Bab 12

20K 538 2
                                    

Pagi ini grace terbangun dari tidurnya. Saat ia membuka matanya ia tidak melihat sosok varis.

Bukannya dia semalam tidur di sini ? Kemana dia ? - batin gracia

Gracia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menggunakan tongkat sebagai alat bantu berjalan karena kakinya masih terasa nyeri untuk berjalan. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Setelah selesai membersihkan badannya gracia masih tidak melihat adanya varis, yang ia lihat hanya sebuah dress berwarna babby pink hils hitam dan beberapa paperbag lain.

Gracia menghampiri pakaian dan beberapa barang tersebut. Gracia sedikit bingung karena sebelum ia mandi barang barang itu belum ada tapi sekarang sudah ada.

Apa varis yang mengantar nya ? Tapi dimana dia ?- batin gracia.

Saat melihat barang tersebut gracia melihat juga sebuah sandwich dan segelas susu coklat di atas nakas. Di sebelah piring yang ada di nakas tersebut ada selembar kertas. Gracia mengambil kertas tersebut dan kemudian membacanya.

Babby pakai dress yang sudah aku siapkan dan makan makanan ini karena kita akan berangkat ke suatu tempat jadi kita tidak akan sempat untuk sarapan.

Love : varis.

Gracia pun hanya tersenyum dan bergegas mengganti pakaiannya dengan pakaian yang telah di sediakan oleh varis. Setelah selesai mengganti pakaiannya yang begitu pas di tubuhnya kini gracia pun membuka paperbag yang ada di atas tempat tidur dan dugaan gracia bernar sebuah kotak sedang dan beberapa alat make up lengkap membuat gracia tersenyum karena ia sempat bingung karena ia tidak membawa satu make up pun.

Setelah merias wajahnya dengan begitu natural namun tetap terlihat cantik gracia pun mengambil sandwich dan memakannya setelah itu meminum habis susu coklatnya. Setelah itu gracia bingung ia harus kemana. Gracia tidak membawa ponselnya, ia tidak tau harus menemui varis di mana karena ia tidak tau menau tentang hotel dan kota yang ia tempati saat ini.

Karena gracia tidak tau dimana varis berada gracia memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencarinya. Gracia berjalan di koridor panjang hotel tersebut sampai di depan lift namun tidak juga menemukan sosok varis. Gracia memencet tombol lift tersebut. Sesampainya di bawah lift tersebut terbuka, gracia pun keluar, ia memutuskan untuk mencari varis di luar, mungkin saja varis sudah menunggunya di luar. Gracia berjalan dari lobi hotel menuju luar hotel tersebut, namun tetap saja hasilnya nihil ia tidak melihat sosok varis.
Gracia memutuskan untuk masuk lagi ke dalam namun tongkat yang ia gunakan untuk alat bantu berjalan tergelincir oleh sebuah batu kecil dan hal tersebut membuat gracia terjatuh ke tanah. Gracia merintih kesakitan karena lututnya saat ini sedang terluka karena jatuh barusan.

Varis yang melihat dari arah kejauhan segera menghampiri gracia dengan cepat. Varis saat ini benar benar panik saat melihat gracia terjatuh.

"Hei babby kau tidak apapa ? Aku akan panggilkan dokter" kata varis seraya menggendong gracia menuju ruang kamarnya di hotel tersebut.
"Tidak tidak ini hanya luka kec varis cukup di beri obat merah dan plester sudah cukup" kata gracia di sepanjang jalan menuju kamar mereka.

Sesampainya di kamar varis pun membaringkan gracia di tempat tidur dan mengambil ponsel dari sakunya. Gracia mengerutkan dahinya ia tau ini hanya luka kecil dan ini tidak perlu dokter cukup P3K saja.

"Hallo cepat hubungi dokter" kata varis kepada seseorang yang dia hubungi di telfon.
Yang kemudian hanya di balas iya oleh orang di seberang telfon tersebut.

"Hei sudah ku bilang ini hanya luka kecil tidak butuh dokter" kata gracia sedikit kesal, karena menurutnya tindakan varis kali ini begitu berlebihan. Varis yang mendengarkan omelan gracia tidak menanggapinya yang terpenting saat ini adalah keselamatan dan kesehatan gadis yang ia cintai.

Setelah beberapa menit bel kamar tersebut berbunyi varis segera membuka pintunya, di lihatnya rey dan seorang dokter, gracia yang melihat ada seorang dokter semakin terkejut,
"Dasar gila" batin gracia

Varis menyuruh masuk dokter tersebut dan menyuruhnya memeriksa gracia.

"Tenang saja tuan nona alex tidak apapa ini hanya luka ringan 2 atau 3 hari lukanya akan sembuh tidak perlu khawatir, cukup di beri obat merah lukanya akan membaik" kata dokter tersebut dengan senyuman dan kemudian menutup luka gracia dengan plester.

"Maafkan dia ya dokter dia sedikit gila dan berlebihan, karena dia waktu anda terbuang untuk hal sekecil bahkan tidak penting ini" kata gracia sedikit kesal namun ia sembunyikan.

" tidak penting katamu ? Menurutku kesehatanmu lebih penting dari segalanya, aku tidak mau kamu terluka" kata varis dengan melipat tangannya di dada. Dokter dan rey yang melihat perdebatan tersebut hanya terkekeh geli.

"Baiklah tuan saya permisi dulu" kata dokter tersebut kemudian di balas dengan anggukan dan melangkah pergi keluar ruangan tersebut dan di ikuti oleh rey.

Setelah dokter tersebut dan rey keluar varis menutup pintu kembali dan duduk di sebelah gracia.

"Kali ini kita tidak jadi kemana mana sebelum luka mu sembuh" kata varis yang kemudian menatap gracia serius.
"Kau berlebihan ini hanya luka kecil varis" kata gracia. Varis tidak mau berdebat dengan gracia.
"Sekarang istirahatlah aku akan menemanimu di sini" kata varis yang kemudian duduk dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjang tersebut.
"Ini masih pagi varis, aku tidak mungkin bisa tidur jam segini, lagi pula ini luka kecil tidak perlu berlebihan" kata gracia dengan nada sedikit sebal karen perbuatan varis.

Varis hanya diam dan merubah posisinya dari duduk ke berbaring kemudian menghadap ke gracia dan menariknya dalam dekapannya.

"Sudahlah tidurlah" kata varis yang masih memeluk gracia.

Gracia terkejut saat varis memeluknya, jantungnya kini berdegub sangat kencang. Walaupun varis sudah pernah melakukannya namun tetap terasa mendebarkan bagi gracia. Wajahnya kini memerah. Entah kenapa aroma tubuh varis selalu membuat gracia tenang dan nyaman. Gracia tidak berkata apapa lagi karena aroma tubuh laki laki tersebut telah membuatnya terlelap.

Varis yang melihat gadisnya kini sudah tertidur hanya tersenyum dan setelah beberapa saat setelah gracia benar benar berada jauh di alam mimpi varis melepaskan pekukannya dan bangun dari ranjang. Ponselnya bergertar. Varis mengambil ponsel yang ada di dalam sakunya dan di lihatnya di layar ponselnya sebuah notif yang menandakan ada sebuah pesan.
Varis membuka pesan tersebut. Saat varis membaca nama pengirim pesan tersebut wajah varis berubah menjadi raut yang begitu dingin.
Varis membaca pesan tersebut.

Babby kau ada di mana ? Aku mencarimu beberapa hari ini kau kemana ? Kau tidak ada di kantor ? Aku merindukan mu

Ya persan tersebut dari Nathasya yang saat ini berada di london. Varis saat membaca pesan tersebut benar benar merasa jijik dengan gadis itu. Varis tidak berniat untuk membalas pesan tersebut, namun Nathasya menelfonnya setelah mengirim pesan itu. Karena varis tidak ingin gracia bangun karena bunyi ponselnya varis pun mengangkatnya dan berjalan menuju balkon.

"Ada apa ?" tanya varis dengan nada dingin.
"........"
"Aku sedang sibuk" kata varis kemudian mematikan telfonnya dan memasukannya kedalam sakunya.
Varis melihat gracia saat ini sedang gelisah dalam tidurnya. Varis pun bergegas mendekati gracia dan duduk di sebelahnya. Gracia meneteskan air mana dan beberapa jeritan dan rintihan kecil yang menandakan ia sedang bermimpi buruk.
Varis menggenggam tangan gracia dan mengelap keringat yang ada di dahi gracia karena mimpi buruk tersebut.

"Tenanglah grace,,, tenang lah itu hanya mimpi... Ada aku di sini grace tenanglah" kata varis.

------------------------------------------------

Gimana ? Seru ?
Jangan lupa vote (bintang) sama comen ya 😊

Kalau sudah makasih orang baik 😊

The Jerk CEO (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang