Little Kimmie (2/3)

847 82 9
                                    

Hanbin mengusap matanya yang terasa lengket, dia baru saja terbangun karena merasa haus. Uggh, badanya terasa pegal semua, kepalanya sedikit pusing tetapi suhu tubuhnya sudah tidak sepanas tadi.

Booby masih tertidur pulas di sampingnya.Melihatnya, ingin rasanya Hanbin menendangnya jatuh dari ranjang, otak mesumnya itu butuh di benturkan ke lantai sepertinya.

Melakukan hal itu di siang hari, jika bukan si mesum Bobby siapa lagi. Hanbin turun dari ranjang dan berjalan ke depan cermin, memeriksa. Syukurlah, Bobby tidak meninggalkan jejek di bagian tubuhnya yang bisa terlihat.

Tapi sepertinya Bobby tidak bercanda saat mengatakan akan meninggalkanya di mana kata heaven di pinggulnya berakhir. Karena sekarang di sana terdapat tanda keunguan yang lumayan besar. Ckk. Lebih baik dia mandi sekarang, karena tubuhnya terasa lengket.

Hanbin menyambar hoddie Bobby yang tergeletak di kursi kamarnya, setelah memastikan aroma hoddie itu masih layak untuk di hirup manusia, Hanbin memakainya.

Dia akan pergi ke studio, karena masih ada yang harus di kerjakanya. Hanbin membuka dan menutup pintu kamar Bobby perlahan. Tapi baru saja menutup pintu Hanbin kembali membukanya dan menghampiri Bobby.

" Hyung, aku pergi ke studio ne. " Hanbin berbisik pelan di samping telinga Bobby.

" Aku sudah izin pada mu ya hyung. Jadi jangan marah. " Hanbin masih berbisik pelan.

Hanbin sedikit terkejut saat Bobby berbalik, ternyata dia tidak bangun hanya menyamankan posisi tidurnya. Memeluk guling dan membuka mulutnya, menganga. Membuat Hanbin hampir saja terbahak.

" Bisa bisanya aku menyukai namja seperti ini, pabbo Hanbin. "

Walaupun berkata seperti itu, Hanbin malah mengecup bibir Bobby dan menaikan anak rambut yang menutupi dahinya, mengecupnya di sana juga. Dan tersenyum malu setelahnya.

" Saranghae hyung. Aku pergi ne. "

Hanbin menaikan zipper hoddienya hingga ke leher dan keluar dari kamar Bobby.

Hanbin sedang berjongkok mengikat tali sepatunya saat tudung hoddienya di tarik seseorang. Dia berbalik dan berdiri.

" Ehh, hyung mau apa? " Hanbin bingung saat zipper hoddienya di tarik turun dan terbuka. Hanbin hanya mengenakan kaus abu abu tanpa lengan di baliknya.

Hyungnya itu bahkan tak menghiraukan keterkejutan Hanbin, dia menjinjitkan kakinya agar bisa memeriksa leher dan pundak Hanbin.

" Syukurlah tidak ada. " Jinhwan memasang kembali zipper hoddie Hanbin.

" Apanya yang tidak ada hyung? "

" Jejak Bobby. Hyung pikir dia membuat tanda. Jika sampai dia membuatnya, hyung akan menghajarnya. " Hanbin hanya terkekeh salah tingkah mendengarnya.

" Kau mau kemana Bin, sudah makan malam belum?"

" Studio hyung. Ada sedikit yang harus di kerjakan. Belum, nanti aku beli di jalan saja."

" Tunggu sebentar ne. " Jinhwan pergi kedapur, dan kembali membawa kotak makanan.

" Nah, hyung tadi membuat sandwich. Makanlah sambil bekerja."

" Woahh hyungg. Kau memang yang terbaik. Mau jadi istriku tidak?"

Pletakk

Hanbin cemberut sambil mengusap kepalanya.

" Bisa bisanya bicara begitu setelah tadi mendesah seperti orang gila. Kau kira hyung tidak dengar? "

" Ish, iya iya hyung. Aku pergi. Kalau tidak mau ya sudah tapi jangan memukulku. " Hanbin keluar dorm masih sambil mengusap kepalanya.

JiHaWonBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang