Between Us (1/1)

627 74 34
                                    

Jika kalian ingin tahu siapa manusia yang paling di sayang Tuhan di dunia ini, maka jawabanya adalah aku.

Bukan menyombongkan diri, tapi kenyataanya memang seperti itu. Hidupku sungguh sempurna dengan memiliki keluarga yang bahagia, pekerjaan yang menyenangkan, sahabat yang baik, dan juga kekasih yang sangat menyayangiku.

Dia bahkan hampir tidak pernah menolak semua permintaanku, tidak pernah mengekang hidupku selama aku tidak berlaku aneh-aneh, dia juga selalu melakukan hal-hal kecil yang selalu saja mampu membuatku merona.

Kadang aku heran, bagaimana bisa Tuhan menciptakan makhluk dengan proposisi sempurna sepertinya.

Hidungnya yang mancung, rahangnya yang terlihat tegas, matanya yang selalu menyipit setiap bibirnya tersenyum dan rambutnya yang walaupun terlihat acak-acakan tapi tetap terlihat bagus untuknya.

Kim Jiwon

Hanya dengan mendengar namanya saja sudah membuatku berdebar. Aku sangat bersyukur memilikinya di sisiku.

Jika kehadiranya harus di tukar dengan semua yang ku miliki atau bahkan dengan hidupku,  aku rela. Tapi, jika dengan koleksi evangelionku, mungkin aku harus berfikir dulu,  hehe. Tidak kok.

.
.
.

Sore ini, kami baru saja pulang belanja dari minimarket di sebrang jalan dekat apartemen kami. Karena tidak terlalu jauh, kami hanya berjalan kaki.

Aku hanya melenggang santai tanpa membawa apapun, karena semua barang belanjaan kami, Jiwon hyung yang membawa.

Dan lagi ini bukan jadwal belanja bulanan, jadi kami tidak berbelanja terlalu banyak. Hanya membeli beberapa bahan untuk membuat kari. 

Aku sedang asik bercerita tentang rencana apa yang akan kita lakukan di akhir minggu nanti, namun tiba-tiba Jiwon hyung berpindah dan berjalan di sisi kananku. Sebelah tangannya yang kosong tanpa belanjaan di letakan di pinggulku, memeluk lembut namun posessive.

" Kenapa hyung pindah jalan di sebelah sini? "

" Jalanan sore terlalu ramai Bin. Hyung takut mereka menabrakmu. "

Blush.

Aku hanya bisa tersipu sambil menutup kedua mataku dengan tangan atas perhatiannya kepadaku.

" Eii, jangan menunjukan wajah seperti itu di tempat umun Bin. "

" Wajah seperti apa hyungg~?"

Aku sengaja mempoutkan bibirku di hadapannya, sengaja menggoda. Dia terlihat menggeleng sok frustasi dan berujar dengan serius,

" Kau sepertinya sudah bosan melihatku ya Bin? "

"Ehh? " Aku bingung, apa maksudnya bosan, dia tau jika itu tidak mungkin sekali.

" Kau sengaja menggodaku di tempat umum begini. Bagaimana jika aku tidak dapat menahannya dan memkanmu di pinggir jalan, hem? Kau mau polisi menahanku? "

" Yak, hyung mesum. "

" Kau yang lebih tau semesum apa diriku Bin. "

Jiwon hyung tersenyum mesum sambil menaikturunkan alisnya. Tangannya yang tadi hanya memelukku, sekarang sudah menelusup di balik kausku dan mengusap kulitku.

Karena terkejut aku hampir saja tersandung kakiku sendiri. Membuat Jiwon hyung semakin heboh menggodaku.

" Jauh-jauh dariku hyung mesum.  Syuh syuh! "

" Kenapa mengusirku seperti itu,  aku bukan ayam Bin. "

" Hyung memang bukan ayam, tapi kelinci cabul, hahaha. "

JiHaWonBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang