Laughing Coffin (4/4)

602 65 31
                                    


" Kau sudah berjanji akan membirkanku bertemu hyungku jika misi kita selesai.  Tapi mengapa sekarang tidak boleh? "

Hanbin berteriak di depan wajah Bobby setelah sebelumnya mendaratkan bogemnya di sana. 

" Aku terluka.  Jadi kau harus merawatku."

" Cih,  alasan konyol ! Aku tau kau baik baik saja.  Kau bahkan mengeluarkan peluru dan menjahit lukamu sendiri. Jadi aku akan tetap pergi! "

Keras kepala Hanbin membuat Bobby ikut tersulut amarah juga. 

Hingga mencengkram dagu Hanbin kuat, menciumnya brutal dan menghempaskannya jatuh kelantai.  Kemudian menekan beberapa tombol dan meninggalkan Hanbin terkunci di dalam rumah seorang diri.

Setelah sebelumnya mengucap beberapa kata sinis yang keji.

" Membusuklah di rumahku. Karena kau tidak akan pernah bisa lari dariku. "

Itu ucapan terakhir Bobby sebelum wajahnya menghilang dan tidak kembali pulang bahkan setelah tiga hari.

Deringan ponselnya membuat Bobby sedikit bergerak dari tempat yang telah di tinggalinya selama tiga hari; kamarnya di markas utama.

" YAK HYUNG SIALAN. BERSYUKUR JINHWANIE KU TIDAK TERLUKA.  KALAU TERLUKA, AKU TIDAK AKAN SEGAN KEPADAMU! "

Hanya berteriak untuk mengumpat,  karena setelahnya Junne langsung mematikan sambungan telponnya. 

Junne marah bukan tanpa alasan. Jinhwan yang menjadi tanggung jawabnya memaksa untuk pergi mencari Hanbin.  Karena seharusnya mereka bisa bertemu kemarin. 

Tapi karena keegoisan Bobby,  mereka tidak bisa bertemu.  Beruntung Junne pernah menempelkan chip di anting Jinhwan dulu.

Mendengar Junne berteriak kepadanya Bobby tidak ambil pusing. Dan menyert langkahnya menuju rungaan ayahnya yang terbuka. 

Kelancangannya itu di sambut oleh satu hal yang sangat sederhana namun meninggalkan banyak pertannyaan dan rasa ingin tahu dalam diri Bobby. 

Membuatnya langsung meraih ponsel dan menghubungi orang kepercayaannya.

" Selidiki latar belakang Kim Hanbin dan hubungannya dengan pimpinan Laughing Coffin.  Secepatnya."

Bobby meremas lembaran kertas bergambar tiga wajah saling tersenyum tadi ke saku jasnya dengan urat di tangan yang saling menonjol gemetar.

Belum usai rasa terkejut dan emosi mengalir dalam hembusan nafas Bobby,  kini matanya kembali di suguhkan dengan tumpukan kecil kertas bergambar balita berbagai pose yang Bobby yakini dia sangat mengenal siapa pemilik senyuman secerah matahari itu walaupun Bobby baru melihatnya satu kali.

.
.
.

Hanya satu minggu, semua informasi yang Bobby butuhkan telah terpampang di depan wajahnya. 

" Jadi ini alasannya pria tua itu tidak pernah bersikap baik padaku? Cih, menyedihkan sekali nasib mu Kim Bobby!"

Bobby meruntuki dirinya sendiri, di saat alam ingatannya mencoba menyusun puzzle yang tercerai tentang kejadian yang singgah di hidupnya.  Semua telah di rencanakan,  dan Bobby hanyalah aktor yang harus mematuhi skenario tersebut.

Bobby semakin murka ketika menyadari, jika selama dia meninggalkan Hanbin seorang diri di rumahnya, ayahnya selalu datang dan meletakan boks makanan untuk Hanbin. Sebuah perhatian yang bahkan tidak pernah Bobby terima. 

Rencana untuk membalas rasa sakit hatinya telah Bobby rancang. Saat ingatanya akan alasan Hanbin terlibat dengan dunia hitam ini adalah untuk mencari dan membalas dendam kepada pria yang telah membunuh ayah dan ibunya. Pria yang juga menyiksanya dengan trauma. 

JiHaWonBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang