Mengenang Hari Raya

22 1 0
                                    

Transportasi apa yang bisa membuatmu bicara lalu berjalan menjauh?

Tahukah kau bahwa mengenang adalah pekerjaan pensiunan.
Hanya sedikit yang merasa kehilangan sebelum mampu terasa.
Sekarang orang-orang sibuk berlalu-lalang dijalan raya ada yang menunggu ada yang ditunggu
Jalanan sudah terlalu panjang dan bergumam.
Aku terus berjalan-jalan mencari anak-anak itu yang kemarin sore bekerja bersama api dengan sepasang mata yang tidak mampu melihat segalanya begitu dekat.
Benar saja bukankah orang memang selalu lupa dengan hal yang paling dekat?
Disini orang-orang lebih banyak menunggu entah siapa dan untuk apa.
Aku menunggu dikantukku, disayup mata yang berisi namamu.
Kau pergi ke dunia masa kecilku yang penuh gambar hitam putih
Tv yang satu kanal saja berisi siaran dunia berita.
Soeharto, ladang padi, serial kartun favorit dan senyum yang mengajari cara bercinta tanpa berbicara.
Video klip musik, mp3 musik pop dan chrisye mengajari cara menyembuhkan luka dengan bernyanyi.
Betapa pandai orang-orang itu menyembunyikan kesedihannya.
Aku menunggu hari raya didepan rumah Nenekmu.
Kau tak pernah pergi kemana-mana
Kau hanya bisa menghilang jika kau melampaui bumi sebelum aku menemukan planet lain yang bisa dihuni.
Aku mengenalnya lebih dari dirinya mengenalnya.
Dulu aku cepat mengeluh karena menjadi anak kecil
Aku memikirkan diriku yang dewasa denganmu
Memang benar kata W.S Rendra, 'karena sekolah kami berdua belum dikawinkan, tapi jauh didalam jiwa kami sudah beranak cucu'.
Sekolah 6 tahun di strata awal.
Berangkat pagi pulang siang mandi disungai.
Jika bulan ramadhan kami sibuk bermain dan tidak pernah merasa kelaparan.

Lalu datang hari raya.
Aku tak pernah sibuk selain hanya menunggumu kembali datang kerumah nenekmu.
Aku tidak mendapatkan apa-apa dari menunggu.
Aku mencintai diriku yang cinta dirinya.
Kau tau mengingatmu berarti tentang bicara serius pada waktu siang bicara dihadapku di sepasang kursi sekolah dasar saat guru rapat membahas rapor akhir semester kita.
Aku hanya bisa diam saja saat dirimu bicara panjang sekali seperti orang dewasa yang jauh dari umur sebenarnya.
Akhirnya aku bicara. Waktu mengalir secepat barang-barang kiriman sampai dimasing-masing rumah. Laptop,DVD player, dan telepon NOKIA.

Telingaku tempat merekam suara terbaik, mataku tidak mampu melupakan senyummu seperti orang  Indonesia melupakan peristiwa Kejadian 98.
Meski sendiri, aku ingin membaca sekali lagi puisi-puisi lala bohang dan menyambut lagi hari raya.
Akan kubuat puisi tentang kau dan diriku lagi.
Barangkali memang kau akan datang sekali lagi.

LOST [Poetry]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang