Malam ini menarilah seriuh mungkin
Lepaskan gejolak diri.
Karena besok kau harus berjanji.
Berjanji untuk tidak menari kembali.
Besok kau hanya harus menjadi mata air untukku.
Bukan untuknya bukan juga untuk siapa.
Lihat lah sedikit kearah jendelamu yang usang.
Ada yang terbaring dikursi letih, Letih sekali.
Masih patutkah aku menghitung setiap tetesan hujan september?
Yang Hampir dari separuhnya berada dihalamanku.
ketika setiap tetesan yang jatuh kuberi namamu yang indah.
Taram temaram bayang bianglala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST [Poetry]
PoetrySebuah puisi tentang dialog yang penuh emosi. tentang kata yang sebenarnya bukan puisi, yang kutulis sebenarnya hanya emosiku yang api. puisi yang tidak bisa di terjemahkan oleh bahasa namun dapat disyukuri oleh tubuhnya. puisi ini sebenarnya tak pu...