Bab. 25

16.2K 341 14
                                    

Malam ini Varis begitu frustasi dengan apa yang ia alami hari ini. Bagaimana bisa ia harus menikahi gadis yang tidak ia inginkan.
Varis hari ini berada di sebuah club malam langganannya. Ia kini tengah meminum alkohol untuk mengurangi beban pikirannya, dan ia telah meminum kurang lebih 1 setengah botol alkohol. Kesadarannya kini mulai menghilang, yang ada di fikirannya saat ini hanyalah gracia, ia tidak ingin gracia membencinya, ia mengingin kan gracia untuk dinikahinya bukan si jalang Nathasya.

"Hei bro... Ngapain kamu di sini ?" tanya jeno teman varis sambil menepuk pundak temannya itu.
"Ah kau jeno, sejak kapan kau pulang ke london bukannya kau ada di jerman ?" tanya varis, sebenarnya kali ini ia sudah sangat mabuk pandangan nya saja sudah memburam tapi ia tetap bisa mengenali wajah orang lain.
"Baru kemarin aku kembali ke sini karena ada urusan bisnis" kata jeno sambil mendudukan dirinya di kursi sebelah varis.
"Wine satu, ukurang sedang" kata jeno kepada bartender.
"Ada apa dengan mu bung kau kelihatan sangat mabuk hari ini ? Kau tidak pernah seperti ini ?" tanya jeno
"Tidak aku tidak apapa, aku harus segera pulang" kata varis kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya untuk pulang.
"Hey bung... Kau mau kemana dengan keadaan mabuk seperti itu ?" teriak jeno tapi tak di hiraukan oleh varis.

Saat ini varis telah berada di parkiran klub malam tersebut, dengan jalan yang sempoyongan ia melangkahkan kakinya menuju mobilnya, kemudian ia melajukan mobilnya membelah jalanan kota london di malam hari. Di tengah perjalanan ia mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan.

Varis : Datanglah ke pantehouse ku, ada yang ingin ku bicarakan dengan mu

Gracia : ada apa ? Malam-malam begini ? Ini sudah jam 11:30pm varis apa kau serius ?

Varis : cepat datang lah, aku serius.

Setelah mengirim pesan tersebut varis membuang ponselnya ke kursi penumpang di sebelahnya dengan asal, dan tanpa ia sadari ponselnya terjatuh di bawah.

*****

Malam ini gracia duduk di sebuah taksi, ia akan menuju ke pantehouse varis, senarnya ia sangat di buat bingung dengan pesan varis tadi, bahkan ia menghubungi varis berkali kali namun tidak di jawab. Ia semakin bingung dan khawatir.

Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya ia sampai di depan gedung pantehouse milik varis kemudia gracia melangkahkan kakinya masuk ke dalam, ia menekan tombol lantai di mana pantehouse varis berada. Setelah sampai ia di atas hatinya kini sangat berdebar dan khawatir dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Akhirnya ia mencoba memberanikan diri masuk kedalam. Ia mencoba membuka pintu yang tidak terkunci tersebut.

"Varis kau dimana ?" teriak gracia namun tidak ada jawaban. Saat ini yang gracia lihat hanyalah ruang tamu yang gelap hanya ada satu ruangan yang sedikit ada penerangan.
Gracia pun berjalan menuju ruangan tersebut.
"Varis apa kau di dalam ? Jangan membuatku khawatir" teriak gracia kemudian ia membuka pintu yang awalnya terbuka sedikit.
Ia tidak melihat varis di sana hanya ada lampu tidur yang menyala namun ada suara gemricik air di dalam kamar mandi.
"Varis apa kau di dalam ? Apa kau sedang mandi ? Baiklah aku akan menunggu mu di luar" kata gracia.
Namun belum sempat gracia melangkahkan kakinya tangannya terlebih dahulu di tarik oleh seseorang dan orang tersebut melemparkan tubuh mungil gracia ke atas ranjang.
"Varis apa yang kau lakukan ?" kata gracia sedikit takut dan bingung. Ya itu adalah varis. Ia hanya memakai handuk kecil yang menutupi tubuh bagian bawahnya saja, dengan rambut yang basah karena ia habis mandi.

Tanpa menjawab pertanyaan dari gracia varis pun kemudian naik ke atas ranjang dan mengunci gracia dengan tangannya agar gracia tidak bisa pergi darinya.
Kemudian dengan brutal ia mencium, menjilat, dan mengulum bibir kecil gracia.

The Jerk CEO (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang