Akhirnya, update juga.
Maafkan untuk lama lanjutinnya. 😅Happy reading 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Apa kau sudah melakukan apa yang kuperintahkan?" tanya Ashton sambil menatap Paul tajam.
Paul mengangguk cepat. "Untuk sementara aman dan belum ada yang mencurigakan."
"Penyadap?"
"Sudah terpasang berikut dengan kamera pengawas di semua area, baik perkebunan sampai mansion ini."
Ashton mengusap dagu sambil berpikir tentang masalah besar yang akan dihadapi dan dia sudah siap akan hal itu. Justru terlalu bersemangat untuk segera menghadapinya sebelum kekacauan itu semakin terjadi.
"Apakah rencanamu untuk Sabtu ini tetap dilakukan, Sir?" tanya Paul kemudian.
"Tentu. Sebarkan undangan pertunangan itu kepada pihak-pihak yang sudah terpilih sebagai sambutan atas perang yang mereka inginkan. Pastikan semua media mengetahui hal ini karena aku tidak ingin ada satu pun yang tertinggal," jawab Ashton lugas.
Paul mengangguk sebagai jawaban.
"Mengenai Ms. Smith, jangan sampai lengah karena dia cukup sulit. Meski begitu, kau tidak diperkenankan untuk menyentuhnya, atau kau akan berurusan denganku," tambah Ashton yang membuat Paul mengangkat satu alisnya, sebelum akhirnya kembali mengangguk dan mengundurkan diri dari ruangan itu.
Menghela napas, Ashton merasa cukup lelah untuk aktifitasnya di sepanjang hari itu. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, Ashton tidak menyangka jika dirinya akan menempati ruang kerja dari seorang Smith yang memilki adikuasa di Lawrenceville. Dan semua yang ada di mansion itu adalah miliknya.
Mengingat tentang bagaimana dirinya diremehkan, dihina, dan dituduh dengan sembarangan oleh Jonathan, Ashton hanya tersenyum miring. Apalagi bertemu dengan wanita sombong dan keras kepala seperti Ally yang membuatnya semakin tidak senang. Meski bisa melihat kelelahan dan kebingungan wanita itu, tapi Ashton tidak bisa melunak oleh karena apa yang terjadi harus dialami oleh Ally. Itu saja yang bisa diberikan Ashton saat ini meski rasa tidak suka kerap kali muncul.
Berita kecelakaan Jonathan Smith dan Yukari Smith membuat Ashton tercengang dan tidak percaya karena belum sempat membalas perlakuan pria sombong itu. Lucunya, niat pembalasan itu masih ada walau orang itu sudah mati, dan membuatnya semakin menginginkan Ally, putri semata wayang yang selalu dijaga dan dilindungi Jonathan.
Merasa sudah cukup lama berada di ruang kerja, Ashton beranjak untuk melihat Ally saat ini. Hal yang didapatinya terakhir kali adalah wanita itu kembali menangis untuk kesekian kali di kamar utama. Saat hendak menaiki tangga, dia melihat Ally turun dengan penampilan yang membuatnya menahan napas sejenak.
Memperhatikan dari atas sampai bawah, Ally tampak mendesah malas saat melihatnya. Wanita itu mengenakan hoodie kebesaran berwarna hitam dengan boots selutut warna senada. Meski memakai hoodie, tapi Ally tampak mengenakan crop top bertali dengan celana pendek di dalamnya. Rambut bergelombangnya dibiarkan tergerai dan Ashton berani bersumpah jika wanita itu semakin membuatnya gila dengan pesonanya.
"Aku tidak mengizinkanmu pergi," ucap Ashton dingin.
"Aku tidak peduli," balas Ally sambil mengangkat kedua alisnya, lalu kembali menuruni anak tangga.
"Kau tetap tidak boleh pergi!" tegas Ashton sambil mencekal lengan Ally sampai wanita itu memekik kaget.
"Dan aku tetap tidak peduli!" balas Ally kesal sambil melepas cengkeraman Ashton tapi tidak berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GUARDIAN (REVISION)
RomanceThe Tristan series : Ashton's Story ***** Dalam masa dukanya karena harus kehilangan kedua orangtuanya, Ally dipertemukan kembali dengan seorang berandal di masa lalunya. Pria berandal itu tidak lain adalah Ashton, satu-satunya orang yang ditakuti...