PART. 19 - THE CONFERENCE.

32.6K 2.1K 82
                                    

Ashton untuk kalian.
Mulai dari part ini, kita mulai ngegas dan bersiap buat deg2an.
Soalnya aku revisi ikutan emosi 🤣
Dan kalau udah emosi, cooling down-nya mampir ke lapak Noel 🙈

Happy Reading. 💜



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Terhitung sudah dua hari, Ally menjadi pendiam dan melakukan apa saja yang diperintahkan Ashton tanpa melawan. Ally menjadi begitu penurut sampai Ashton merasa kesal sendiri padanya yang bersikap seperti itu. Bukan merasa tersanjung tapi Ashton merasa jika Ally sedang mengejeknya.

Selama dua hari itu juga, Ally lebih memilih untuk tidur bersama Petra di kamar anak itu dengan alasan jika Petra ingin ditemani. Ashton tahu jika Ally hanya membuat alasan dan tidak ingin berdebat karena dia memiliki banyak urusan yang perlu diselesaikan.

Meneguk brandy dalam satu tegukan, Ashton mendesis pelan selagi menunggu acara pernikahan yang akan dimulai sebentar lagi. Suasana hatinya memburuk dengan perasaan yang tidak sabaran. Sebentar lagi, pikirnya.

"Jadi, kau bersembunyi disini selagi banyak tamu yang mencarimu?" terdengar suara berat dari arah belakang dan Ashton tidak perlu menoleh untuk siapa yang datang karena mendengar suaranya saja sudah membuatnya memutar bola mata dengan masam.

Gordon Wirawan, kuasa hukum yang dipercaya Jonathan Smith untuk mengurus seluruh asset pribadinya, termasuk satu-satunya orang penting yang perlu dipegang Ashton untuk menyelesaikan beberapa hal. Pria itu sudah tiba sejak semalam bersama dengan seorang pria muda yang mewakili perwakilan paling angkuh yang pernah ditemuinya.

Junolio Mananta, sosok muda yang tidak banyak bicara dengan kesan dingin dan ekspresi yang tidak bersahabat. Dia tampak tidak peduli jika sedang menghadiri acara pernikahan dengan memakai pakaian santai disana.

"Jauh-jauh kesini cuma kondangan, Pak?" tanya Juno sinis dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh Ashton.

"Kebetulan aja," jawab Gordon langsung.

"Tolong bicara dalam bahasa yang kumengerti karena aku tidak sedang memakai alat penerjemah sekarang," tegur Ashton karena merasa tersinggung seolah mereka sedang membicarakannya.

"Dia hanya ingin mengucapkan selamat padamu," balas Gordon tenang.

Juno memperhatikan Ashton datar lalu kembali bersuara pada Gordon dengan bahasanya seolah mengejek Ashton secara terang-terangan. "Kenapa kita nggak boleh pegang hape kalau dia cuma mau nikah? Apa sepenting itu jadi orang?"

"Susah jelasinnya sekarang, nanti aja," lanjut Gordon yang mulai membuat Ashton mendidih.

"Aku tidak akan mengulangi ucapanku! Bicara dalam bahasa yang kumengerti! Jika hanya ucapan selamat, kurasa anak muda itu bisa menggunakan bahasa umum, bukan?" desis Ashton geram.

"Dia bilang kau cukup tampan dengan penampilanmu hari ini," sahut Gordon santai disusul dengan anggukan Juno dengan ekspresi seolah tidak ada yang terjadi dan membuang tatapan ke arah lain.

"Jangan membuatku murka dengan berbohong seperti itu!" ucap Ashton dengan satu alis terangkat.

Juno menoleh kembali pada Ashton dan menatapnya tajam. Tidak ada kesan takut atau segan padanya, Ashton perlu akui dengan nyali dan keberanian yang ditampilkan pria muda itu meski apa yang dilakukannya membuatnya kesal setengah mati.

"Sensian amat," celetuk Juno sambil bersidekap kemudian menyeringai senang melihat Ashton yang semakin tidak geram.

"Maafkan dia, kebetulan kemampuan bahasanya agak kurang," komentar Gordon sambil menepuk sisi lengan Juno seolah menyuruhnya berhenti dan kembali menatap Ashton.

THE GUARDIAN (REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang