Tertabrak

2.7K 175 0
                                    

Malam sunyi yang sepertinya biasanya di kamar Linda membuat wanita itu tidak bisa tidur kali ini. Suaminya sudah pulang satu jam yang lalu, sekarang jam 10 malam.

Linda bangkit dan mencari surat beserta amplop putih di dalam laci. Linda sudah menuliskan surat ini untuk bu dokter Puspa. Isinya ia meminta resign langsung tanpa menunggu persetujuan dari dokter tersebut. Ia menuliskan kata meminta maaf dengan sangat karena tidak bisa lagi menahan dirinya untuk pergi.

"Maafkan saya bu Puspa, ibu sangat baik padaku."

"Semoga nanti langsung ada orang yang menggantikan bagian pekerjaan saya."

"Saya sudah membereskan semua pekerjaan tadi dengan rapi. Nanti, ketika ada orang yang menggantikan saya maka orang tersebut tidak susah lagi untuk melanjutkan."

Linda bergumam sambil berpikir untuk mengantarkan surat ini besok melalui kurir berbarengan dirinya keluar dari rumah kost ini.

Ia lalu mengusap perutnya yang masih datar sambil bergumam pelan.

"Maafkan ibu yang nak.. kamu baik-baik sekarang di dalam, ibu akan menjaga kamu dengan sebaik mungkin. Ibu tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada kamu nak."

Tangan Linda agak bergetar karena mengatakan hal tersebut. Ia tidak akan membiarkan sang suami membuat hidup mereka berdua di bawah tekanan. Lelaki kaya itu seolah bisa membeli dirinya dengan mudah. Dulu iya, sekarang tidak! batin Linda mengeras.

Ia sebenarnya senang karena sang suaminya tidak mengetahui secara detail perihal keluarganya. Lelaki itu tidak akan bisa mencari jejaknya

"Iya nak.. ayah kamu tidak akan bisa menemukan kita, yahh.. katanya kalau harus mencari agak lama karena ibu juga tidak pernah memberitahukan kepada orang lain dimana rumah nenek kamu berada." lanjut Linda sambil membaringkan tubuhnya di kasur ukuran single tersebut.

Wanita itu dengan tersenyum samar membayangkan akan hidup damai serta tentram di pedesaan. Wanita ini tidak tahu bahwa sang suami mempunyai rekan dan juga penyidik handal untuk mencari Linda dengan mudah.

Linda memejamkan matanya untuk istirahat. Ia besok pagi-pagi harus segera keluar dari rumah kost ini. Rumah ini akan habis masa kontraknya bulan depan. Ia sudah melunasi pembayaran dari tahun lalu. So, ia tidak ada hutang dan beban moral kepada tuan rumah ini. Ia sudah meninggalkan juga surat untuk tuan rumah kost ini jika sebulan kemudian datang ke rumah ini.

Linda relaks, ia mengambil bantal guling untuk dipakai pada punggung belakangannya. Ia ingin bersandar karena sangat mengantuk.

***

Pagi hari datang dengan cepat, Yogi gelisah, ia terbangun karena sepertinya ada seseorang yang berteriak memanggil namanya.

"Baby..?!" teriak Yogi sambil terbangun dengan keringat dingin di dahinya.

Jantung Yogi berdebar-debar sangat kencang. Ia sampai mengusap-usap dada itu.

Yogi beringsut bangun dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan wajah. Jam di dinding menunjukkan pukul 7.

"What..?!"

"Jam 7..? Aku pasti telat ke kantor.. "

Yogi mengoceh sendirian sambil mengambil sikat gigi berikut pasta gigi. Lelaki itu menyikat giginya dengan pelan. Otaknya berusaha mencerna kenapa hatinya gelisah dan jantungnya masih berdebar-debar.

Yogi menyelesaikan urusannya dengan wajah dan mulut, ia langsung masuk ke shower dan mandi dengan air hangat. Ia mandi cepat-cepat karena pikirannya terus mengarah ke sang istri.

Yogi keluar dari shower setelah mandi ala kilat. Lelaki itu mengambil pakaian setelan kerja. Setelah selesai memakai pakaian, Yogi keluar dari kamar tidur dan mengambil handphonenya. Ia melihat ada panggilan tidak terjawab selama 20 kali berikut dengan pesan dari sang pengawal pribadinya Linda.

Tangan Yogi gemetaran karena berusaha menekan nomor handphone milik sang pengawal. Ia langsung menekan dial dan menunggu, ia tidak mau membaca pesan dari lelaki itu. Ia hanya ingin cepat jelas.

"Halo..?! Ada apa..?" tanya Yogi dengan was-was.

Si pegawal pribadi Linda mengatakan sesuatu yang membuat jantung Yogi berhenti berdetak dan kakinya tiba-tiba gemetaran juga.

"Itu tidak mungkin.. kamu berbohong kepada saya ya! Apa kamu mau mengatakan lelucon pagi-pagi. Tidak.. tidak mungkin..! Istriku tidak mungkin tertabrak mobil.. tidak.. baby.. baby..!" Yogi berteriak sambil berlarian mencari kunci mobil dan keluar dari rumah.

Yogi mendengarkan suara pengawal pribadi Linda menggunakan speaker. Ia memang menugaskan sang pengawal untuk start mengawasi dari jam 6.30 pagi sampai jam 4.30 sore. Dan ini kejadian kata Putra, si pengawal tersebut sekitar jam 6.45 pagi.

Yogi tanpa sadar sudah berkaca-kaca. Putra menuturkan bahwa, Linda membawa tas bepergian sewaktu keluar dari rumah kost tersebut.

Wanita itu menggeret kopernya yang terlihat berat mengarah ke depan jalan besar seolah menunggu mobil jemputan. Putra lalu menjelaskan bahwa ada mobil yang berbelok dari taman jogging di depan rumah kost Linda mengarah ke depan jalan besar tersebut. Mobil itu sepertinya agak tidak stabil berjalan, kemungkinan besar yang mengendarai sedang mabuk. Linda yang sedang berdiri di pinggir kanan juga tidak menoleh lagi ke belakang untuk melihat mobil tersebut sudah melaju dan menyenggol sisi kiri tubuh Linda.

Kepalanya Linda terjerebab ke depan, kedua tangan wanita itu memegangi perut seolah menahan sesuatu.

Ada seorang ibu yang kebetulan keluar dari rumah untuk membeli sesuatu di warung langsung menjerit meminta tolong pada warga sekitar. Mobil yang menabrak itu stop dan ada warga laki-laki mengemudikan mobil tersebut dengan membawa Linda ke rumah sakit pusat kota.

"Maaf pak bos, saya sudah berlarian untuk memanggil teteh Linda, sepertinya wanita itu tidak mendengarkan saya. Saya salah karena tidak membuntuti dengan dekat. Saya tidak menyangka bahwa mobil itu akan menabrak teteh karena jalanan cukup lebar."

"Aku akan membuat orang yang menabrak itu membayar semua kelalaian dalam berkendaraan dan jika orang yang mengemudi itu di nyatakan mabuk, maka habislah riwayat orang itu." tutur Yogi dengan suara mematikan.

Hatinya sedih karena sang istri ternyata ingin melarikan diri darinya. Ia langsung sadar karena setelah kejadian kemarin, wajar saja sang istri ingin menjauh darinya. Ia lelaki yang hanya bisa memakai saja dan tidak mau menyanyangi wanita itu.

"Pak bos.. maaf.. saya harus cepat-cepat ke bagian administrasi, ini ada dokter yang bernama Vidi mengatakan saya harus menandatangani surat pernyataan bahwa teteh harus di rawat di sini." ujar Putra sambil mengucapkan salam untuk mengakhiri percakapan.

Yogi memacu mobilnya dengan cepat, ia sangat kalut. Ia penyebab ini semua. Ia yang menjadikan istrinya ini seperti hanya sebuah benda. Ia yakin istrinya pasti beranggapan seperti itu, sehingga Linda harus pergi dari Bogor tanpa pamit dan entah kemana tujuan wanita tersebut jika berhasil kabur.

"Baby.. tunggulah aku.. aku akan berubah.. aku sangat peduli sama kamu.. aku.. aku.. " Yogi tidak sanggup untuk berkata lagi. Kerongkongannya serat dan terasa sulit untuk menelan air ludah. Matanya kabur oleh air mata.

Yahh.. penyesalan memang selalu di akhir bukan batin Yogi yang jahat berbisik. Yogi tambah sedih sendirian sambil masuk ke depan parkir mobil rumah sakit.

****


MENCINTAI JANDAKU?{Geng Rempong : 6}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang