Selamat Hari Raya Idul Fitri
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon maaf kalau sudah terlanjur sayang tanpa izin. 🤪🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Apa alih waris itu sudah tiba, Pippa?" tanya Ashton masam sambil menyugar rambutnya yang masih tertata rapi dengan gusar.
Sejak menapaki kota itu, Ashton sudah mempersiapkan diri dengan berbagai kemungkinan tapi justru berujung dengan rasa kesal dan penyesalan yang membuatnya semakin jengkel. Jika bukan karena ayahnya, Ashton sudah pasti tidak ingin membuang waktu untuk hal yang sia-sia.
Tidak ingin mengerti pertemanan yang terjalin antara Jonathan Smith dengan ayahnya, tapi Ashton cukup memahami kemustahilan yang terjadi setelah mendengar semua penjelasan. Tentu saja, rasa ego membuat Ashton merasa tidak terima oleh karena harus merasa perlu berhutang budi pada satu-satunya manusia yang memberi rasa dendam yang teramat dalam di masa mudanya. Tapi dirinya tidak bisa melakukan apa-apa oleh karena orang itu sudah mati dan dia harus menerima kenyataan yang harus dijalani.
"Konfirmasi dari Paul bahwa dia baru saja tiba di lobby bersama dengan kuasa hukumnya. Akan tiba dalam waktu kurang dari lima menit jika Anda tidak ingin mengulur waktu," jawab Pippa, sang asisten pribadi yang sangat mampu untuk menambah kejengkelannya.
"Apa aku terlihat ingin mengulur waktu disini?" desis Ashton geram.
Pippa memberikan ekpsresi datar dan mengangkat bahu. "Barangkali Anda lelah karena perjalanan yang cukup panjang dengan bahasan pekerjaan yang tidak ada habisnya dan membutuhkan waktu untuk sekedar menenangkan diri."
"Sudahlah!" balas Ashton sambil mengibaskan tangan dan berbalik untuk menatap keluar jendela. "Suruh dia langsung menghadapku! Aku tidak ingin membuang waktu terlalu lama di tempat sialan ini."
"Baiklah," sahut Pippa sambil mengangguk dan segera berlalu dari ruangan itu,
Berada di satu-satunya gedung di kota itu, Smith International Building, Ashton menempati ruang rapat utama dan menunggu alih waris dari Jonathan Smith. Per kemarin, gedung dan sejumlah aset milik Jonathan sudah menjadi millik perusahaannya, yang berarti Ashton berhak melakukan apa saja pada perusahaan yang bisa dibilang sudah tidak berguna.
Menarik napas panjang saat mendengar adanya ketukan, itu berarti mereka sudah hadir dan Ashton perlu mengingatkan diri untuk tidak gegabah dalam melakukan aksinya kali ini. Edison sudah memperingatkannya dan berurusan dengan ayahnya adalah hal terakhir yang ingin dilakukan sebelum mati.
"Sir, Ms. Allison sudah tiba," ujar Pippa sambil memasuki ruang rapat dengan seorang wanita yang mengikutinya di belakang. "Ms. Allison, Anda..."
"Cukup memanggilku dengan Ally," potong suara lembut yang menyela ucapan Pippa.
Shit, maki Ashton dalam hati. Suara itu membuat napasnya tertahan dan masih memberikan pengaruh berupa degupan jantung yang mengencang. Dia sangat tidak suka dengan salah satu kemungkinan yang harus dihadapinya seperti ini, yaitu berhadapan dengan satu-satunya wanita yang pernah membuatnya jatuh cinta dan benci yang mendalam di saat yang bersamaan.
"Ms. Ally, ini adalah Sir Ashton, beliau..."
"Cukup berbasa basi, Pippa, tinggalkan kami berdua karena aku tidak ingin membuang waktu!" sela Ashton tegas sambil berbalik dan berusaha untuk memasang ekspresi dingin andalannya saat sepasang mata coklat Ally dengannya bertemu.
Ally masih memiliki kecantikan dengan parasnya yang unik perpaduan dari ayah berdarah Amerika dan ibu berdarah Asia. Berpenampilan sederhana dalam kaos putih dan jeans tapi Ally tampak begitu menawan. Dengan berat hati dan merasa muak pada diri sendiri, Ashton akui jika dirinya masih tertarik dengan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GUARDIAN (REVISION)
RomanceThe Tristan series : Ashton's Story ***** Dalam masa dukanya karena harus kehilangan kedua orangtuanya, Ally dipertemukan kembali dengan seorang berandal di masa lalunya. Pria berandal itu tidak lain adalah Ashton, satu-satunya orang yang ditakuti...