Syahputra
"Gimana mau bicara, tadi saja kamu sampai berlari tebirit-birit seperti itu."

Cahya Adiputra
“Hahaha iya juga sih balasnya pura-pura tertawa padahal enggak."

Percakapan yang tak diharapkan itu berlanjut, hingga akhirnya membuatnya lupa dengan pesan yang dikirimkan Lidya. Gadis itu masih terus memandangi percakapan nya dengan Pak Boy. Percakapan yang membuat ia tertarik, tanpa sadar senyam-senyum seperti orang gila.

Boy Syahputra
"Ca kamu tau ga?. Pagi hari sebelum saya memperkenalkan diri saya di kelas mu, saya melihat kamu dan Lidya di tengah lapangan. Pagi itu kalian tampaknya kamu gembira sekali, tertawa dengan bebas, dekat banget pokoknya, gak tau apa yang sedang kalian bicarakan. Saya saja sempat ketawa melihat tingkah kalian itu. ternyata Kamu punya senyum yang indah ya.”

Ia berpikir keras dengan apa yang dibicarakan gurunya, mencernanya dengan baik apa maksud pria itu. Sejak beberapa menit yang lalu wajahnya masih menatap layar smartphonenya, yang membuat ia bahkan lupa dengan Lidya. Pesan Lidya terus masuk, karena merasa sudah terlalu lama ia kemudian membalas pesan sahabatnya yang sedari tadi menunggu balasan.

Dari :  My Pecicilan
"Cahya"

"Cahya"

"Cahya"

"Katamu tadi mau ceritain soal tadi ke aku, kok gak ada-ada sih?"

"Ca… Cahya!"

"Ohiya aku lupa kasih tahu sama kamu. Tapi kamu jangan marah ya."

"Jadi tadi itu sewaktu aku pergi ke toilet dan akan balik ke kelas, eh pas di pintu kelas aku ketemu sama pak boy dan disitu dia mau minta tolong ke aku buat kasih nomornya kamu kedia. Katanya sih buat minta maaf soal tadi. Karena aku merasa kasihan aku kasih aja nomornya kamu.”

"Ehh dan itu juga, aku lupa kasih tahu kamu lagi sebelum kita menemui pak boy diruangan guru. Aku baru ingat setelah kamu keluar dari ruangan itu. Makanya aku Tanya kenapa kamu sampai lari-lari seperti dikejar anjing seperti itu?"

"Ca,  kamu marah gak sih? Kok ga dibales?"

"Maaf ya kalo kamu marah sama aku."

Melihat pesan dari Lidya yang terjejer rapi, membuat ia tertawa dengan tingkah sahabatnya itu. Ia pun membalas pesan tersebut.

Cahya Adiputra
"Duh maaf ya aku baru bales pesannya kamu Lid. Eh gak apa-apa kok, aku gak marah kok. barusan Pak Boy mengirim pesan whatsapp ke aku. Seperti yang kamu bilang tadi, ia menjelaskan hal yang sama denganmu. Tapi Lid, ada yang harus kamu lihat Lid. Bentar aku kirim capture nya kata Cahya menerangkan barusan yang terjadi."

My Pecicilan
"Akhirnya kamu balas juga Ca. eh? Beneran? Apa coba yang ia katakan sama kamu? Cepat sini kirim."

Cahya segera mengirim capture hasil percakapan ia dengan Pak Boy tadi ke sahabatnya itu.
Setelah beberapa menit.

My Pecicilan
"Jadi ini yang membuatmu lama membalas chat ku Ca? Ya ampun Ca. Baru juga belum sebulan eh tahunya seperti ini. Kayaknya Pak Boy suka sama kamu deh.”

Cahya Adiputra
“Ngomong apa sih kamu Lid. Yang benar aja. Pak Boy kan guru aku" ucap cahya malu-malu.

My Pecicilan
"Udah gak usah pikirin itu dulu. Siapa tahu aja kan ya?" Lidya mengirim emot lucu yang membuat Cahya tertawa kecil.

*AUTHOR POV*
Percakapan mereka berdua sangat panjang, hingga berlarut-larut. Kalo dimuat sampai selesai ceritanya ga habis-habis dong.

Setelah menyadari malam sudah larut, ia memutuskan untuk tidur dulu dan menyambung pembicaraan mereka besok pagi. Mengabaikan chat Lidya yang terusan masuk.

To be continue

***

Menurut kalian gimana dengan kelanjutan ceritanya?
apa Cahya dan Boy akan makin dekat atau malah Kembali dengan Boby?

Pantengin terus yaa~♡♡
Jangan lupa Vote & Comment^^

Salam
AUTHOR MANIS.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang