Jack O'Lantern (1/1)

598 67 28
                                    

Wajah antusias tak dapat di sembunyikan oleh Jiwon, ketika istrinya yang sudah dua minggu lalu pergi dari rumah karena cemburu dan marah karena melihatnya memeluk Jisso yang merupakan mantannya di saat Senior High School kini telah kembali pulang.

" Hanbinnie! "

Jiwon menyambut kedatangan Hanbin dengan semangat dan memeluknya rindu.

" Akhirnya kau pulang, hyung merindukanmu Bin, sangatt. "

" Aku juga hyung. " Hanbin balas memeluk dan tersenyum lembut.

Jiwon membawa Hanbin masuk ke dalam rumah yang sekarang hampir tak berbentuk. Karena selama Hanbin pergi, Jiwon bahkan tidak pernah menyentuh alat pembersih sedikitpun.

Baju, sepatu dan bungkus snack bahkan panci ramyun tercampur menjadi satu. Karena Jiwon hanya akan menyingkirkan atau menendang barang yang menghalangi kakinya saat melangkah.

Melihat semua kekacauan tersebut membuat Hanbin yang sejak tadi hanya mampu menganga, berbalik menatap suaminya yang masih mengekor di belakangnya sambil menggaruk kepala dan perutnya dengan cengiran aneh di wajahnya.

Merasa tidak nyaman terus di pelototi istrinya, Jiwon berusaha mencari alasan.

" H hyung sibuk Bin, jadi tidak sempat berbenah, heheh. Tapi tenang saja, akan hyung bereskan sekarang. "

Jiwon langsung memungut bungkus bungkus makanan ringan dengan kedua tangannya. Tapi ketika hendak mengambil satu bungkus ramyun yang terinjak di bawah kaki Hanbin dia berhenti, karena Hanbin tidak menganggkat kakinya.

" Angkat dulu kakimu Bin, biar hyung ambil sampahnya. "

Tapi Hanbin tak bergeming.

" Hyung sibuk apa memangnya? Mencariku saja tidak. Apa hyung sibuk dengan dia? "

Jiwon buru buru membuang sampah ditanganya dan menghampiri Hanbin.

" Kenapa bicara seperti itu? Hyung tau, kau pasti pulang ke rumah ibu. Dan bukan tak mau mencarimu, tapi jika sedang marah kau pasti tidak ingin di ganggu kan? Jadi hyung hanya menunggumu pulang. "

" Lalu, bagaimana jika seandainya aku tidak pulang? Hyung tetap menunggu? Kenapa hyung tidak pernah sungguh sungguh berusaha untukku sih? "

" Bin, h hyung-

" Dari dulu selalu aku yang berusaha berlebihan untuk hyung kan? Apa hyung fikir aku akan tetap seperti itu selamanya? Selalu mengutamakan hyung, begitu?"

Jiwon tidak membalas, karena memang begitulah adanya. Jiwon selalu mendapatkan apa yang dia mau dari Hanbin.

Bahkan pada awalnya dulu, dia menjadikan Hanbin kekasihnya hanya sebagai pelarian rasa sakit hatinya karena di campakkan oleh Jisso.

Jiwon memilih Hanbin karena dia tau selama ini Hanbin memang menyukainya. Memanfaatkan kebaikan dan kepolosannya untuk memenuhi ego dan bahan unjuk diri kepada Jisso jika dia masih memiliki tempat untuk bersandar walaupun telah dia buang.

Namun kelamaan, karena kabaikan hati dan kesabaran Hanbin yang tidak pernah menuntut dan selalu menjadikan Jiwon sebagai pusat di poros kehidupannya membuat Jiwon sadar jika selama ini dia terlalu bodoh dan perlahan menghapus Jisso dari hatinya dan mengisi seluruh sisinya hanya dengan Hanbin.

Dia membuktikanya dengan menjadikan Hanbin satu satunya orang yang akan menemaninya hingga maut memisahkan.

" Mengapa hyung diam? Apa aku salah bicara seperti itu? "

" Tidak. Kau benar Bin. Karenanya hyung minta maaf. "

Jiwon menggenggam jemari yang terasa semakin kurus itu dan menariknya kedalam pelukannya.

JiHaWonBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang