Hello, semoga kalian masih menunggu cerita ini. Hehe. 💜
Menunggu dengan sabar di depan lobby mansionnya, Ashton menatap kedatangan mobil yang dibawa Lion untuk membawa Ally pulang. Dengan sigap, penjaga yang lain segera membuka pintu bagasi dimana kantung belanjaan yang cukup banyak dikeluarkan dari situ. Meluapkan kemarahan dengan berbelanja, itulah cara Ally dalam menghabiskan waktunya.
"Apa kau bersenang-senang?" tanya Ashton saat melihat Ally keluar dari mobil dan sudah pasti tidak peduli padanya dengan berjalan melewatinya.
Memutar bola matanya, Ashton memutar tubuh untuk mengikuti Ally yang masuk ke dalam mansion dengan langkah cepat. "Aku sedang bertanya padamu, Ally," lanjutnya.
"Dan aku sedang tidak ingin diganggu karena melihatmu saja sudah membuatku kesal kembali," sahut Ally tanpa menghentikan langkah dan menaiki anak tangga.
"Bisakah kita berbicara seperti dua orang dewasa?" desis Ashton yang kini sukses membuat Ally berhenti tepat di depan pintu kamar dan berbalik untuk menatapnya murka.
"Dewasa? Apa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri selama memperlakukanku seperti anak kecil?" seru Ally tidak terima.
"Pelankan suaramu karena aku tidak ingin Petra mendengar pertengkaran kita," sahut Ashton sambil bergeser untuk membuka pintu kamar dan menarik Ally untuk masuk ke dalamnya.
"Tidakkah kau lelah untuk terus bersikap brengsek padaku? Tentang semua ini? Kau yang datang tiba-tiba, mengakuisisi semua hal yang dimiliki ayahku termasuk diriku! Bahkan, kau seolah berhak untuk mengambil alih semua hal yang ada di sekelilingku, aku tidak punya pilihan, aku tidak diberi kesempatan untuk mengetahui apapun yang perlu kuketahui selain..."
Ucapan Ally berhenti saat Ashton tiba-tiba menangkup wajahnya dan menciumnya dalam-dalam. Terjadi penolakan, tentu saja, bahkan Ally memekik sambil berusaha menggigit bibir bawah Ashton tapi dia tidak berhenti. Ciuman kasar yang dilakukannya diiringi dengan dirinya yang menahan tubuh Ally agar tidak bergerak.
Terus berusaha untuk memberontak, akhirnya Ally melemah dan pasrah membiarkan Ashton menciumnya. Ally mulai terisak dan Ashton menghentikan ciuman itu lalu memeluknya erat. Dia membiarkan Ally meluapkan emosinya dengan menangis.
Selama beberapa saat, Ally menangis dan akhirnya diam. Disaat itulah, Ashton membimbingnya untuk membersihkan diri. Sudah mengisi bathub dengan air hangat dan sabun floral kesukaan Ally saat dia mendapati laporan tentang Ally yang sudah selesai berbelanja, Ashton melepaskan pakaian Ally dan mengarahkannya untuk berendam.
Berpikir untuk bergabung dengannya, Ashton melepaskan pakaian dan mengambil posisi untuk bersandar di dinding bathub dengan Ally yang bersandar di tubuhnya. Keduanya masih terdiam sambil menikmati momen berendam yang menenangkan.
"Maafkan aku untuk semua yang sudah kulakukan, terutama yang menyakiti hatimu," bisik Ashton lembut.
Ally masih terdiam dan tidak memberikan respon apapun. Tangisnya sudah berhenti tapi masih tertinggal isakan pelan disana. Ashton mengerti jika Ally sakit hati untuk semua yang terjadi tapi itulah yang harus dilewatinya. Dan malam ini adalah momen yang tepat untuk menceritakan segalanya.
"Aku ingin kau tahu jika aku tidak pernah meremehkan atau menganggapmu rendah, Ally. Sebaliknya, kau sangat spesial dan berharga untukku," lanjut Ashton yang langsung mendapat reaksi Ally untuk berbalik menatapnya dengan ekspresi marah.
"Seperti ini caramu dalam menganggap orang lain spesial dan berharga?" balas Ally tajam.
"Aku terpaksa melakukannya supaya kau bisa meluapkan seluruh emosimu, entah itu dengan marah, menangis, atau menggila," jawab Ashton jujur. "Sebab yang kuketahui adalah kau menjadi pendiam, pemurung, dan terlihat tidak menampilkan emosi yang berarti. Aku tahu kau sangat tertekan karena semua kejadian ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GUARDIAN (REVISION)
عاطفيةThe Tristan series : Ashton's Story ***** Dalam masa dukanya karena harus kehilangan kedua orangtuanya, Ally dipertemukan kembali dengan seorang berandal di masa lalunya. Pria berandal itu tidak lain adalah Ashton, satu-satunya orang yang ditakuti...