Kenyataan Yang Pahit

32 1 0
                                    

           Ditaman sekolah kini terdapat dua orang siswi yang sedang duduk. Mereka seakan masih dalam pemikiran masing-masing. Karena bosan dengan keadaan seperti itu akhirnya salah satunya memecahkan keheningan.

"Gue udah tau semuanya" Ucap gadis dengan rambut yang digerai sebahu itu dengan tatapan kedepan.

"Maksud loh?"Ucap lawan bicaranya dengan menoleh ke lawan bicaranya.

"Semua cerita loh hari ini gue tau" Ucapnya lagi.

"Terserah luh" Ucapnya sinis

"Loh masih mau kayak gini Asma? Gue prihatin lihat loh yang dulu selalu ceria tapi sekarang muka kusut gitu" Ucap Bella.

"Gue bingung aja ada yah orang yang tega banget khianati gue, padahal gue udah baik sama dia" Ucap Asma dengan senyuman sinisnya.

"Loh gak usah mikirin dia, loh masih punya gue sama Talia." Ucap Bella.

        Asma diam mendengarkan penuturan sahabatnya itu. Ternyata masih banyak yang peduli dengannya baik orang yang dia tidak kenal pun peduli. Mengingat kejadian pagi itu Asma kembali sedih. Air matanya kini luruh membasahi pipinya.

       Bella yang tidak tega melihat sahabatnya itu menangis sesenggukan akhirnya memeluknya dan mengusap pundaknya untuk memberi kekuatan. Dia membiarkan sahabatnya itu menangis agar semua bebannya hilang meski tidak semua.

*****

         Hari ini Naufal merasa bersalah karena kecerobohannya tapi dibalik itu semua dia merasa lega karena tidak berlama-lama lagi menyembunyikan itu semua. Naufal kini bersama Azka berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba dia melihat di taman sekolah sosok yang dia kenal ada disana. Tapi anehnya dia sedang menangis. Hati Naufal seakan perih melihat itu. Dia menepis rasa itu dan mengganti dengan rasa iba saja.

        Naufal tetap melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan gadis itu. Tapi dibalik itu semua seseorang yang bersama gadis itu, Bella. Menatap tajam ke arah Naufal, dia kecewa dengan laki-laki satu itu. Bahkan dia ingin memukul laki-laki itu.

******

         Bel pulang pun berbunyi, Asma seakan tidak bersemangat untuk beraktifitas. Dia terus memasukkan bukunya tanpa menghiraukan sekitarnya. Bella yang melihat itu hanya khawatir, sedangkan Talia dan Tasya hanya diam saja.

        Saat Asma sampai diambang pintu tangannya di pegang dengan lembut oleh seseorang, Asma mengangkat kepalanya dan kaget melihat orang tersebut. Perasaannya kembali mengingat kejadian pagi tadi. Dia tak kuasa menahan air matanya lagi dan menangis di tempat tersebut. Laki-laki itu hanya bingung melihatnya dan membawa Asma kedekapannya, Asma yang sadar akan itu langsung mendorong laki-laki itu. Ketika dia ingin pergi lagi-lagi tangannya dicekal.

"Biar gue antar loh pulang" Ajak laki-laki itu.

"Gu..gu..guuee bi..bisa pu..lang se...sendiri" Ucapnya berusaha melepas cekalan itu. Laki-laki itu menghembuskan nafasnya kasar.

"Loh kenapa haahh?" Tanya laki-laki itu lembut dengan memegang kedua bahu Asma dan menatap manik matanya.

        Asma yang sadar akan tatapan itu akhirnya mengalihkan pandangannya menatap sahabatnya yang sudah berada dibelakang laki-laki itu. Tatapannya berhenti pada Tasya.

"Maaf Fal, gue bisa pulang sendiri." Ucapnya menghempaskan tangan Naufal dari bahunya dan berlari ke parkiran.

      Naufal hanya mengacak rambutnya frustasi sedangkan Talia dan Bella mengejar Asma. Saat Bella berada di samping Naufal dia menatapnya tidak suka.

Cinta dan Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang