Laughing Coffin (1/4)

623 65 33
                                    

" Jangan ambil misi kali ini Bii. Bisa jadi ini hanya jebakan."

" Tapi bayaranya lumayan hyung. Lagi pula aku hanya bertugas mengawal kok"

" Justru itu. Mereka tidak akan butuh pengawal kalau transaksinya mudah. "

" Aku janji akan hati hati. Okee?"

Hufft

Jinhwan hanya bisa menghela nafas mendengar kata penolakan yang sudah biasa di ucapkan oleh namja muda namun lebih tinggi darinya itu.

Namja bermarga sama dengannya ini bukanlah saudara ataupun kerabatnya. Mereka hanya tak sengaja bertemu entah berapa tahun yang lalu.

Jinhwan hanya ingat dia bertemu Hanbin di saat semua jalanan mulai becek karena hujan. Dan waktu itu suasana sedang mendung, sedangkan Hanbin kecil malah berjalan linglung tanpa alas kaki, dengan mulut yang terus menggumam tak jelas sambil menangis.

Mengingatnya, membuat Jinhwan hampir menyesal karena awalnya dia sengaja mengacuhkan Hanbin.

Namun, saat dia melihat jika ada namja paruh baya yang mengejar di belakang Hanbin, Jinhwan refleks menyambar tubuh kecil yang mulai tertatih itu dan memeluknya. Menyembunyikan tubuh mereka berdua di balik tumpukan genteng rusak yang dibiarkan di tepi jalan.

Memang mereka selamat malam itu. Tapi terror mulai terus membayangi keluarga Kim satu bulan kemudian. Tuan dan nyonya Kim meninggal karena kecelakaan mobil. Melalui penyelidikan, di ketahui jika mobil mereka di sabotase.

Bahkan di bulan selanjutnya, perusahaan mereka mengalami kebangkrutan. Sedangkan pihak berwajib tidak pernah menemukan atau sengaja tidak bisa mengungkap siapa yang sengaja menghancurkan keluarga Kim, dengan alasan klise ' kurangnya bukti'.

Sehingga, Jinhwan yang saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah harus rela bekerja serabutan demi biaya sekolahnya.

Jinhwan mampu mandiri karena dia memiliki Hanbin sebagai adik di sampingnya. Dia sangat bersyukur karena Tuhan telah mengirim Hanbin untuknya.

Ya, dia masih bisa berterima kasih kepada Tuhan hingga dia tau jika awal semua kemalangan yang menimpanya adalah karena kehadiran Hanbin.

Tetapi sekali lagi, Jinhwan tak punya banyak tempat untuk bergantung. Dia juga menyadari dan mencoba berfikir dewasa jika semua ini tidaklah salah Hanbin sepenuhnya.

Sehingga, kini di sinilah dia berada. Berdiri sebagai sosok kakak yang mendukung ambisi adiknya untuk mencari dan membalas dendam kepada pria pemilik tatto bergambar tengkorak tersenyum di lehernya.

Terakhir di ketahui jika pria itu adalah pimpinan mafia terkuat, Laughing Coffin. Karena ternyata dialah dalang di balik drama thriller yang telah menjadikan orang tua Hanbin sebagai tokoh utama.

Dan kemudian menyeret ayah dan ibu Jinhwan juga karena sikap murah hati putra mereka. Yang tak sengaja telah menyelamatkan tokoh terakhir yang harus di musnahkan.

Itulah mengapa mereka selalu hidup berpindah pindah. Menerima pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan. Namun, Hanbin tidak pernah membiarkan hyungnya menyentuh dunia hitam sepertinya.

Karena Hanbin bilang 'kotoran itu harus berteman dengan detergen'. Yap, menurut Hanbin, Jinhwan adalah detergen anti noda. Pengibaratan yang payah tapi Jinhwan menyukainya.

" Heii

"..."

" Jinan hyung, hallllo?

" Ehh? "

" Hyung melamunkan apa sih? Dari tadi aku di cueki, huh. "

" Eiii, jangan merajukk~

Jinhwan menoel noel pipi tirus adiknya yang sengaja di gembungkan.

JiHaWonBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang