Buta?

2.8K 165 1
                                    

Yogi berlari ke arah bagian administrasi. Di sana ia melihat Putra sedang berdiri menyandar di dinding.

"Bos..?!" seru Putra pada bosnya itu.

Wajahnya Yogi sangat angker, ia mendekati pengawal Linda tersebut.

Putra jadi berdiri tegak dan agak mengkerut karena melihat wajah Yogi seperti itu.

"Hmm.. anu bos saya.. " ujar Putra baru mau memulai pembicaraan.

"Apakah babyku baik-baik saja?" tanya Yogi penuh kekhawatiran.

Putra terkejut karena ia tidak tahu kalau teteh Linda punya baby.

"Baby..? Teteh Linda masih di dalam rumah IGD, kalau baby saya belum tahu bos, karena saya tidak tahu kalau teteh mengandung..?" balas Putra dengan pelan.

Yogi menarik napas panjang dan agak kesal. Ia tidak membalas perkataan Putra. Ia langsung berjalan ke arah ruang IGD untuk menunggu di depan pintu saja.

Ia berjalan mondar-mandir di depan IGD, Lalu dua dokter keluar dari ruang IGD, satu dokter Benny satunya dokter Puspa. Kedua wajah mereka mendung.

Yogi memucat karena kedua dokter ini menatap dirinya dengan pandangan yang takut ia artinya.

Yogi mendekati Benny, karena ia kenal dengan dokter ini duluan. Ia menarik lengan dokter tersebut membuat dokter Puspa mengernyit bingung. 

"Bagaimana dengan babyku..?" tanya Yogi parau sambil mengguncang lengan Benny.

Dokter Puspa terkesiap karena merasa lelaki ini duluan menanyakan anak dari Linda daripada ibunya.

"Dia.. untuk sekarang baik-baik saja. Cuma agak lemah karena shock sang ibu tertabrak..." balas Benny pelan.

Yogi bingung dengan ucapan dokter tersebut.

"Apa maksud dokter..? Kenapa dengan baby yang lemah karena shock sang ibu.. ibu.. ibu..?" Yogi melepaskan lengannya Benny seketika dan mundur karena baru paham maksud perkataan lelaki itu.

"Baby..? Real baby..? Bayi..?!" seru Yogi shock membuat orang yang kebetulan lewat di koridor sana jadi terkejut.

Dokter Puspa mendekati Yogi dan berujar pelan di depan lelaki itu.

"Nak.. Linda itu sedang mengandung, kandungannya berusia sekitar satu bulan. Hmm.. apakah kamu tahu hal tersebut..?" tanya dokter Puspa pada Yogi.

Yogi memucat dan diam, istrinya mengandung, mau membawa anak mereka pergi dari Bogor menjauhi dirinya. Ia tidak percaya ini, sang istri mau menjauhkan dirinya dari anak mereka.

"Dokter Puspa, sebaiknya kita bawa pak Yogi ke ruangan kerja dokter saja, saya juga harus menjelaskan sesuatu perihal mata Linda." ujar Benny murung pada dokter Puspa.

Yogi jadi tambah bingung dengan ucapan dokter Benny.

"Kenapa.. kenapa lagi ini.. dokter..?" tanya Yogi tidak paham.

"Sebaiknya kita bicarakan di dalam saja." ujar bu Puspa dengan lembut berusaha menenangkan Yogi yang kebingungan.

Dokter Puspa dan dokter Benny memang pagi ini lagi tugas di rumah sakit pusat kota. Mereka sangat terkejut karena tadi langsung ada pasien masuk rumah IGD karena tertabrak mobil.

Dan lebih terkejut lagi karena yang tertabrak itu ada Linda, orang yang mereka kenal baik.

"Masuklah nak...Hmm.. Yogi bukan..?" ujar bu Puspa lembut dengan kasih sayang. Dokter itu tahu nama Yogi karena Linda merintihkan nama tersebut sebelum wanita itu jatuh pingsan.

Dokter Puspa sangat bingung karena ia tidak tahu kalau Linda sudah menikah, dokter Benny yang menceritakan bahwa Linda ini punya suami. Tapi, dokter Benny tadinya tidak tahu kalau Linda sedang mengandung. Bu Linda berusaha mengingat Linda lagi, karena setahun yang lalu ada wanita yang mirip Linda masuk rumah sakit ini karena mengalami keguguran. Apa wanita itu Linda pikir bu Puspa sambil duduk di kursi.

Dokter Benny duduk di samping Yogi, yaitu di depan meja dokter Puspa, dokter muda itu berwajah murung dan sedih, juga ada kesal karena sang suami yang di sampingnya ini mungkin penyebab wanita yang ia kagumi itu berada di rumah sakit ini. Ia bukannya menyalahkan Yogi, hanya saja wanita yang berbaring di ruang IGD itu awalnya berangkat dengan membawa koper bepergian, koper itu sekarang berada di ruangan bu Puspa ini untuk di simpan. Mau kemana lagi Linda pergi kalau tidak melarikan diri dari sang suami.

"Nak Yogi.. Kandungan Linda sekarang baik-baik saja, walaupun mungkin perlu istirahat yang banyak. Hmm.. hanya saja.. Linda mungkin belum bisa berjalan sepenuhnya karena kaki kiri Linda itu tersenggol depan mobil menyebabkan ada tulang pinggul yang bergeser. Juga.. hmm...ada satu lagi yang harus kamu ketahui nak.. Dokter Benny yang akan menerangkan masalah ini." tutur bu Puspa dengan mata berkaca-kaca, wanita paruh baya itu sepertinya sangat menyanyangi Linda seperti anaknya sendiri. Tri anaknya bu Puspa saja agak bingung kenapa ibunya terkadang suka membicarakan Linda sewaktu mereka makan malam.

Yogi memucat, hatinya seolah terhimpit batu besar. Istrinya mengandung, melarikan dirinya dari, tertabrak mobil, tulang pinggul bergeser dan sekarang apa lagi? batin Yogi panik sambil menatap wajah Benny yang sekarang terlihat sedih dan seolah menyalahkan dirinya karena Linda berada di rumah sakit ini.

Ia mengepalkan kedua tangannya di pangkuan demi tidak meninju wajah dokter tampan ini. Yah.. ia yang salah karena ia tidak segera bertindak untuk membawa Linda ke rumahnya. Ia yang terlalu lamban untuk bergerak meminta wanita itu kembali membina hubungan secara resmi di mata keluarga mereka.

"Apa yang terjadi pada baby dokter.. maksudku pada istriku itu?" tanya Yogi tegang.

Benny menarik napas panjang, ia menoleh ke arah dokter Puspa yang sudah menganggukkan kepalanya untuk memberikan dukungan.

"Begini pak Yogi.. Linda terjatuh dengan posisi wajah membentur aspal, hmm.. " dokter Benny menarik napas lagi seakan dada lelaki itu susah bernapas. Yogi mendengar dengan geram dan ketakutan.

"Lanjutkan dokter..?" desis Yogi sambil mengeratkan kepalan tangannya.

"Karena wajah Linda yang terbentur aspal, ada serpihan tajam aspal yang masuk ke dalam kornea mata.. " dokter Benny jadi berkaca-kaca untuk melanjutkan kata berikutnya.

Dokter Puspa sudah menangis duluan dalam diam.

Yogi jadi gemetaran. Wajahnya mengkerut menahan sakit karena ia bisa menembak kemana arah pembicaraan dokter muda di sampingnya ini.

"Lakukanlah dokter dengan cepat, kalau tidak aku tidak bisa menahan diri dan malah emosi.. " ucap Yogi dengan suara bergetar antara amarah, sedih dan takut.

"Mata Linda.. dia.. hmm.. istri bapak nanti kemungkinan tidak bisa melihat dalam waktu dekat ini." tutur dokter Benny dengan berbisik dan wajahnya menunduk seolah menahan sakit dan sedih. Dokter itu memang bersedih untuk Linda, wanita cantik yang sekarang berbaring lemah tapi berjuang untuk menahan anaknya dengan menggunakan kedua tangan sehingga wanita itu tidak menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan untuk menahan benturan.

Yogi tersandar pucat di kursi, ucapan Benny bagaikan ada petir di siang bolong. Telinganya berdenging seakan belum bisa mempercayai apa yang di katakan oleh dokter tersebut.

"No.. baby.. baby tidak mungkin buta...tidak.. TIDAAAKK..! DOKTER SALAH...!"

****

MENCINTAI JANDAKU?{Geng Rempong : 6}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang