Makan Siang

2.4K 144 2
                                    

Semua orang sedang menikmati makan siang bersama. Dokter Benny telah selesai memeriksa keadaan matanya Linda.

Linda tadi memang sedikit memaksakan agar dokter Benny ikut makan siang. Ya sekalian silaturahmi dan berkenalan dengan teman-teman dari sebelah suaminya.

Dan sekarang dokter Benny duduk dengan keluarga Yogi yang sangat super ramah juga agak berisik apalagi dengan seorang lelaki yang super tampan sedang menjahili kakak iparnya lelaki itu sendiri walaupun sedang menyuap nasi.

"Sudahlah Aa.. tuh dokter Benny jadi bingung karena kalian berdua sepertinya selalu mau bercakar-cakaran." ujar Amel sambil menyenggol lengan suaminya.

Syarif hanya nyengir saja ketik istrinya ini memperingati dirinya untuk tidak menganggu Haris yang sedang makan. Ia memang suka sekali usil dengan Haris. Entahlah, sepertinya sudah menjadi kebiasaan dirinya untuk mengolok mantan pak polisi itu.

"Iya atuh akang, kenapa kalian suka sekali sih bertengkar?" tanya Janet dengan penasaran.

Haris pun hanya nyengir karena perkataan istrinya.

Benny mengamati lelaki berwajah dingin yang duduk di sebelah wanita langsing dan cantik tersebut. Lelaki itu ekspresi wajahnya akan berubah jika sudah memandangi wajah sang istri, seolah wanita itu sudah menjadi tombol bahagia bagi lelaki itu. Ya.. seperti tombol bahagia batin Benny terpesona.

Linda senang sekali dengan keadaan ini. Inilah keluarga dan para teman dari suaminya. Ia juga suka sekali ada dokter Benny yang ikutan makan siang. Lelaki itu agak bingung dengan sepupunya Yogi yang selalu di jahili oleh Syarif.

"Hmm.. dokter.. makanlah dengan banyak. Kami masak sudah dengan susah payah loh.. " ujar Amel pada dokter Benny.

"Iya.. baiklah.." balas Benny lembut pada Amel.

Syarif melotot karena suara lembut Benny membalas perkataan istrinya. Lelaki itu seolah tidak mau kalah Benny bermanis-manis pada Amel.

"Iya atuh dokter.. kami suka sekali dengan lelaki yang makan banyak, biar tenaga kalian kuat serta prima. Iya kan akang?" tanya Janet pada sang suami sambil mengelus kaki suaminya di bawah meja menggunakan telapak kaki langsing wanita tersebut.

Haris menjadi merinding karena tangan yang berada di dekat kaki, tepatnya mengelus paha keras miliknya. Haris menoleh pada sang istri dengan pandangan yang bisa membuat seseorang takut, tapi istrinya malah nyengir saja sambil tangannya merambat untuk meraba tubuh kekasihnya dari balik celana panjang yang dipakai Haris.

Haris terlonjak dari kursi, dengkulnya membentur meja membuat semua orang menoleh penasaran.

"Ada apa bro?" tanya Syarif sambil mengamati mata Haris yang membara kala lelaki itu menatap sang istri.

Haris mengeram saja merespon pertanyaan Syarif.

"Oohh.. ada kucing yang mau minta makan ya.. meeeoonggg.. pussss...?!" lanjut Syarif dengan makna ganda membuat Haris tambah kesal.

"Diam kamu Arif..?! Kalau tidak aku sumpal dengan ayam goreng ini!" ancam Haris pada adik iparnya itu.

Yogi yang mengerti maksud Syarif jadi tertawa senang. Ia suka sekali gaya Syarif ini pada Haris. Lelaki itu bisa membuat suasana hati orang menjadi riang. Tapi, bagi siapa yang tidak menjadi korban keusilan lelaki ini.

Benny yang tidak paham dengan ocehan Syarif hanya diam dan melanjutkan makan sambil menatap wajah Linda yang sumringah di samping sang suami yang sedang tertawa.

Janet sih terlihat tenang saja karena suaminya agak kesal. Ini malah membangkitkan semangat dirinya karena suaminya ini pasti balas dendam dengan apa yang ia kerjakan dibawah meja ini. Tangannya masih nempel di tempat suaminya yang berdenyut-denyut mengenai telapak tangan bawah kirinya. Ia suka sekali dengan prince batin Janet sambil mendesah karena mau makan penutup yaitu sang suami. Mereka di rumah Yogi sampai sore, jadi setidaknya ada sesi istirahat di salah satu kamar tamu di rumah cukup besar ini. Nah, inilah kesempatan dirinya untuk menikmati suaminya nanti.

"Kamu akan menerima balasan dariku princess.. kamu sudah membangunkan prince duluan, angkat tangan cantik kamu itu sayangku.. " bisik Haris di dekat kepala Janet dengan mendesis karena tangan istrinya bukan menjauh tapi malah meremas.

"Princessss...?!" suara Haris terdengar seperti geraman harimau mau kawin.

Janet memonyongkan mulut seksinya dengan kesal. Lalu, wanita ini mengangkat tangannya dari tubuh suaminya yang panas dan pindah ke paha milik Haris saja.

"Dasar perusak kesenangan." bisik Janet di leher suaminya.

Amel tersenyum kecil melihat istri kakaknya itu membuat sang suami keki. Ia sangat menyayangi Janet, wanita ini pusat kehidupan kakaknya. Dulu, ketika kakaknya hancur karena mengetahui sang istri tertembak lalu 'meninggal'. Kakak Amel ini sangat hancur dan tidak terkontrol. Namun, sekarang kakaknya terlihat sangat bahagia ya walaupun agak kesal karena di ganggu Janet pikir Amel suka.

Linda mendekati leher suaminya dengan pelan.

"Akang.. kenapa akang Haris terlihat sangat seram ya sekarang..?" tanya Linda penasaran karena wajahnya Haris mengkerut seolah marah.

Yogi melihat Haris yang memang mengkerut tapi lelaki itu tidak marah melainkan bergairah malah sangat bergairah kalau dilihat dari mata Haris yang menatap istrinya seolah wanita di sampingnya itu makanan lezat.

"Itu bukan marah baby, tapi Haris mau melahap istrinya di meja makan kita ini kalau kita tidak ada di sini." balas Yogi sambil berbisik di dekat telinga istrinya. Ia jadi menjilat telinga istrinya yang terlihat sangat seksi ini.

Linda terlonjak dari kursi karena jilatan tersebut.

"Wo.. wo.. kenapa semua orang jadi ingin melahap ya..?" suara Syarif terdengar untuk mengolok Yogi.

Yogi melotot pada Syarif karena ocehan lelaki itu di tujukan pada dirinya. Syarif terkekeh saja, kali ini istrinya lelaki jahil ini mendaratkan tangannya yang ramping di soldier milik suaminya membuat Syarif langsung tersedak oleh tertawa milik lelaki itu sendiri. Tangan Amel meremas memperingatkan sang suami untuk diam kali ini.

Syarif memang diam kali ini, wajah lelaki itu terlihat merona seketika karena ulah tangan istrinya.

"Angkat tangan kamu itu kitten.. kalau tidak, aku akan mengangkat kamu ke atas meja makan ini dan melanjutkan apa yang sudah kamu mulai ini." ancam Syarif dengan suara berbisik.

Amel langsung menarik tangannya dan terkesiap karena mendengar ancaman suaminya.

Kali ini Benny paham kenapa semua orang di meja makan ini tertawa  ataupun mengeram, itu semua karena para suami sedang di kerjain sang istri. Kontan saja wajahnya memerah dan panas. Ini makan siang atau mau menyantap makan siang sih? batin Benny keki, ia beringsut untuk meredakan tubuhnya yang tiba-tiba ikut memanas karena bisa menebak kemana tangannya Janet dan Amel tadi hinggap.

Makan siang kembali di lanjutkan, tapi kali ini lebih tenang karena semuanya sudah bisa menguasai diri mereka.

Setelah mereka selesai makan siang, masing-masing dari pasangan Haris dan Syarif langsung menarik istrinya mereka untuk di bawa ke kamar tidur tamu. Benny sudah bisa menebak arah jalur pikiran para pria yang sudah beristri itu. Mereka berdua pasti mau membalas perbuatan istri mereka tersebut.

Pipi Benny memerah, ia menoleh ke arah Yogi yang mengangkat alis seolah tahu kalau dirinya berpikir agak panas tentang pasangan suami istri itu.

Benny menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. Sepertinya ia harus segera mencari calon istri supaya gejolak manusiawi dirinya ini segera surut.

"Dokter Benny, hmm.. kalau mau istirahat dulu silahkan. Saya juga mau istirahat sebentar. Kaki saya agak lelah." ujar Linda pada dokter muda tersebut.

Yogi langsung bereaksi ketika mendengar istrinya bilang lelah, ia mengangkat dengan mudah Linda.

"Apa kamu lelah baby, ayoo kita ke kamar dulu.. dokter, kamu silahkan istirahat saja. Aku dan istriku ini mungkin sekitar satu jam lagi baru turun, hmm.. btw, thanks ya dok.. " ucap Yogi pada dokter muda itu.

****

MENCINTAI JANDAKU?{Geng Rempong : 6}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang